Ambon (ANTARA) - Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Ambon menurunkan tim untuk memeriksa produk yang diduga menjual makanan kadaluarsa pemicu kasus diare di Pulau Rhun, Kecamatan Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah.
“Kami akan menurunkan tim untuk memeriksa produk kadaluarsa yang dijual di belasan kios di Pulau Rhun, selanjutnya hasil pemeriksaan akan disampaikan,” kata Kepala BPOM Ambon, Tamran Ismail, di Ambon, Selasa.
Pihaknya menerima laporan dari tim kesehatan Kabupaten Maluku Tengah, yang menemukan sejumlah bahan pangan yang dijual di kios di Pulau Rhun, Kecamatan Kepulauan Banda, terbukti kedaluwarsa.
“Kami akan cek langsung, seharusnya tim berangkat hari ini tetapi terkendala angkutan transportasi ke Pulau Banda sehingga dijadwalkan pada Kamis (17/5),” katanya.
Sebelumnya, Camat Banda, Handayani Hassannusi melaporkan puluhan warga pulau Rhun mengalami diare, setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim ditemukan belasan kios di Pulau Rhun menjual makanan kemasan hingga bumbu dapur kedaluwarsa.
“Dari 16 toko ditemukan 10 toko yang menjual berbagai macam bahan makanan pokok yang sudah kedaluwarsa," katanya.
Baca juga: BPOM Ambon sosialisasi mekanisme penanganan kejadian luar biasa keamanan pangan
Beberapa warga, katanya,membeli bahan makanan pokok di kios yang menjual barang kedaluwarsa, yang telah habis masa penggunaan pada 2023, 2024, dan awal 2025.
“Petugas saat melakukan pemeriksaan ditemukan produk makanan dan minuman seperti susu, jajanan anak- anak, bumbu masak, dan minuman yang telah kadaluarsa. Produk tersebut langsung disegel dan diserahkan pemilik kios ke pihak desa,” katanya.
Kepala Desa di Pulau Rhun, Salihi Surahi menjelaskan, penjual rata-rata tidak mengetahui barang jualan telah masuk masa kedaluwarsa.
“Ada kemungkinan penjual yang lalai dan tidak teliti mengecek tanggal kedaluwarsa sebelum membeli. Beberapa kios juga dicurigai menjual stok lama yang belum laku,” katanya.
Pihaknya belum bisa memastikan apakah warga yang diare tersebut terbukti mengonsumsi makanan kedaluwarsa dari kios atau tidak.
Hingga kini, pihak desa, camat, dan tim kesehatan masih melakukan pemeriksaan dan pengembangan untuk memastikan penyebab diare.
Tercatat sebanyak 46 kasus diare yang menimpa warga di Pulau Rhun, sejak Jumat (11/4).
Baca juga: BPOM bersama Pemkot Ambon advokasi program keamanan pangan terpadu