Pemerintah Kota Ambon, provinsi Maluku dan  Vlissingen, Belanda merealisasi kerja sama kota kembar (sister city) di bidang pendidikan dengan mengembangkan sekolah berbudaya lingkungan hidup. "Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon-Vlisengen melakukan kerja sama pengembangan sekolah berbudaya lingkungan dengan memberikan dana stimulan serta bantuan bahan belajar dan informasi lingkungan hidup di Ambon," kata Wali Kota Ambon, Jopi Papilaja di Ambon, Rabu. Kerja sama di bidang tersebut dikembangkan sejak 2006 dan  hingga saat ini telah 23 sekolah menerapkan program tersebut dengan memasukannya sebagai mata pelajaran muatan lokal. Dari 23 sekolah tersebut tercatat baru dua SD yang ditetapkan sebagai sekolah berbudaya lingkungan. Papilaja mengatakan SD Negeri 2 Tanah Tinggi di Kecamatan Sirimau dan SD 5 Tawiri Waihaong, Kecamatan Nusaniwe, telah menerapkan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan lingkungan seperti pengolahan dan daur ulang sampah. Programnya memotivasi kepedulian siswa dalam memelihara lingkungan sekolah agar bersih dan asri. "Jadi siswa didorong untuk mencintai dan menjaga lingkungan bukan hanya di sekolah namun di mana saja mereka berada. Penerapan dari siswa SD karena anak-anak bisa menjadi contoh kepada orang dewasa dalam menjaga lingkungan," ujar Papilaja. Kepala SD negeri 2 Tanah Tinggi, Elisabeth Radjawane mengatakan, telah mensosialisasikan program tersebut kepada siswa maupun orang tua murid agar sekolah ini unggul dalam berbudaya lingkungan. Program yang direalisasikan antara lain  pameran sekolah berbudaya lingkungan, pelatihan lingkungan hidup untuk siswa, guru dan kepala sekolah. Selain itu menetapkan pendidikan muatan lokal dengan mengembangkan daur ulang sampah, pengolahan sampah menjadi kompos serta kegiatan bercocok tanam yang hasilnya bisa dinikmati bersama. Radjawane mengakui, kerja sama Pemkot Ambon - Vlisingen  terjalin harmonis selama penerapan program tersebut di sekolahnya pada 2006 dengan peranserta siswa dan orang tua murid relatif tinggi. Bahkan, SD Negeri 2 Tanah Tinggi dikunjungi guru dari Vlisingen dan dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. "Saya pun berkunjung ke Vlisingen untuk mempelajari penerapan kurikulum di sana dan telah menerapakannya di sini," ujarnya. Ia menambahkan, sekolahnya sejak 2005 juga telah menerapkan pendidikan teknologi dasar kepada siswa kelas 5 dan 6 dengan  penilaian mata pelajaran dimasukkan dalam laporan pendidikan dan Surat Tanda Tamat Belajar (STTB). Pendidikannya berupa pelatihan teknologi batik, pengasapan ikan, penyulingan minyak kayu putih dan pengolahan sampah non organik menjadi kompos.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010