Ambon (ANTARA) - Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Maluku melakukan uji sampel takjil buka puasa untuk mengantisipasi kemungkinan adanya produk mengandung berbahan bahaya.
Kepala BPOM Maluku Hermanto, mengatakan, sebanyak 25 sampel dibeli di tiga lokasi berbeda di Kota Ambon yakni Waihaong depan Masjid Alfatah, Batu Merah dan Wayame, hasil pengujian dinyatakan negatif dari bahan berbahaya.
"Dari 25 sampel untuk metanil yellow dan formalin diuji di mobil laboratorium keliling dan hasilnya semua negatif dari bahan berbahaya," katanya di Ambon, Jumat.
Ia menyatakan, metode pengujian sampel menggunakan sistem rapid test kit atau pengujian cepat untuk menguji reaksi kimia yang terkandung dalam makanan. Waktu pengujian untuk rhodamin B reaksinya bisa diketahui dalam waktu lima menit.
Baca juga: Dinkes Ambon imbau warga selektif beli takjil
Selain menguji bahan berbahaya yang terkandung dalam makanan, pihaknya akan menindaklanjuti dengan melakukan pengujian mikrobiologi di laboratorium mikrobiologi BPOM.
Pengujian mikrobiologi dilakukan untuk mengetahui higienis dan sanitasi dari pangan yang dijual pedagang takjil. Hasil pengujian tersebut akan diketahui hasilnya selama lima hari ke depan.
"Pengujian di laboratorium mikrobiologi BPOM dibutuhkan masa inkubasi selama lima hari, sehingga kita akan mendapatkan hasil," katanya.
Ia menambahkan, pihaknya juga akan melakukan pengujian takjil di empat kabupaten dan kota lainnya di Maluku diantaranya Kabupaten Maluku Tengah, Maluku Tenggara, Kota Tual, Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur, dan Buru.
"Uji sampel tidak hanya fokus di Kota Ambon tetapi juga kabupaten dan kota lainnya di Maluku, untuk memastikan keamanan takjil yang dikonsumsi oleh masyarakat saat bulan Ramadhan," katanya.
Baca juga: BPOM Ambon temukan bakteri E Coli dalam makanan takjil Ramadhan
BPOM Maluku uji sampel takjil berbuka puasa
Sabtu, 25 Maret 2023 5:05 WIB