Potensi budidaya perikanan di kota Ambon cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal, kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan setempat, Steven Patty.
"Sejauh ini budidaya perikanan disuplai ke sejumlah restoran di kota Ambon, sehingga pasarannya untuk kebutuhan lokal dan belum dikirim ke luar daerah," katanya, Selasa.
Ia mengatakan, permintaan pasar lokal cukup menjanjikan terutama untuk jenis ikan permukaan (pelagis) seperti kerapu, bubara atau kuwe, serta bawal putih.
"Kebutuhan pasar di Ambon masih menjanjikan dan terkadang stok kurang sedangkan permintaan banyak sehingga berdampak pada kenaikan harga ikan," ujarnya.
Steven menjelaskan, jenis ikan pelagis yang dibudidayakan di keramba jaring apung (KJA) memiliki beberapa keunggulan, antara lain tidak memerlukan perawatan yang terlalu intensif.
Jenis ikan kerapu tahan terhadap penyakit, mampu beradaptasi pada perubahan kualitas perairan yang ekstrem. Ikan bubara merupakan ikan yang rakus sehingga pertumbuhanya relatif cepat. Ikan bubara juga mempunyai prospek yang cukup baik untuk dibudidayakan dalam KJA.
"Salah satu keunggulan budidaya ikan dalam KJA adalah waktu panen dapat diatur menyesuaikan harga ikan di pasar sehingga akan diperoleh harga jual yang lebih tinggi," katanya.
Dikatakannya, budidaya kerambah jaring apung di Ambon sebanyak 58 kelompok binaan yang sasarannya untuk pemberdayaan masyarakat.
Pendampingan kelompok binaan dilakukan untuk teknis budidaya berupa pemberian sarana seperti kerambah jaring apung, pemberian bibit serta sarana pendukung seperti frezeer untuk penampungan pakan.
"Tahun 2019 diberikan tambahan fasilitas mesin cacah ikan, karena masalah yang dihadapi nelayan budidaya kerambah apung yakni waktu untuk mencacah ikan," ujarnya.
Steven menambahkan, kajian riset ekonomi terhadap produksi budidaya perikanan cukup untuk konsumsi lokal, tetapi tidak mengurangi penghasilan dan peningkatan pemberdayaan para nelayan.
"Dalam upaya meningkatkan pemberdayaan nelayan di Ambon, kita terus berupaya mencari investor untuk memperluas pasar ekspor ikan," tandas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019