Perusahaan Migas asal Jepang, Inpex Masela Ltd bersama Bank Indonesia(BI) kembali menyelenggarakan pelatihan pengembangan produk turunan tenun Tanimbar di Saumlaki, kecamatan Tanimbar Selatan dan desa Amdasa kecamatan Wertamrian, kabupaten Kepulauan Tanimbar.
Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua hari. Pada 12 Februari 2020 di aula kantor Kementerian Agama Kabupaten Kepulauan Tanimbar, jalan Ir.Soekarno Saumlaki, dan 13 Februari di Balai Desa Amdasa.
Donny Rijaludin, Social Investment Specialist Inpex menerangkan bahwa para penenun Tanimbar yang terlibat ini diharapkan dapat meningkatkan literasi produk yang tepat guna dan peningkatan pengetahuan penenun mengenai kain yang tepat untuk dijadikan produk turunan.
"Pelibatan para penjahit atau perajin dalam kegiatan ini untuk meningkatkan kreasi dan produksi produk turunan dan penyerapan SDM yang memiliki potensi serta peningkatan fasilitas yang memadai," katanya.
Pelatihan ini menghadirkan para penenun dan perajin Tanimbar, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), komunitas orang muda, pemerintah daerah, serta pihak-pihak lain yang diharapkan dapat membantu pengembangan tenun Tanimbar.
Para peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut berjumlah 100 orang, terdiri dari 60 peserta pelatihan di Saumlaki dan 40 orang peserta pelatihan di desa Amdasa.
Perwakilan BUMDes yang hadir nantinya untuk membentuk sistem BUMDes yang mampu menyiapkan bahan mentah tenun serta peningkatan daya serap BUMDes terhadap tenun untuk dijadikan produk turunan.
Sementara utusan komunitas orang muda yang hadir tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan branding dan marketing produk turunan Tenun Tanimbar.
Dalam kegiatan ini, Inpex dan BI menggandeng Didiet Maulana, fashion designer yang juga pemilik brand Ikat Indonesia. Didiet dipilih oleh Inpex Masela Ltd dan Bank Indonesia sebagai pemberi materi sosialisasi, motivasi, dan inspirasi bagi berbagai pemangku kepentingan.
Donny mengakui, dengan segudang prestasi dalam memperkenalkan tenun ikat ke kancah nasional dan internasional, serta kemampuan menciptakan produk tenun ikat yang menyesuaikan dengan selera pasar, Didiet pasti menjawab pencapaian target dari pelatihan ini.
Sr. Manager Inpex Masela, Puri Minari dalam kata sambutannya menyatakan, pelatihan program ini merupakan kelanjutan dari tahapan program pelatihan yang sudah dilakukan secara khusus dalam rangka untuk mengembangkan potensi tenun ikat Tanimbar dan membuka akses pasar.
"Program ini merupakan program lanjutan dari program yang telah dirintis oleh Inpex Masela Ltd. sejak tahun 2013 dan dilanjutkan dengan kerja sama dengan Bank Indonesia perwakilan Maluku sejak tahun 2017," katanya.
Sebelumnya, pada bulan November 2019, Inpex dam BI telah melakukan peningkatan kapasitas produksi tenun dengan memperkenalkan dan meningkatkan teknik pewarnaan alam dan teknik ikat, pelatihan tersebut bekerja sama dengan Balai Besar Tekstil di bawah Kementerian Perindustrian.
Saat ini penenun binaan telah mampu memproduksi kain tenun ikat Tanimbar dengan menggunakan teknik pewarna alam yang didapatkan dari sekitar lingkungan tempat tinggal atau desa para penenun.
"Kami sangat berharap peserta pelatihan dapat menyerap ilmu dan masukan dari desainer Didit Maulana yang sudah memiliki pemahaman yang panjang di industri ini. Semoga dalam waktu dekat ini kita dapat melihat sejumlah produk turunan yang dapat diterima pasar dan mengangkat kesejahteraan mama mama penenun," ujar dia.
Purwanto Worabay, Manajer Fungsi Pelaksanaan Pengembangan UMKM Bank Indonesia Kantor Perwakilan Maluku mengaku sangat mendukung pelaksanaan pelatihan tersebut
"Kami sangat antusias dalam mendukung program produk unggulan daerah melalui pembentukan ekosistem yang menyeluruh mulai dari hulu hingga ke hilir," ujar dia.
