Ambon (Antara Maluku) - Puluhan pemuda yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Keadilan dan Penegakan Demokrasi (AMPKPD) Maluku, Senin, melakukan aksi demo di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Maluku, memprotes pengumuman hasil seleksi wawancara Calon Anggota KPU setempat.
"Kami memprotes hasil pengumuman seleksi wawancara Calon Anggota KPU Maluku, yang mana telah melakukan diskriminasi karena tidak memenuhi kerterwalikan perempuan sesuai Undang-Undang," kata Mario Sarkol dalam orasinya.
Hasil seleksi wawancara telah diumumkan Tim Seleksi pada 26 September dan menetapkan 10 orang yang lulus yang ditandatangani Ketua Tim Prof.DR.Askam Tuasikal,M.Si,Ak.
Setelah seleksi wawancara akan dilanjutkan dengan uji Kelayakan dan Kepatutan.
Ke 10 orang calon anggota KPU Maluku yang lulus wawancara yakni Almudatsir Zain Sangadji,SH, Astuti Usman,S.Ag,MH, Daniel W.Nirahua, SH, Hanafi Renwarin, Dra.Iriane Sosiawaty Ponto,M.Si, Jimmi Papilaya, La Alwi,SH,MH, Mukhlis Fataruba,S.Sos, Musa L.Toekan, S.Sos, M.Si, dan Syamsul Rifan Kububangun,SH.
AMPKPD adalah gabungan dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ambon, Komisariat Daerah Pemuda Katolik (KDPK) Provinsi Maluku, Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) Cabang Ambon, dan Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Provinsi Maluku.
Mario Sarkol yang juga Ketua DPC PMKRI Cabang Ambon mengatakan, mestinya tim seleksi memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30 persen sesuai Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011.
"Pasal 6 point (i) yang mensyaratkan komposisi keanggotaan KPU Provinsi dan Kabuaten/Kota memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30 persen," katanya.
"Dari 10 nama yang lolos, hanya ada dua perempuan. Jadi masih kurang satu perempuan agar memenuhi minimal 30 persen keterwakilan kaum perempuan sebagaimana amanat undang-undang," tambahnya.
Para pendemo gagal menemui anggota KPU Maluku karena dijaga ketat aparat kepolisian Polda Maluku.
Aparat kepolisian juga memasang kawat berduri di depan pintu masuk kantor KPU Maluku termasuk di sepanjang pagar beton kantor tersebut.
Menurut Mario, pihaknya akan terus mendesak Tim Seleksi untuk memenuhi keterwakilan kaum perempuan 30 persen di dalam KPU.
"Kalau perlu kami akan mengerahkan massa lebih banyak lagi," katanya.