Ambon, 16/3 (Antaranews Maluku) - Transaksi emas di pinggir jalan yang dilakukan para pedagang di kawasan pertokoan Ambon Plaza (Amplaz) maupun Tanah Tinggi, depan kantor Pegadaian Cabang Ambon masih sepi.

"Belum ramai Abang, masih sepi, kecuali menjelang hari-hari keagamaan seperti menjelang bulan puasa maupun idul fitri," kata Udin, pedagang emas di emperan toko Pelangi, Jalan Latuharhari.

Ia mengaku sejak pagi belum ada warga masyarakat yang melakukan transaksi baik membeli maupun menjual.

"Pokoknya sejak awal Maret ini masih sepi, bahkan empat hari belakangan ini baru berhasil menjual empat gram emas dalam bentuk cincin, tapi hari ini belum ada transaksi," katanya.

Nanti kita lihat menjelang bulan puasa nanti, pasti ada perubahan dan itu berlangsung setiap tahun, bukan saja menjelang bulan puasa, lebaran, tetapi juga menjelang Natal dan memasuki tahun baru.

"Momen-momen seperti itu ada saja masyarakat yang datang untuk membeli dan ada yang menjual guna mendapatkan uang tunai untuk keperluan di rumah," ujarnya.

Kalau sekarang ini teman-teman kita yang mendapat rejeki hanya mereka yang berprofesi tukan solder, sebab ada saja warga yang datang memperbaiki barang emas yang rusak.

Dia menjelaskan, biaya solder satu titik Rp20.000, tergantung tingkat kerusakan, ada yang patah dan ada yang putus.

"Jadi kalau ada kerusakan yang berlebihan kita harus sepakat dulu sebelum dilakukan solder, sebab kalau rusaknya banyak harus ada penambahan emas juga, itu berarti bayarannya berkisar antara Rp25.000 hingga Rp30.000 /titik," katanya.

Harga emas sejak beberapa bulan belakangan ini di toko-toko perhiasan di Kota Ambon Rp580.000/gram. Jadi harus diperhitungkan baik-baik karena itu emas yang dibelinya dari masyarakat juga tergantung dari tingkat kerusakan.

"Kalau banyak yang putus atau emasnya sudah lama berarti harganya Rp360.000 hingga Rp390.000/gram. Kelihatan masih bagus Rp400.000/gram," katanya.

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018