Purwanto menambahkan pihaknya juga mendukung perluasan akses pasar dalam bentuk pameran dan perhelatan peragaan busana yang rencana akan dilakukan secara rutin tiap tahun.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020
Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua hari. Pada 12 Februari 2020 di aula kantor Kementerian Agama Kabupaten Kepulauan Tanimbar, jalan Ir.Soekarno Saumlaki, dan 13 Februari di Balai Desa Amdasa.
Donny Rijaludin, Social Investment Specialist Inpex menerangkan bahwa para penenun Tanimbar yang terlibat ini diharapkan dapat meningkatkan literasi produk yang tepat guna dan peningkatan pengetahuan penenun mengenai kain yang tepat untuk dijadikan produk turunan.
"Pelibatan para penjahit atau perajin dalam kegiatan ini untuk meningkatkan kreasi dan produksi produk turunan dan penyerapan SDM yang memiliki potensi serta peningkatan fasilitas yang memadai," katanya.
Pelatihan ini menghadirkan para penenun dan perajin Tanimbar, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), komunitas orang muda, pemerintah daerah, serta pihak-pihak lain yang diharapkan dapat membantu pengembangan tenun Tanimbar.
Para peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut berjumlah 100 orang, terdiri dari 60 peserta pelatihan di Saumlaki dan 40 orang peserta pelatihan di desa Amdasa.
Perwakilan BUMDes yang hadir nantinya untuk membentuk sistem BUMDes yang mampu menyiapkan bahan mentah tenun serta peningkatan daya serap BUMDes terhadap tenun untuk dijadikan produk turunan.
Sementara utusan komunitas orang muda yang hadir tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan branding dan marketing produk turunan Tenun Tanimbar.
Dalam kegiatan ini, Inpex dan BI menggandeng Didiet Maulana, fashion designer yang juga pemilik brand Ikat Indonesia. Didiet dipilih oleh Inpex Masela Ltd dan Bank Indonesia sebagai pemberi materi sosialisasi, motivasi, dan inspirasi bagi berbagai pemangku kepentingan.
Donny mengakui, dengan segudang prestasi dalam memperkenalkan tenun ikat ke kancah nasional dan internasional, serta kemampuan menciptakan produk tenun ikat yang menyesuaikan dengan selera pasar, Didiet pasti menjawab pencapaian target dari pelatihan ini.
Sr. Manager Inpex Masela, Puri Minari dalam kata sambutannya menyatakan, pelatihan program ini merupakan kelanjutan dari tahapan program pelatihan yang sudah dilakukan secara khusus dalam rangka untuk mengembangkan potensi tenun ikat Tanimbar dan membuka akses pasar.
"Program ini merupakan program lanjutan dari program yang telah dirintis oleh Inpex Masela Ltd. sejak tahun 2013 dan dilanjutkan dengan kerja sama dengan Bank Indonesia perwakilan Maluku sejak tahun 2017," katanya.
Sebelumnya, pada bulan November 2019, Inpex dam BI telah melakukan peningkatan kapasitas produksi tenun dengan memperkenalkan dan meningkatkan teknik pewarnaan alam dan teknik ikat, pelatihan tersebut bekerja sama dengan Balai Besar Tekstil di bawah Kementerian Perindustrian.
Saat ini penenun binaan telah mampu memproduksi kain tenun ikat Tanimbar dengan menggunakan teknik pewarna alam yang didapatkan dari sekitar lingkungan tempat tinggal atau desa para penenun.
"Kami sangat berharap peserta pelatihan dapat menyerap ilmu dan masukan dari desainer Didit Maulana yang sudah memiliki pemahaman yang panjang di industri ini. Semoga dalam waktu dekat ini kita dapat melihat sejumlah produk turunan yang dapat diterima pasar dan mengangkat kesejahteraan mama mama penenun," ujar dia.
Purwanto Worabay, Manajer Fungsi Pelaksanaan Pengembangan UMKM Bank Indonesia Kantor Perwakilan Maluku mengaku sangat mendukung pelaksanaan pelatihan tersebut
"Kami sangat antusias dalam mendukung program produk unggulan daerah melalui pembentukan ekosistem yang menyeluruh mulai dari hulu hingga ke hilir," ujar dia.
Purwanto menambahkan pihaknya juga mendukung perluasan akses pasar dalam bentuk pameran dan perhelatan peragaan busana yang rencana akan dilakukan secara rutin tiap tahun.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020