Jeruk kisar yang merupakan salah satu buah endemik dan hanya dikembangkan warga di Pulau Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), membanjiri pasaran Kota Ambon dan sekitarnya. Pantauan ANTARA, puluhan ribu buah jeruk kisar diantarpulaukan warga dari daerah perbatasan dengan negara tetangga Timor Leste dan Australia itu ke Kota Ambon dengan menggunakan KM. Pangrango milik PT. Pelni dan bersandar di pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Rabu petang. Para buruh pelabuhan terlihat sibuk menurunkan ribuan karung berisikan jeruk kisar yang oleh Kementrian Pertanian telah ditetapkan sebagai salah satu buah unggulan Maluku dan hanya bisa berkembang di Pulau Kisar yang selama ini dikenal sebagai wilayah tandus itu. Tumpukan karung berisi jeruk berkulit tebal itu yang sudah diturunkan para buruh pelabuhan dari KM. Pangrango itu, terlihat memenuhi sebagian besar areal dermaga Yos Sudarso. Tumpukan karung juga terlihat memenuhi hampir semua geladak kapal hingga ke bagian luarnya, di mana selain diangkut buruh, warga juga menurunkannya dengan tali dari atas geladak kapal. Salah seorang warga Kisar, Semmy Letelay saat dijumpai di pelabuhan Yos Sudarso, mengaku, membawa sedikitnya 8.000 buah jeruk kisar yang dikemas dalam 80 karung plastik dari kampung halamannya untuk dijual di Kota Ambon. "Semuanya akan dijual di Ambon dan hasilnya untuk membantu biaya sekolah tiga anak saya serta untuk kebutuhan hidup sehari-hari," katanya. Dia mengakui, saat ini warga Kisar sedang panen jeruk berkulit tebal itu, di mana musim tahun ini hasil panennya berlipat ganda. "Panennya hanya sekali dalam setahun dan tahun ini hasil panennya mencapai tiga kali lebih banyak dibanding musim panen tahun sebelumnya," katanya. Sebanyak 8.000 buah jeruk yang dibawa untuk dijual ke Ambon itu menurut Semmy, baru merupakan hasil panen 10 pohon jeruk miliknya, sedangkan keseluruhan pohon jeruk yang dikembangkannya sebanyak 30 pohon. Dia mengakui, membayar para buruh Rp4.000 per karung untuk menurunkan semua jeruk kisarnya dari atas kapal putih itu, setelah menempuh tiga hari perjalanan dari Kisar. Menurut Semmy, dia juga harus membayar Rp10.000 per karung kepada anak Buah kapal (ABK) KM Pangrango, agar semua jeruk hasil panennya itu bisa terangkut ke kapal, di samping membayar Rp1.000 per karung kepada pihak Syahbandar Kisar. Sedangkan jasa pengangkutan di Pulau Kisar ke kapal, dia juga harus membayar Rp4.000 per karung. Tanaman yang telah dikembangkan sejak tahun 1970-an itu, merupakan mata pencarian utama, di mana jika belum waktu musim berbuah dan panen, ia harus mengolah kebun dan bercocok tanam. "Jeruk kisar ini menjadi mata pencarian unggulan masyarakat di Pulau Kisar, di mana seluruh hasil panennya langsung dibawa untuk dijual di Ambon. Kalau waktu perjalanannya dari Kisar-Ambon terlalu lama maka resikonya banyak jeruk yang busuk," ujarnya. Ribuan jeruk kisar itu akan dijual di Kota Ambon dengan harga Rp10.000 per lima buah.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010