Ambon (ANTARA) - Transaksi emas di pedagang pinggiran jalan pertokoan Ambon Plaza maupun di depan Kantor Pegadaian Kota Ambon, Maluku, hingga kini sepi pengunjung.
"Sepi tidak ada pengunjung yang datang untuk melakukan transaksi jual atau membeli perhiasan emas, dan kondisi ini sudah terjadi sejak awal penerapan PSBB transisi," ujar Uji, pedagang emas di atas trotoar pertokoan, kawasan Ambon Plaza, Maluku, Rabu.
Ia mengakui, selama PSBB, ara pedagang seperti dirinya tidak melakukan aktivitas, dan baru mulai dagang setelah PSBB transisi baru.
"Ada juga beberapa teman yang sudah membuka tempat usahanya tetapi belum pajang barang mas yang akan dijual. Pokoknya sepi sekali, pengunjung saja tidak terlihat apalagi yang datang untuk menjual maupun membeli," kata Uji, yang selama ini bermukim di kawasan Desa Batu merah.
Kondisi ini, kata dia, menyebabkan harga patokan pembelian emas dari warga yang datang untuk jual atau yang mau membeli belum ada. Apalagi harga emas di toko naik cukup tinggi hingga mencapai Rp870.000/gram.
Imbasnya, harga emas di pedagang pinggir jalan pun naik di tengah lesunya ekonomi keluarga akibat pandemi COVID-19.
"Buka usaha apa saja untuk mendapatkan sedikit rejeki saja agak sulit, warga umumnya takut keluar rumah guna menghindari wabah COVID-19. Jadi kami hanya punya harapan pada warga yang mungkin butuh uang dan ingin menjual perhiasan emas," katanya.
Munir, pedagang yang lain, ketika dikonfirmasi juga mengatakan hal yang sama.
"Kalau ditanya terkait dengan transaksi yang dilakukan sebelum virus Corona harga emas perhiasan yang ditawarkan kepada para pembeli sekarang ini Rp700.000/gram, setelah melalui proses penyucian, jadi harga di bawah harga toko emas," ujarnya.
Harga emas di toko toko perhiasan di Ambon mencapai Rp850.000/gram sebelum naik sekarang ini Rp870.000/gram, belum tentu masyarakat mau membeli, apalagi situasi dan kondisi di tengah merebaknya wabah virus corona.
Sedangkan kalau harga beli emas dari masyarakat tergantung barang yang mereka jual, yang masih utuh dipatok Rp600.000/gram, sedangkan yang sudah rusak bervariasi tergantung barang mulai dari Rp 550.000 hingga Rp570.000/gram.
"Sedangkan untuk melakukan perbaikan pembayarannya sesuai dengan tingkat kerusakan, jadi di patok Rp20.000/titik setelah di solder, hanya saja sekarang ini teman-teman yang selalu melakukan solder tidak beraktivitas," kata Munir.