Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon melakukan sosialisasi dampak pengeboran panas bumi (geothermal) Tulehu terhadap gempa Ambon.
Sosialisasi dilakukan bagi warga korban gempa di kota Ambon dan Maluku Tengah serta unsur terkait lainya, Selasa.
Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy mengatakan, kondisi gempa bumi yang terjadi di Maluku sampai saat mencapai 5.100 kali, membuat sebagian kalangan mengaitkan kondisi gempa dengan proyek pembangunan geothermal di Tulehu.
Mengantisipasi dan menjawab kondisi tersebut, Pemkot Ambon berkewajiban memberikan rasa aman bagi masyarakat, terutama yang menjadi korban gempa.
"Saya tahu persis pusat gempa berada si wilayah Kabupaten Maluku Tengah dan SBB, tetapi karena dampaknya ke Kota Ambon, sehingga kita merasa perlu memberikan rasa aman bagi masyarakat, setidaknya menjauhkan masyarakat dari berita hoax di media sosial dan memberikan ketenangan bagi masyarakat," katanya.
Pemkot Ambon kata Richard, pada 3 Desember 2019 telah melaksanakan diskusi yang mendatangkan para ahli gempa dari sejumlah lembaga yang berkompeten diantaranya BNPB, BMKG, LIPI, UI, ITB dan Bappenas.
"Kita datangkan semua ahli untuk mengkaji gempa di Ambon, ternyata hasil kajian itu kesimpulannya gempa terjadi sepanjang bumi masih bergerak, peristiwa alam itu akan terus terjadi, " katanya.
Menjawab kondisi gempa dengan dampak geotermal di Tulehu, tidak berdampak langsung pada gempa yang terjadi.
Pemkot Ambon bersama DPRD difasilitasi PT PLN pusat melakukan diskusi tentang dampak dari pada proyek geothermal.
Hasil diskusi itu dapat disimpulkan bahwa sama sekali tidak ada korelasi antara proses pengeboran geothermal proyek panas bumi yang ada di Tulehu dengan gempa yang terjadi, sama sekali tidak ada korelasinya.
"Karena itu, kita meminta para pakar yang melaksanakan tugas di Ambon, untuk memberikan pemahaman bagi masyarakat dalam wilayah Kota Ambon, Maluku Tengah dan SBB, diharapkan akan mendapat pemahaman bersama terkait gempa yang terjadi," kata Richard.
Para ahli yang hadir yakni Ferad Puturuhu (Unpatti), Suryantini (ITB), dan Alvend Sugiawan (ITB), David Sahara dan Andreas sebagai narasumber.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020
Sosialisasi dilakukan bagi warga korban gempa di kota Ambon dan Maluku Tengah serta unsur terkait lainya, Selasa.
Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy mengatakan, kondisi gempa bumi yang terjadi di Maluku sampai saat mencapai 5.100 kali, membuat sebagian kalangan mengaitkan kondisi gempa dengan proyek pembangunan geothermal di Tulehu.
Mengantisipasi dan menjawab kondisi tersebut, Pemkot Ambon berkewajiban memberikan rasa aman bagi masyarakat, terutama yang menjadi korban gempa.
"Saya tahu persis pusat gempa berada si wilayah Kabupaten Maluku Tengah dan SBB, tetapi karena dampaknya ke Kota Ambon, sehingga kita merasa perlu memberikan rasa aman bagi masyarakat, setidaknya menjauhkan masyarakat dari berita hoax di media sosial dan memberikan ketenangan bagi masyarakat," katanya.
Pemkot Ambon kata Richard, pada 3 Desember 2019 telah melaksanakan diskusi yang mendatangkan para ahli gempa dari sejumlah lembaga yang berkompeten diantaranya BNPB, BMKG, LIPI, UI, ITB dan Bappenas.
"Kita datangkan semua ahli untuk mengkaji gempa di Ambon, ternyata hasil kajian itu kesimpulannya gempa terjadi sepanjang bumi masih bergerak, peristiwa alam itu akan terus terjadi, " katanya.
Menjawab kondisi gempa dengan dampak geotermal di Tulehu, tidak berdampak langsung pada gempa yang terjadi.
Pemkot Ambon bersama DPRD difasilitasi PT PLN pusat melakukan diskusi tentang dampak dari pada proyek geothermal.
Hasil diskusi itu dapat disimpulkan bahwa sama sekali tidak ada korelasi antara proses pengeboran geothermal proyek panas bumi yang ada di Tulehu dengan gempa yang terjadi, sama sekali tidak ada korelasinya.
"Karena itu, kita meminta para pakar yang melaksanakan tugas di Ambon, untuk memberikan pemahaman bagi masyarakat dalam wilayah Kota Ambon, Maluku Tengah dan SBB, diharapkan akan mendapat pemahaman bersama terkait gempa yang terjadi," kata Richard.
Para ahli yang hadir yakni Ferad Puturuhu (Unpatti), Suryantini (ITB), dan Alvend Sugiawan (ITB), David Sahara dan Andreas sebagai narasumber.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020