Ambon, 20/6 (Antaranews Maluku) - Arus balik antarpulau melalui pelabuhan Tulehu Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, paskaperayaan hari raya Idul Fitri 1439 Hijriah, sangat ramai dan mencapai puncak pada Rabu.
Pantauan Antara di pelabuhan antarpulau Desa Tulehu, speedboat tampak bolak balik mengangkut penumpang dari desa-desa di Pulau Haruku dan Pulau Saparua menuju Pulau Ambon maupun sebaliknya.
Kebanyakan pemudik yang tiba di pelabuhan Tulehu adalah warga yang berasal dari Desa-desa yang warganya beragama Muslim di Pulau Haruku yakni negeri Pelauw, Ori, Kailolo, Rohomoni dan Kabau.
"Selama seminggu kami pulang kampung di Desa Kabau untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga besar dan baru bisa kembali hari ini," ujar Yusdi seorang warga asal Desa Rohomoni, Pulau Haruku.
Yusdi mengaku pulang kampung bersama istri dan dua orang anaknya maupun anggota keluarga lainnya yang tinggal di Kota Ambon untuk merayakan Hari Kemenangan umat Muslim bersama basudara (bersaudara) di Desa Rohomoni, setelah sebulan penuh berpuasa.
Mereka memilih kembali ke Ambon pada hari terakhir cuti nasional karena masuk kantor tepat waktu pada Jumat (22/6).
Dia mengaku harus menyewa speeboat berkapitasi 12 orang agar bisa mengangkut seluruh anggota keluarga yang akan kembali ke Ambon dan membayar Rp750 ribu sekali jalan dari kampunya menuju pelaburan rakyat di Desa Tulehu.
"Kami terpaksa menyewa speed agar semua anggota keluarga dapat kembali secara bersama-sama, mengingat warga yang akan kembali ke Ambon sangat banyak dan antri atau saling berebutan jika ingin memperoleh angkutan laut tersebut," ujarnya.
Rata-rata speedboat beroperasi di Desa Tulehu berukuran kecil dan berdaya angkut tujuh hingga 12 orang saja dengan tarif Rp35.000 hingga Rp45.000 per orang tergantung desa tujuan dan jika menyewa dikenakan tarif Rp350.000 hingga Rp750 ribu sekali jalan.
"Padahal jika hari biasa, biaya sewa speed boat berkapasitas tujuh orang untuk sekali jalan ke Desa Kabau dan Rohomoni hanya Rp250.000 saja," ujar Ucu, warga Rohomoni lainnya.
Sejumlah pengemudi speed boat mengaku telah beroperasi sejak Rabu subuh untuk mengangkut warga yang ingin kembali dari kampung halamannya terutama dari Pulau Haruku.
"Beta (saya) sudah 15 kali bolak balik mengantar warga yang akan kembali ke Ambon. Kebanyakan disewa oleh warga yang akan kembali secara rombongan, karena mereka tidak mau terpisah-pisah," ujar Mansur salah seorang pengemudi speedboat tujuan Tulehu - Pulau Haruku.
Mansur mengaku memasang tarif bervariasi antara Rp350 ribu sekali angkut dari desa Rohomoni menuju Desa Tulehu.
"Itu sudah tarif normal yang berlaku dan menjadi kesepakatan para pengemudi speedboat," ujar Mansur seraya menambahkan dari pendapatan sehari sebesar Rp5 juta lebih, dirinya telah memperoleh keuntungan bersih sebesar 40 persen setelah dipotong biaya bahan bakar minyak (BBM), makan-minum maupun honor untuk salah seorang pembantunya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018
Pantauan Antara di pelabuhan antarpulau Desa Tulehu, speedboat tampak bolak balik mengangkut penumpang dari desa-desa di Pulau Haruku dan Pulau Saparua menuju Pulau Ambon maupun sebaliknya.
Kebanyakan pemudik yang tiba di pelabuhan Tulehu adalah warga yang berasal dari Desa-desa yang warganya beragama Muslim di Pulau Haruku yakni negeri Pelauw, Ori, Kailolo, Rohomoni dan Kabau.
"Selama seminggu kami pulang kampung di Desa Kabau untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga besar dan baru bisa kembali hari ini," ujar Yusdi seorang warga asal Desa Rohomoni, Pulau Haruku.
Yusdi mengaku pulang kampung bersama istri dan dua orang anaknya maupun anggota keluarga lainnya yang tinggal di Kota Ambon untuk merayakan Hari Kemenangan umat Muslim bersama basudara (bersaudara) di Desa Rohomoni, setelah sebulan penuh berpuasa.
Mereka memilih kembali ke Ambon pada hari terakhir cuti nasional karena masuk kantor tepat waktu pada Jumat (22/6).
Dia mengaku harus menyewa speeboat berkapitasi 12 orang agar bisa mengangkut seluruh anggota keluarga yang akan kembali ke Ambon dan membayar Rp750 ribu sekali jalan dari kampunya menuju pelaburan rakyat di Desa Tulehu.
"Kami terpaksa menyewa speed agar semua anggota keluarga dapat kembali secara bersama-sama, mengingat warga yang akan kembali ke Ambon sangat banyak dan antri atau saling berebutan jika ingin memperoleh angkutan laut tersebut," ujarnya.
Rata-rata speedboat beroperasi di Desa Tulehu berukuran kecil dan berdaya angkut tujuh hingga 12 orang saja dengan tarif Rp35.000 hingga Rp45.000 per orang tergantung desa tujuan dan jika menyewa dikenakan tarif Rp350.000 hingga Rp750 ribu sekali jalan.
"Padahal jika hari biasa, biaya sewa speed boat berkapasitas tujuh orang untuk sekali jalan ke Desa Kabau dan Rohomoni hanya Rp250.000 saja," ujar Ucu, warga Rohomoni lainnya.
Sejumlah pengemudi speed boat mengaku telah beroperasi sejak Rabu subuh untuk mengangkut warga yang ingin kembali dari kampung halamannya terutama dari Pulau Haruku.
"Beta (saya) sudah 15 kali bolak balik mengantar warga yang akan kembali ke Ambon. Kebanyakan disewa oleh warga yang akan kembali secara rombongan, karena mereka tidak mau terpisah-pisah," ujar Mansur salah seorang pengemudi speedboat tujuan Tulehu - Pulau Haruku.
Mansur mengaku memasang tarif bervariasi antara Rp350 ribu sekali angkut dari desa Rohomoni menuju Desa Tulehu.
"Itu sudah tarif normal yang berlaku dan menjadi kesepakatan para pengemudi speedboat," ujar Mansur seraya menambahkan dari pendapatan sehari sebesar Rp5 juta lebih, dirinya telah memperoleh keuntungan bersih sebesar 40 persen setelah dipotong biaya bahan bakar minyak (BBM), makan-minum maupun honor untuk salah seorang pembantunya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018