Ambon, 12/9 (Antaranews Maluku) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemprov Maluku akan memanggil kembali PT. Pertamina Cabang Ambon untuk membahas tumpahan avtur ke Teluk Dalam Ambon dari instalasi pipa bawah tanah di terminal transit bahan bakar minyak (BBM) di Wayame, kecamatan Teluk Ambon pada 15 Agustus 2018.
"Jadwal pembahasan pada 10 September 2018 tidak terlaksana, makanya perlu dipanggil kembali untuk membahas hasil pengujian laboratorium Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemenlhk) terhadap sampel tumpahan avtur," kata Kepala DLH Pemprov Maluku, Vera TOMASOA, dikonfimrasi, Rabu.
Dia memastikan hasil pengujian laboratorium sudah ada sehingga perlu dibahas bersama PT. Pertamina untuk memutuskan langkah selanjutnya, sekiranya tumpahan avtur itu telah mencemarkan lingkungan, terutama Teluk Dalam Ambon.
Hanya saja, dia belum bersedia menjelaskan hasil pengujian laboratorium Kemenlhk.
"Kami akan transparan soal avtur tersebut tumpah ke laut, di mana masyarakat Wayame pada beberapa hari lalu melaporkan menemukan sejumlah ikan mati di sekitar perairan kawasan terminal transit BBM Wayame," ujar Vera.
Dia belum bisa memastikan merembesnya avtur puluhan ton ke laut telah mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan sehingga mengakibatkan ikan mati.
Tim yang nantinya mempresentasikan hasil pengujian laboratorium dan PT. Pertamina harus bertanggung jawab terhadap masalah tersebut.
"Kami juga akan meminta PT. Pertamina untuk menjelaskan alasan sehingga terjadi kebocoran sehingga avtur merembes ke laut, pastinya BUMN ini harus bertanggung jawab atas terjadinya insiden tersebut," kata Vera.
Sedangkan, Unit Manager Communication dan CSR PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Regional VIII, Eko Kristiawan, mengemukakan, telah dilakukan investigasi untuk mengetahui penyebab kejadian tumpahan minyak di terminal transit BBM, Wayame.
"Telah terjadi passing akibat pengeringan valve di jalur pipa intertank avtur yang menyebabkan terjadinya genangan minyak, tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama," katanya.
Ia menjelaskan, tanki 07 avtur tersebut sebenarnya dalam posisi "off" karena sementara berlangsung pekerjaan pembersihan tanki.
Setelah diketahui terjadinya genangan minyak, langsung diambil langkah penanggulangan agar minyak tersebut tidak keluar lagi.
Genangan minyak yang terjadi telah disedot dengan Vacuum truck dan ditrasfer ke mobil tangki. Sementara di jalur air keluar dari terminal BBM, juga telah dilakukan penanganan dengan oil spill dispersant.
"Yang pasti saat ini kita telah melakukan penyelidikan agar dapat diketahui dengan pasti penyebabnya," tandas Eko.
Penyebab bocornya instalasi pipa bawah tanah milik Pertamina Cabang Ambon di terminal transit BBM Wayame juga sedang diusut tim penyidik Ditreskrimsus Polda Maluku.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018
"Jadwal pembahasan pada 10 September 2018 tidak terlaksana, makanya perlu dipanggil kembali untuk membahas hasil pengujian laboratorium Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemenlhk) terhadap sampel tumpahan avtur," kata Kepala DLH Pemprov Maluku, Vera TOMASOA, dikonfimrasi, Rabu.
Dia memastikan hasil pengujian laboratorium sudah ada sehingga perlu dibahas bersama PT. Pertamina untuk memutuskan langkah selanjutnya, sekiranya tumpahan avtur itu telah mencemarkan lingkungan, terutama Teluk Dalam Ambon.
Hanya saja, dia belum bersedia menjelaskan hasil pengujian laboratorium Kemenlhk.
"Kami akan transparan soal avtur tersebut tumpah ke laut, di mana masyarakat Wayame pada beberapa hari lalu melaporkan menemukan sejumlah ikan mati di sekitar perairan kawasan terminal transit BBM Wayame," ujar Vera.
Dia belum bisa memastikan merembesnya avtur puluhan ton ke laut telah mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan sehingga mengakibatkan ikan mati.
Tim yang nantinya mempresentasikan hasil pengujian laboratorium dan PT. Pertamina harus bertanggung jawab terhadap masalah tersebut.
"Kami juga akan meminta PT. Pertamina untuk menjelaskan alasan sehingga terjadi kebocoran sehingga avtur merembes ke laut, pastinya BUMN ini harus bertanggung jawab atas terjadinya insiden tersebut," kata Vera.
Sedangkan, Unit Manager Communication dan CSR PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Regional VIII, Eko Kristiawan, mengemukakan, telah dilakukan investigasi untuk mengetahui penyebab kejadian tumpahan minyak di terminal transit BBM, Wayame.
"Telah terjadi passing akibat pengeringan valve di jalur pipa intertank avtur yang menyebabkan terjadinya genangan minyak, tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama," katanya.
Ia menjelaskan, tanki 07 avtur tersebut sebenarnya dalam posisi "off" karena sementara berlangsung pekerjaan pembersihan tanki.
Setelah diketahui terjadinya genangan minyak, langsung diambil langkah penanggulangan agar minyak tersebut tidak keluar lagi.
Genangan minyak yang terjadi telah disedot dengan Vacuum truck dan ditrasfer ke mobil tangki. Sementara di jalur air keluar dari terminal BBM, juga telah dilakukan penanganan dengan oil spill dispersant.
"Yang pasti saat ini kita telah melakukan penyelidikan agar dapat diketahui dengan pasti penyebabnya," tandas Eko.
Penyebab bocornya instalasi pipa bawah tanah milik Pertamina Cabang Ambon di terminal transit BBM Wayame juga sedang diusut tim penyidik Ditreskrimsus Polda Maluku.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018