Yayasan Pelangi Maluku (YPM) intens melakukan pendampingan bagi Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) berupa layanan tes dan konseling HIV/AIDS merupakan program untuk memeriksakan secara rutin enam bulan para pasien HIV/AIDS di Provinsi Maluku.
"Layanan ini dilakukan setiap enam bulan sebagai upaya memeriksa kesehatan pasien lama untuk memastikan status HIV atau IMS aman atau tidak, " kata Direktur YPM, Rosa Pentury di Ambon, Sabtu.
Petugas katanya memberikan konseling dan pengambilan sampel darah untuk diperiksa di laboratorium, sebagai upaya untuk mendeteksi HIV/AIDS sejak dini.
Saat situasi pandemi COVID-19 pihaknya melakukan sistem jemput bola untuk melakukan tes serta konseling bagi para komunitas di sejumlah titik di Kota Ambon.
"Petugas mendatangi titik kumpul yang menjadi lokasi strategis bagi komunitas untuk dilakukan pemeriksaan, " katanya.
Baca juga: ODHA tidak wajib ungkap penyakitnya untuk vaksinasi COVID-19
Rosa mengakui, penularan infeksi HIV berkaitan dengan perilaku dan pola hidup seperti sering berganti-ganti pasangan seksual tanpa pengaman dan penggunaan jarum suntik yang tidak steril bisa menjadi pemicu terkena infeksi HIV.
Berbagai upaya terus dilakukan pihaknya melalui kampanye dan advokasi penekanan penularan HIV dilakukan oleh para pemerhati dan kelompok-kelompok peduli HIV/Aids, lebih banyak menekankan pada penggunaan kondom, dan tidak menggunakan jarum suntik yang sama secara bergantian.
"Kampanye penggunaan kondom sering disalahartikan sebagai upaya melegalkan seks bebas, tapi sebenarnya itu menganjurkan cara mengamankan diri dari penularan infeksi HIV," kata Rossa.
Tahun 2022, YPM katanya tetap fokus pada isu kesehatan HIV dan AIDS yakni, mendukung orang yang hidup dengan HIV, penjangkauan pekerja seks perempuan, lelaki seks dengan lelaki dan transpuan.
Selain itu, pengobatan dukungan dan perawatan bagi orang yang hidup dengan HIV, disamping program lainnya yakni penanggulangan malaria, dan kegiatan imunisasi.
Baca juga: Erick Tohir apresiasi PLN bantu kemandirian ekonomi komunitas ODHA
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
"Layanan ini dilakukan setiap enam bulan sebagai upaya memeriksa kesehatan pasien lama untuk memastikan status HIV atau IMS aman atau tidak, " kata Direktur YPM, Rosa Pentury di Ambon, Sabtu.
Petugas katanya memberikan konseling dan pengambilan sampel darah untuk diperiksa di laboratorium, sebagai upaya untuk mendeteksi HIV/AIDS sejak dini.
Saat situasi pandemi COVID-19 pihaknya melakukan sistem jemput bola untuk melakukan tes serta konseling bagi para komunitas di sejumlah titik di Kota Ambon.
"Petugas mendatangi titik kumpul yang menjadi lokasi strategis bagi komunitas untuk dilakukan pemeriksaan, " katanya.
Baca juga: ODHA tidak wajib ungkap penyakitnya untuk vaksinasi COVID-19
Rosa mengakui, penularan infeksi HIV berkaitan dengan perilaku dan pola hidup seperti sering berganti-ganti pasangan seksual tanpa pengaman dan penggunaan jarum suntik yang tidak steril bisa menjadi pemicu terkena infeksi HIV.
Berbagai upaya terus dilakukan pihaknya melalui kampanye dan advokasi penekanan penularan HIV dilakukan oleh para pemerhati dan kelompok-kelompok peduli HIV/Aids, lebih banyak menekankan pada penggunaan kondom, dan tidak menggunakan jarum suntik yang sama secara bergantian.
"Kampanye penggunaan kondom sering disalahartikan sebagai upaya melegalkan seks bebas, tapi sebenarnya itu menganjurkan cara mengamankan diri dari penularan infeksi HIV," kata Rossa.
Tahun 2022, YPM katanya tetap fokus pada isu kesehatan HIV dan AIDS yakni, mendukung orang yang hidup dengan HIV, penjangkauan pekerja seks perempuan, lelaki seks dengan lelaki dan transpuan.
Selain itu, pengobatan dukungan dan perawatan bagi orang yang hidup dengan HIV, disamping program lainnya yakni penanggulangan malaria, dan kegiatan imunisasi.
Baca juga: Erick Tohir apresiasi PLN bantu kemandirian ekonomi komunitas ODHA
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022