Ternate, 29/3 (Antaranews Maluku) - Dinas Penindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku Utara terus melakukan berbagai upaya untuk bisa mengekspor langsung komoditas perkebunan, terutama komoditas unggulan di daerah seperti cengkih, pala dan kopra.

"Malut memiliki potensi besar komoditas cengkih, pala dan kopra, tetapi selama ini hanya diantar-pulaukan ke provinsi lain, padahal pangsa pasarnya di luar negeri sangat luas,"kata Kepala Disperindag Malut, Asrul Gailea di Ternate, Kamis.

Khusus untuk komoditas kopra, beberapa tahun lalu sudah sempat diekspor dari Malut dengan tujuan Fhilipina 1000 ton per bulan, tetapi kemudian terhenti karena perusahaan yang mengimpornya di Fhilipina tidak lagi mengajukan permintaan ekspor.

Menurut dia, upaya yang dilakukan untuk bisa mengekspor langsung komoditas perkebunan dari Malut, di antaranya berkordinasi dengan para pengusaha diberbagai negara, seperti Eropa untuk mengimpor langsung komoditas perkebunan, khususnya cengkih dan pala dari Malut.

Selain itu, membenahi berbagai infrastruktur penunjang di Malut, seperti pelabuhan dan karantina agar para pengusaha tertarik untuk mengekspor langsung komoditas perkebunan di daerah ini.

Para petani di Malut, kata Asrul Gailea, juga terus didorong untuk menghasilkan komoditas perkebunan yang berkualitas dan sesuai dengan standar pasar internasional, karena hanya komoditas yang seperti itu bisa diminati di pasar ekspor.

Khusus untuk komoditas kopra, petani diimbau untuk mengubah proses pengolahan kopra dari pengasapan ke penjemuran, karena dipasar ekspor lebih menyukai kopra berwarna putih, yang umumnya dihasilkan dari proses penjemuran.

Ia menambahkan, Disperindag Malut juga terus mengupayakan komoditas unggulan lainnya daerah ini seperti komoditas perikanan untuk bisa diekspor langsung dari Malut, karena selama ini ekspornya lebih banyak dilakukan di provinsi lain, seperti Sulawesi Utara dan Jawa Timur.

Komoditas Malut selama ini selalu diekspor langsung dari daerah ini adalah hasil tambang, berupa biji nikel sejak setahun terakhir sudah pula feronikel setelah beroperasinya pabrik pengolahan nikel di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018