Tual, 23/3 (Antaranews Maluku) - Pemerintah saat ini sedang gencar membangun perikanan tangkap di Indonesia kawasan timur, kata Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sjarief Wijaja di Tual, Jumat.

"Khususnya di Maluku dan Papua," katanya.

Sjarief berada di Tual dalam rangka meninjau Pelabuhan Perikanan Nusantara Kota Tual yang dijadikan sebagai pelabuhan ekspor. Ia datang bersama perwakilan dari PT Pelindo, PT. Perinusa dan PT. Pelni.

Menurut Sjarief, dalam rangka membangun perikanan tangkap di Indonesia kawadan timur, maka pembangunan SKPT (Satuan Kerja Perikanan Tangkap) di Saumlaki, Maluku Tenggara Barat dan SKPT Marauke di Papua terus dikembangkan.

"Kami akan terus bangun SKPT Marauke dan Saumlaki sampai bagus dan fasilitas yang dibutuhkan terpenuhi. Saya akan monitor perkembangannya sehingga pemanfaatannya makin optimal untuk menggerakkan perikanan di Maluku dan Papua", katanta.

Sjarief mengungkapkan, tahun 2017 nelayan Maluku telah mendapatkan bantuan dari KKP berupa paket API (alat penangkap ikan) ramah lingkungan, kapal penangkap ikan, serta fasilitasi permodalan bekerja sama dengan BRI dan BPAN.

Target tahun 2017, API ramah lingkungan disalurkan sebanyak 98 paket senilai Rp1,07 miliar.

API itu jenis gillnet permukaan, gillnet dasar, pole dan line, rawai dasar, pancing tonda, dan handline, diserahkan kepada Koperasi Cakalang Indah Koperasi Nelayan Mina Malheno dan Koperasi Futar Laut.

Selain itu, kapal penangkap ikan sebanyak 114 unit, dengan rincian kapal ukuran 5 GT, 10 GT, dan 20 GT senilai Rp17,6 miliar.

Di samping bantuan kapal penangkap ikan, nelayan juga menerima pas kecil, gloss akte, dan surat ukur.

Sjarief berharap semua bantuan yang diberikan itu dapat dimanfaatkan dengan baik, mengingat Maluku adalah tempat yang penuh dengan kekayaan laut, sehingga pasti memberikan nilai tambah untuk meningkatkan pendapatan nelayan di provinsi ini.

"Tapi jangan lupa pesan Ibu Menteri, nelayan jangan sampai lupa kelestariannya," katanya, seraya memastikan bantuan akan juga disalurkan pada tahun 2018 dan tahun-tahun berikutnya.

Ia lebih jauh mrngatakan bahwa KKP bersama Komisi IV DPR RI berkomitmen untuk fokus memberikan bantuan bagi nelayan di Maluku dan Papua.

Sebelumnya, Direktur Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan, Agus Suherman mengatakan KKP akan terus membantu nelayan Maluku dalam meningkatkan pendapatan, apalagi daerah ini merupakan lokasi strategis karena potensi ikan yang melimpah.

"Dengan wilayah yang dikelilingi lautan dan kekayaan alam laut yang berlimpah, pastinya nelayan Maluku sudah teruji fisiknya dalam melaut. Apalagi ditambah bantuan dari KKP, pasti jadi tambah giat dan semangat melaut. Pesan saya, pergunakan bantuan KKP dengan baik, supaya hasilnya dapat nilai jual yang tinggi," katanya.

Menurut Agus, nelayan juga difasilitasi dengan bantuan permodalan dari BRI, dimana tahun 2017 total realisasi outstanding kredit nelayan perikanan tangkap mencapai Rp46.06 miliar dengan jumlah calon debitur sebanyak 2.413 orang yang diberikan untuk kredit usaha rakyat (KUR) dan komersial.

Sementara untuk jaminan asuransi, sepanjang 2017 jumlah realisasi di Maluku dari target 4.950 orang terelisasi 8.479 orang dengan total nilai premi sebesar Rp1,38 miliar.

Pewarta: Siprianus Yanyaan

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018