Ambon, 15/11 (Antaranews Maluku) - Sekretaris Dirjen Kebudayaan kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sri Hartini menyatakan, alat musik bambu diharapkan dapat menjadi media pemersatu harmonisasi sosial masyarakat di Ambon.
"Musik bambu diharapkan dapat menjadi media pemersatu harmonisasi sosial, apalagi jika disatukan dengan musik hadrat dan sawat maka akan mewakili kehidupan masyarakat Ambon yang damai dan aman," katanya saat membuka Amboina Internasional Bamboo music festival dan convention 2018, di Ambon, Kamis.
Menurut dia, bambu dimanfaatkan masyarakat dari ujung timur hingga barat Indonesia sebagai bahan yang dapat dijadikan seni musik pertunjukkan.
Bambu di Ambon bukan hanya musik tiup, tetapi menjadi gagasan ekspresi lain sebagai alat musik yang mendunia.
"Kemendikbud sangat mengapresiasi para pemusik dan penggiat musik di Ambon yang terus memelihara, melestarikan, mengembangkan dan memanfaatkan bambu sebagai karya nyata eksprsi budaya anugerah Tuhan yang tidak dimiliki daerah lain," ujarnya.
Sri menjelaskan, Kemendikbud melalui Dirjen Kebudayaan merancang sebuah inisiatif baru, yaitu kegiatan pengembangan platform Indonesiana.
Indonesiana merupakan sebuah struktur hubungan terpola antar penyelenggara kegiatan budaya daerah di Indonesia yang dibangun secara gotong royong. Inisiatif ini dirumuskan dilatarbelakangi ketiadaan standar penyelenggaraan kegiatan budaya.
"Gejala tersebut mencakup tidak jelasnya dampak kegiatan budaya dalam kehidupan masyarakat, penyelenggaraan kegiatan budaya yang minim investasi dan boros biaya, serta kondisi keberlanjutan kegiatan budaya yang memprihatikan," katanya.
Festival budaya katanya, dapat menjadi wahana untuk menumbuhkembangkan identitas warga negara agar terciptanya kepercayaan diri bangsa dan sifat saling menghargai untuk menguatkan persatuan-kesatuan bangsa.
Selain itu Festival budaya memiliki potensi bukan hanya mengangkat keunikan daerah melainkan juga ketersambungan daerah. Lebih jauh, festival budaya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat secara holistik dan pemerataan kesempatan memperoleh pendapatan di tingkat masyarakat, serta perkembangan kebudayaan yang seimbang antara pelestarian dan pemajuan.
Ia menambahkan, setelah melalui proses yang panjang, dengan forum diskusi, timbang pandang dan perumusan bersama antara Kemendikbud melalui Tim Indonesiana, pemerintah daerah dan komunitas maka untuk tahun 2018 menyepakati 13 festival dari sembilan wilayah.
"Ambon merupakan kota terakhir penyelengaraan platform Indonesiana melalui kegiatan Amboina International Bamboo Music Festival dan convention 2018," tandasnya.
Amboina internasional bamboo music festival dan convention terbangi dalam dua panel di hari pertama dengan narasumber Jack Arthur Simanjuntak (Universitas Pelita Harapan) terkait alat musik tradisional dalam ranah produksi, Eko Prawoto (Universitas Kristen Duta Wacana) pemanfaatan bambu untuk pembuatan panggung seni pertunjukan, dan Maynart Alfons (Molluca Bamboowin Orchestra) terkait teknis pembuatan suling bambu.
Musik bambu media harmonisasi sosial masyarakat
Kamis, 15 November 2018 18:47 WIB