Ternate (ANTARA) - Pelaksanaan Festival Ikan Fufu di Ternate, Maluku Utara berhasil memecahkan Museum Rekor Dunia dan Indonesia atas pengasapan 6,62 ton ikan cakalang terbanyak di dunia dan Indonesia.
"Festival ini menjadi bukti semangat masyarakat Ternate dalam melestarikan tradisi lokal sekaligus mengangkat potensi ekonomi berbasis hasil laut. Kami mengapresiasi keterlibatan ribuan warga yang terlibat langsung," kata Direktur Operasional MURI, Yusuf Ngadri dihubungi, di Ternate, Selasa.
Ribuan warga tumpah ruah di sepanjang jalan untuk menyaksikan Festival Ikan Fufu dipusatkan di Dufa-Dufa Kota Ternate dengan pengasapan 6,62 ton ikan cakalang terbanyak di dunia sekaligus masuk pemecahan Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Nama Festival Nyao Fufu atau bahasa Ternate artinya ikan mengusung tema Ikan Fufu Lokal, Ekonomi Berkelanjutan ini melibatkan sekitar 3.000 warga dari berbagai kelurahan di Ternate Utara.
Sejak pagi, masyarakat sudah memadati kawasan dari ujung jalan Dufa-Dufa hingga Jolemajiko, membawa alat pengasapan, ikan, serta peralatan pendukung lainnya.
Yusuf mengatakan, pihaknya dalam acara ini menghitung proses penghitungan jumlah ikan hingga verifikasi selama dua hari dan secara keseluuahan tercatat sebanyak 6,62 ton ikan jenis cakalang yang diasapi secara serentak oleh masyarakat dalam mendukung Festival Nyao Fufu di Ternate ini.
Bahkan, nampak suasana di Kelurahan Dufa-Dufa, Kota Ternate, Senin (6/10/2025) berubah menjadi lautan asap dan aroma khas ikan cakalang bakar.
Direktur Operasional MURI, Yusuf Ngadri, mengatakan bahwa festival tersebut Proses pengasapan dilakukan di sepanjang 1,2 kilometer jalan di kawasan Dufa-Dufa, menggunakan 160 unit tempat pengasapan.
"Sebanyak 9.000 potong ikan cakalang disiapkan oleh panitia bersama warga dan kami telah mencicipi hidangan ikan asap, Alhamdulillah sangat nikmat," ujar Yusuf.
Sementara itu, Pemerintah Kota Ternate, melalui Camat Ternate Utara, Sunarto M. Taher, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap partisipasi masyarakat dan seluruh pihak yang turut membantu menyukseskan kegiatan ini.
Menurutnya, Festival Nyao Fufu bukan hanya ajang kebanggaan, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi warga dan pelaku usaha kecil.
"Festival Nyao Fufu membantu peningkatan ekonomi lokal dan menjadi sarana pemasaran bagi pelaku UMKM. Kami berharap ini bisa menjadi agenda tahunan karena antusiasme masyarakat sangat luar biasa. Penilaian dari tim MURI juga sudah dilakukan sejak kemarin, " jelas Sunarto.
Sementara itu, salah satu warga Dufa-Dufa, Rusmin mengaku bangga dan senang bisa ikut serta dalam kegiatan tersebut. Ia menyebut, festival ini telah lama dinantikan karena menjadi wadah untuk memperkenalkan potensi Dufa-Dufa sebagai kampung nelayan.
"Masyarakat Dufa-Dufa menyambut dengan gembira. Kami berharap pemerintah bisa menjadikan kegiatan seperti ini rutin setiap tahun. Dengan adanya festival ini, pendapatan masyarakat juga meningkat karena banyak pengunjung datang membeli ikan fufu dan produk UMKM," kata Rusmin.
Selain pemecahan rekor, Festival Nyao Fufu juga menampilkan atraksi budaya, lomba kuliner berbahan dasar ikan cakalang, serta pameran produk hasil laut lokal. Kegiatan ini diharapkan menjadi ikon baru pariwisata bahari Kota Ternate dan memperkuat identitas Dufa-Dufa sebagai pusat pengasapan ikan terbesar di Maluku Utara.
Dengan keberhasilan penyelenggaraan festival ini, masyarakat berharap momentum tersebut tidak hanya berhenti pada pemecahan rekor, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi berkelanjutan bagi nelayan dan pelaku usaha di daerah pesisir.
