Ambon, 5/2 (Antaranews Maluku) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Maluku fokus melakukan pengawasan pangan anak sekolah di provinsi Maluku.

"Selain mengawasi pengan kadaluwarsa, kosmetik dan obat-obatan kami juga fokus mengawasi pangan anak sekolah, karena masih ditemukan pangan anak sekolah dasar yang tidak sehat khususnya pada minuman yang tercemar mikroba," kata Kepala BPOM Ambon, Sandra Linthin, Senin.

Menurut dia, pegawasan yang dilakukan di tahun 2017 jumlah pangan anak sekolah yang Tidak Memenuhi Syarat (TMS) semakin menurun menjadi hanya 33 persen, tertinggi masih berada pada cemaran mikroba dalam minuman, kemudian penggunaan pengawet dan pemanis buatan.

Hasil evaluasi BPOM Maluku menemukan bahwa masalah cemaran mikroba bersumber dari air yang digunakan untuk membuat minuman dan es batu yang tidak berasal dari air matang.

"Yang masih sangat memprihatinkan adalah bahwa salinitasnya masih bermasalah, tapi memang untuk khusus cemaran mikroba memang agak sulit, karena untuk mengubah perilaku juga agak sulit," katanya.

Hal ini kata Sandra, berbeda dengan bahan kimia berbahaya seperti Rhodamin B atau pewarna tekstil yang mudah diketahui secara kasat mata.

"Untuk mengetahui jajanan atau minuman tercemar mikroba, menggunakan pengawet dan pemanis buatan melebihi ambang batas hanya bisa melalui pengujian laboratorium," ujarnya.

Ia menjelaskan, hasil pengawasan yang dilakukan lebih baik dibandingkan selama tahun 2011 hingga 2014, sedikitnya ada 44 persen jajanan anak SD masih (TMS) kesehatan, baik dari segi kandungan mikroba, penggunaan bahan kimia berbahaya, pengawet dan pemanis buatan yang melebihi ambang batas.

"Setelah dilakukan metode Intervensi A, B dan C, berupa komunikasi informasi dan edukasi (KIE) di sekolah-sekolah dan penjual jajanan, mengambil sampel langsung di lapangan untuk uji mikroba, juga membagikan liflet dan brosur, jumlah tersebut terus menurun," tandasnya.

Pihaknya akan menerapkan sanksi jika menemukan jajanan anak yang TMS adalah melakukan KIE kepada penjualnya, membuat surat pernyataan untuk tidak mengulanginya lagi di kemudian hari, dan memberitahukan pihak sekolah setempat agar lebih waspada.

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018