Masyarakat Jepang merupakan peminat tertinggi tuna Maluku selama empat bulan terakhir pada 2019.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Maluku, Elvis Pattiselano, di Ambon, Senin, mengatakan, konsumen di Jepang peminatnya lebih tinggi dari negara tujuan ekspor lainnya seperti Australia, Vietnam, Amerika Serikat.
Ia merujuk ekspor tuna segar pada Minggu(5/5) pagi sebanyak 6,4 ton dan sorenya 2,74 ton sehingga dari volume 9,4 ton nilainya 54,523.03 dolar AS tujuannya ke Jepang.
"Ekspor ikan tuna segar yang digalakkan selama delapan bulan terakhir pada 2018 dan empat bulan pertama 2019 ternyata konsumen di Jepang yang tertinggi dbandingkan negara lainnya," ujar Elvis, tanpa merinci datanya.
Karena itu, berdampak juga terhadap nilai ekspor ikan tuna fresh Maluku ke sejumlah negara selama empat bulan terakhir ini pada 2019 yang melonjak tajam dibandingkan delapan bulan terakhir 2018 yang digalakkan ekspor pada Februari 2018.
"Nilai ekspor pada delapan bulan terakhir pada 2018 hanya mencapai 10 juta dolar AS," katanya.
Ekspor ikan tuna segar dilakukan PT. Maluku Prima Mandiri, PT. Harta Samudera dan PT. Cemerlang Laut Ambon. memanfaatkan jasa maskapai penerbangan Garuda Indonesia, Batik Air dan Lion Air.
Elvis mengemukakan provinsi Maluku saat ini juga mengekspor kepiting bakau hidup dari kabupaten Kepulauan Aru ke Singapura dan Malaysia dengan ekspor terakhir pada 4 Mei 2019 sebanyak 1,45 ton, menyusul perdananya pada 12 Januari 2019 sebanyak 1,1 ton.
"Jadi ekspor kepiting bakau yang dilakukan UD Putri Desi semakin memberikan konstribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Maluku dari sektor kelautan dan perikanan," kata Elvis.
Pemprov Maluku melakukan terobosan diversifikasi komoditi ekspor, di mana PT. Kamboti telah meluncurkan ekspor pala India, Belanda dan Umi Emirat Arab, di Pangkalan Utama TNI-AL (Lantamal) IX/Ambon pada 30 April 2019.
"Maluku saat ini kembali mengalami peningkatan ekspor, menyusul sempat terpuruk karena dampak tragedi kemanusiaan pada 1999," tandas Elvis.
Ia mengakui setelah dibentuk tim peningkatan ekspor Maluku pada 8 November 2018 diketuai Asisten III Setda Maluku, Zulkifli Anwar beranggotakan Dinas Perindag , Bea dan Cukai,Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pertanian, Badan Karantina Ikan, PT.Pelindo, PT. Angkasa Pura, Bank Indonesia Perwakilan Ambon, dan pihak-pihak terkait lainnya.
Tim melaksanakan kesepakatan bersama ekspor terpadu yang dikenal dengan "pelayanan 247".
Pelayanan ekspor 247 artinya semua pihak siap memberikan pelayanan selama 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu tanpa libur, hingga produk ekspor tiba di negara tujuan.
"Sistem pelayanan ini juga menjamin seluruh dokumen ekspor yang dibutuhkan dapat diselesaikan dalam waktu cepat termasuk saat barang akan diberangkatkan melalui pelabuhan maupun bandara di Ambon menuju negara tujuan," tandas Elvis.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Maluku, Elvis Pattiselano, di Ambon, Senin, mengatakan, konsumen di Jepang peminatnya lebih tinggi dari negara tujuan ekspor lainnya seperti Australia, Vietnam, Amerika Serikat.
Ia merujuk ekspor tuna segar pada Minggu(5/5) pagi sebanyak 6,4 ton dan sorenya 2,74 ton sehingga dari volume 9,4 ton nilainya 54,523.03 dolar AS tujuannya ke Jepang.
"Ekspor ikan tuna segar yang digalakkan selama delapan bulan terakhir pada 2018 dan empat bulan pertama 2019 ternyata konsumen di Jepang yang tertinggi dbandingkan negara lainnya," ujar Elvis, tanpa merinci datanya.
Karena itu, berdampak juga terhadap nilai ekspor ikan tuna fresh Maluku ke sejumlah negara selama empat bulan terakhir ini pada 2019 yang melonjak tajam dibandingkan delapan bulan terakhir 2018 yang digalakkan ekspor pada Februari 2018.
"Nilai ekspor pada delapan bulan terakhir pada 2018 hanya mencapai 10 juta dolar AS," katanya.
Ekspor ikan tuna segar dilakukan PT. Maluku Prima Mandiri, PT. Harta Samudera dan PT. Cemerlang Laut Ambon. memanfaatkan jasa maskapai penerbangan Garuda Indonesia, Batik Air dan Lion Air.
Elvis mengemukakan provinsi Maluku saat ini juga mengekspor kepiting bakau hidup dari kabupaten Kepulauan Aru ke Singapura dan Malaysia dengan ekspor terakhir pada 4 Mei 2019 sebanyak 1,45 ton, menyusul perdananya pada 12 Januari 2019 sebanyak 1,1 ton.
"Jadi ekspor kepiting bakau yang dilakukan UD Putri Desi semakin memberikan konstribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Maluku dari sektor kelautan dan perikanan," kata Elvis.
Pemprov Maluku melakukan terobosan diversifikasi komoditi ekspor, di mana PT. Kamboti telah meluncurkan ekspor pala India, Belanda dan Umi Emirat Arab, di Pangkalan Utama TNI-AL (Lantamal) IX/Ambon pada 30 April 2019.
"Maluku saat ini kembali mengalami peningkatan ekspor, menyusul sempat terpuruk karena dampak tragedi kemanusiaan pada 1999," tandas Elvis.
Ia mengakui setelah dibentuk tim peningkatan ekspor Maluku pada 8 November 2018 diketuai Asisten III Setda Maluku, Zulkifli Anwar beranggotakan Dinas Perindag , Bea dan Cukai,Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pertanian, Badan Karantina Ikan, PT.Pelindo, PT. Angkasa Pura, Bank Indonesia Perwakilan Ambon, dan pihak-pihak terkait lainnya.
Tim melaksanakan kesepakatan bersama ekspor terpadu yang dikenal dengan "pelayanan 247".
Pelayanan ekspor 247 artinya semua pihak siap memberikan pelayanan selama 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu tanpa libur, hingga produk ekspor tiba di negara tujuan.
"Sistem pelayanan ini juga menjamin seluruh dokumen ekspor yang dibutuhkan dapat diselesaikan dalam waktu cepat termasuk saat barang akan diberangkatkan melalui pelabuhan maupun bandara di Ambon menuju negara tujuan," tandas Elvis.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019