Ambon (ANTARA) - PT. Batutua Karisma Permai dan Batutua Tembaga Raya (BKP-BTR) yang merupakan anak perusahaan Merdeka Copper Gold TBK sejak awal sudah menerapkan program hilirisasi dalam pengolahan tambang karena memiliki nilai tambah komoditas yang dimiliki.
"BTR yang beroperasi di Pulau Wetar, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), Maluku sejak beberapa tahun lalu merupakan perusahaan pengolahan dan pemurnian, makanya dinamakan BKP-BTR atau Tambang Tembaga Wetar/Wetar Copper Mine," kata Humas BKP-BTR Dino Musida di Ambon, Senin.
Hasil tambang tembaga di Pulau Wetar itu tidak diekspor dalam bentuk bahan mentah tetapi sudah ditangani BTR selaku pemegang izin usaha pertambangan dan pemurnian hasil tembaga menjadi katoda (lempeng) tembaga.
Menurut dia, hilirisasi juga menguntungkan negara atau daerah karena terbuka peluang yang besar bagi masyarakat untuk mendapatkan lapangan pekerjaan.
Baca juga: PT. Batutua segera buka kantor cabang di Ambon
"Intinya perekonomian negara jadi lebih baik lewat program hilirisasi karena nilai ekspor komoditasnya juga semakin meningkat," ucapnya.
Dia mencontohkan pada 2022 perusahaan menargetkan produksi katoda tembaga sebanyak antara 16 ribu hingga 20 ribu ton dan target yang sama juga dilakukan pada 2023.
"Jadi yang kami targetkan itu adalah bahan tambang tembaga yang telah diproses di smelter perusahaan untuk diekspor ke luar negeri," katanya menjelaskan.
Terkait rencana pengoperasian fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga single line atau satu jalur terbesar di dunia yang letaknya di kawasan ekonomi khusus Gresik Java Integrated industrial and ports estate (JIPE) itu bukan merupakan bagian dari MCG TBK.
"Kalau yang di Gresik adalah smelter milik perusahaan lain yang satu grup dengan Freeport," tandasnya.
Baca juga: Perusahaan tambang Batutua bantu tangani COVID -19 di Maluku
BKP-BTR sejak awal sudah terapkan program hilirisasi
Selasa, 13 Februari 2024 6:20 WIB