Ambon (ANTARA) - Lembaga Yayasan Pelangi Maluku mengaku, sejak Januari hingga Februari 2023, sudah menangani 20 kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) / AIDS di Kota Ambon.
“Kalau di lembaga kita, kita punya klinik sendiri khusus penangnan soal HIV, dan data di klinik itu, Januari sampai Februari tahun ini kurang lebih hampir 20 orang kita temukan kasus HIV baru,” kata Staf bidang program Yayasan Pelangi Maluku, Alfin Siahaya di Ambon, Kamis.
Sementara selama 2022, Lembaga Yayasan Pelangi sudah menemukan kasus HIV kurang lebih 53 kasus orang yang terinfeksi HIV. “Itu kasus baru selama 2022 yang kita tangani. Memang kalau antara laki-laki dan perempuan, laki-laki masih lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan,” ungkapnya.
Menurut dia, peningkatan HIV terus terjadi dan meningkat karena faktor gencarnya pemeriksaan tes darah kepada masyarakat, sehingga diketahui orang tersebut terkena HIV.
“Kan seseorang itu untuk tahu bahwa dia tertular HIV atau penyakit seksual lainnya harus melalui pemeriksaan tes darah. Jadi semakin gencar kita lakukan tes baik dari komunitas yang berisiko, maupun masyarakat umum, angka kasusnya semakin banyak yang kita temui,” ujar Alfin.
Alfin mengatakan, semakin banyak ditemukan kasus HIV yang tertular kepada masyarakat, akan semakin bagus untuk dilakukan intervensi dengan memberikan pengobatan. Sehingga akan lebih mempermudah mengurangi angka tertular.
“Jadi kalau ada yang bertanya kenapa terus dilakukan sosialisasi, tetapi angka kasus terus naik, harusnya menjadi lebih sedikit. Justru itu bagus. Kenapa saya katakan bagus, karena dengan begitu kita bisa lebih mudah melakukan intervensi,” ucapnya.
Ia berharap, edukasi terkait seks dan penanganan HIV terus dilakukan, kepada masyarakat serta anak-anak di sekolah. Hal ini demi mencegah penularan HIV sejak dini.
“Supaya mereka sudah paham jadi bisa berkelanjutan, akhirnya mereka sudah bisa mencegah sejak dini soal penularan HIV maupun infeksi faktor seksual lainnya,” kata Alfin.