Ambon, 11/11 (Antaranews Maluku) - Pimpinan PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) Cabang Ambon Ridul Akbar mengungkapkan jumlah nasabah Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) di Provinsi Maluku sampai Agustus 2018 meningkat signifikan hingga mencapai 12.500 nasabah.
"Nasabah Mekaar di daerah ini mengalami peningkatan cukup signifikan, sampai Agustus 2018 berjumlah 12.500 nasabah, hampir 100 persen," kata Ridul, di Ambon, Sabtu.
Ia mengatakan hal itu pada penutupan Pelatihan Klasterisasi Bisnis Pengembangan Kapasitas Usaha Sembako dan Rumah Makan Melalui Pola Kelompok, *"yang dihadiri puluhan kaum ibu di Kota Ambon dan sekitarnya.
Menurut dia program Mekaar bertujuan memberi akses keuangan kepada masyarakat termasuk kelompok para ibu yang berpotensi menjadi pendukung ekonomi keluarga.
Program Mekaar merupakan bentuk nyata keberpihakan pemerintah melalui BUMN dalam meningkatkan ekonomi masyarakat kecil. Program unggulan PT.PNM ini juga bisa menjadi upaya efektif meningkatkan inklusi keuangan.
Lebih lanjut dia mengatakan, masyarakat di daerah ini mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengembangkan usaha kecil dan menengah, kalau dibina dengan baik, ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya jumlah nasabah Mekaar sampai Agustus 2018?berjumlah 12.500, jika bandingkan tahun 2017 hanya berjumlah 4-5 ribu nasabah.
"Dari jumlah 12.500 nasabah Mekaar itu, sudah ada 20-30 nasabah yang naik ke level atas atau yang masuk dalam program UlaMM (Unit Layanan Modal Mikro) dengan memberikan modal pembiayaan Rp50-100 juta," ungkapnya.
Ridul menjelaskan untuk nasabah Mekaar, dapat diberikan pinjaman modal usaha dengan beberapa tahap, yakni tahap awal Rp2 juta. Kalau usahanya maju, tahap kedua pinjaman modal bisa dinaikkan menjadi Rp5-10 juta bahkan sampai Rp20 juta.
"Dalam beberapa bulan terakhir ada nasabah Mekaar yang berhasil menaikan pinjaman modal usaha, awalnya hanya Rp2-5 juta, tetapi sekarang ada yang sudah Rp10-20 juta, bahkan ada yang Rp50 juta," katanya.
Karena itu, pihaknya terus melakukan pembinaan agar ribuan nasabah tersebut bisa naik kelas, artinya dari nasabah Mekaar bisa menjadi nasabah ULaMM, yang bisa mendapatkan pinjaman modal usaha Rp50-100 juta.
Ridul mengungkapkan total penyaluran untuk ULaMM sampai Agustus 2018 mencapai??Rp133 miliar, sedangkan untuk penyaluran Mekaar sampai Oktober 2018, mencapai Rp32 miliar.
"Alhamdulilah pertumbuhan usaha kecil dan menengah di Provinsi Maluku masih sangat baik, karena kualitas pembiayaan masih bisa tekan NPL (Non Performance Loan), dan kita bisa klosing di angka 1 persen," kata Ridul.
Disinggung jangkauan pelayanan PT. PNM di daerah ini, menurut dia, untuk kantor pelayanan ULaMM ada empat, dua di Pulau Ambon dan dua di Pulau Seram, yakni di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) dan Kabupaten Maluku Tengah (Malteng). Sedangkan kantor pelayanan Mekaar, ada enam, tiga di pulau Ambon dan tiga di Pulau Seram.
"Kita baru menjangkau satu kota dan dua kabupaten, yakni Kota Ambon, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) dan kabupaten Maluku Tengah (Malteng). Nanti tahun 2019 atau 2020, kita akan menjangkau pelayanan ke Namrole ibu kota Kabupaten Buru Selatan (Bursel) dan Bula ibu kota Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT)," ujar Ridul.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018
"Nasabah Mekaar di daerah ini mengalami peningkatan cukup signifikan, sampai Agustus 2018 berjumlah 12.500 nasabah, hampir 100 persen," kata Ridul, di Ambon, Sabtu.
Ia mengatakan hal itu pada penutupan Pelatihan Klasterisasi Bisnis Pengembangan Kapasitas Usaha Sembako dan Rumah Makan Melalui Pola Kelompok, *"yang dihadiri puluhan kaum ibu di Kota Ambon dan sekitarnya.
Menurut dia program Mekaar bertujuan memberi akses keuangan kepada masyarakat termasuk kelompok para ibu yang berpotensi menjadi pendukung ekonomi keluarga.
Program Mekaar merupakan bentuk nyata keberpihakan pemerintah melalui BUMN dalam meningkatkan ekonomi masyarakat kecil. Program unggulan PT.PNM ini juga bisa menjadi upaya efektif meningkatkan inklusi keuangan.
Lebih lanjut dia mengatakan, masyarakat di daerah ini mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengembangkan usaha kecil dan menengah, kalau dibina dengan baik, ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya jumlah nasabah Mekaar sampai Agustus 2018?berjumlah 12.500, jika bandingkan tahun 2017 hanya berjumlah 4-5 ribu nasabah.
"Dari jumlah 12.500 nasabah Mekaar itu, sudah ada 20-30 nasabah yang naik ke level atas atau yang masuk dalam program UlaMM (Unit Layanan Modal Mikro) dengan memberikan modal pembiayaan Rp50-100 juta," ungkapnya.
Ridul menjelaskan untuk nasabah Mekaar, dapat diberikan pinjaman modal usaha dengan beberapa tahap, yakni tahap awal Rp2 juta. Kalau usahanya maju, tahap kedua pinjaman modal bisa dinaikkan menjadi Rp5-10 juta bahkan sampai Rp20 juta.
"Dalam beberapa bulan terakhir ada nasabah Mekaar yang berhasil menaikan pinjaman modal usaha, awalnya hanya Rp2-5 juta, tetapi sekarang ada yang sudah Rp10-20 juta, bahkan ada yang Rp50 juta," katanya.
Karena itu, pihaknya terus melakukan pembinaan agar ribuan nasabah tersebut bisa naik kelas, artinya dari nasabah Mekaar bisa menjadi nasabah ULaMM, yang bisa mendapatkan pinjaman modal usaha Rp50-100 juta.
Ridul mengungkapkan total penyaluran untuk ULaMM sampai Agustus 2018 mencapai??Rp133 miliar, sedangkan untuk penyaluran Mekaar sampai Oktober 2018, mencapai Rp32 miliar.
"Alhamdulilah pertumbuhan usaha kecil dan menengah di Provinsi Maluku masih sangat baik, karena kualitas pembiayaan masih bisa tekan NPL (Non Performance Loan), dan kita bisa klosing di angka 1 persen," kata Ridul.
Disinggung jangkauan pelayanan PT. PNM di daerah ini, menurut dia, untuk kantor pelayanan ULaMM ada empat, dua di Pulau Ambon dan dua di Pulau Seram, yakni di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) dan Kabupaten Maluku Tengah (Malteng). Sedangkan kantor pelayanan Mekaar, ada enam, tiga di pulau Ambon dan tiga di Pulau Seram.
"Kita baru menjangkau satu kota dan dua kabupaten, yakni Kota Ambon, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) dan kabupaten Maluku Tengah (Malteng). Nanti tahun 2019 atau 2020, kita akan menjangkau pelayanan ke Namrole ibu kota Kabupaten Buru Selatan (Bursel) dan Bula ibu kota Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT)," ujar Ridul.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018