Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) meresmikan dan menyerahkan instalasi pengolahan air siap minum (Arsinum) kepada Seminari St.Yohanes Maria Vianney Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Jumat.

Inovasi teknologi BPPT ini mampu mengolah air laut menjadi air siap minum tanpa harus dimasak terlebih dahulu.

Kegiatan peresmian penerapan teknologi Arsinum Seawater Reverse Osmosis (SWRO) ini dilaksanakan di aula SYV dan dihadiri Kepala program diseminasi teknologi air siap minum pada pusat teknologi lingkungan BPPT, Dr. Muhammad Hanif, Wakil Uskup wilayah Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya Pastor Simon Petrus Matruti, Rektor SYV Saumlaki Pastor Yakobus Sorluri dan para pastor di wilayah Tanimbar serta secara daring diikuti oleh Anggota komisi VII DPR RI Mercy Ch. Barends.

"BPPT dengan bangga mempersembahkan salah satu  produk inovasinya yaitu teknologi pengolahan Arsinum untuk masyarakat. Harapannya inovasi ini dapat menjadi penggerak ekonomi masyarakat dan dapat pula mengakselerasi pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19 khususnya di Seminari SYV Saumlaki" kata Muh. Hanif.

Ia mengatakan akses air minum yang aman dan sehat merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena tanpa akses air minum yang memadai maka target pencapaian SDM yang berkualitas akan sulit terwujud.

Alasan inovasi teknologi Arsinum ditempatkan di Seminari SYV Saumlaki karena lembaga pendidikan ini memiliki siswa yang relatif cukup banyak.

Selain itu, pemasangan teknologi Arsinum ini juga bertujuan sebagai wahana edukasi bagi siswa dan guru sehingga suatu saat nanti mereka tertarik untuk juga mengembangkan inovasi teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia di berbagai bidang.

Arsinum-SWOT BPPT ini menggunakan serangkaian proses pre-treatment ultrafiltrasi sehingga reserve osmosis mampu menghasilkan air siap minum dengan kapasitas 5.000 liter per hari.

"Untuk menjamin kecepatan dalam memproduksi air minum, unit ini dilengkapi dengan pompa tekanan tinggi dan dapat memproduksi 5.000 liter air yang siap dikonsumsi tanpa harus dimasak lebih dahulu," katanya.

Sistem membran reserve yang dipakai dapat berupa membran hollow fibre, lempeng/plate atau berupa spiral wound.

Membran ini mampu menurunkan kadar garam hingga 95-98 %. Selain itu, air hasil olahan sudah bebas dari bakteri dan dapat langsung diminum.

Untuk menjamin air minum yang bebas dari bakteri, unit ini dilengkapi dengan sterilisasi ultraviolet.

Air Minum yang dihasilkan telah diuji dan telah memenuhi standar air minum yang aman dan sehat untuk dikonsumsi berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI.

Teknologi ini, menurutnya, telah dirancang, dikembangkan dan diaplikasikan di lebih dari 50 lokasi dan daerah di Indonesia sejak 10 tahun terakhir dengan kandungan lokal atau tingkat komponen dalam negeri lebih dari 76%.

Pemanfaatan teknologi Arsinum ini telah diaplikasikan di lembaga pendidikan non komersial, daerah terpencil, daerah pesisir dan kepulauan hingga daerah terdampak bencana.

Dalam perjalanannya, pengembangan teknologi Arsinum telah melalui berbagai tahapan mulai dari tipe manual hingga saat ini telah dikembangkan Arsinum lite 4.0 yang merupakan integrasi teknologi Arsinum dengan teknologi informasi.

"Pengembangan dan penyempurnaan informasi teknologi Arsinum terus  dilakukan sehingga dapat terwujud penerapan konsep Internet of Things (IoT) di bidang Arsinum. Uji coba dan kehandalan sistem terus kami lakukan di workshop BPPT di PUSPIPTEK-Serpong," tambahnya.

Pastor Simon Petrus Matruti menyatakan rasa bahagia dan terima kasih kepada direktur BPPT serta Anggota komisi VII DPR RI Mercy Ch. Barends dan Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan kabupaten Kepulauan Tanimbar.
Peresmian Arsinum pengolah air laut menjadi air layak konsumsi (Simon Lolonlun)

"Ini merupakan hadiah bagi SYV Saumlaki di usianya yang ke 66 tahun. Seminari sebagaimana kita ketahui adalah tempat persemaian bagi calon-calon imam. Dan berdasarkan catatan sejarah, SYV telah menghasilkan imam yang berkarya di keuskupan Amboina dan Indonesia termasuk di sejumlah negara," katanya.

Saat ini ada 105 siswa serta 18 guru dan staf pembina di SYV sehingga kehadiran Arsinum akan sangat membantu kelangsungan seminari ke depan.

Pastor Simon Petrus menyatakan, lokasi SYV berada di dalam kompleks misi Katolik sehingga Arsinum tersebut akan membantu melayani para pastor di Pastoran Unio milik keuskupan Amboina, susteran Alma,  rumah sakit Fatima, SMP Paulus Saumlaki, SMA Budi Mulia Saumlaki dan gereja Hati Kudus Yesus Olilit Barat.

"Kompleks ini sangat membutuhkan air bersih dan kehadiran ini sangat membantu kami yang berdiam di kompleks misi ini," tambahnya.

Pastor Yakobus Sorluri menyatakan para seminaris selama ini mengonsumsi air minum dari sumur air payau yang hanya bisa diambil pada saat air air laut surut.

"Ada juga dari sumber air PDAM tetapi sama sekali tidak lancar hingga saat ini, dan bantuan air bersih dari sumber air milik masyarakat desa Olilit," katanya.

Mercy Barends berharap bantuan tersebut dapat dikelola dengan baik dan akan bermanfaat bagi para seminaris maupun masyarakat di kompleks misi Katolik Saumlaki.
 

Teknologi Arsinum

 

Pewarta: Simon Lolonlun

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020