Ambon (ANTARA) - Yayasan Pelangi Maluku (YPM) menggencarkan pemeriksaan dan konseling sebagai upaya mendeteksi kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Kota Ambon.
Pemeriksaan mobile voluntary counselling and testing (VCT) melibatkan 12 dokter relawan rutin dilakukan di komunitas yang masuk dalam kelompok risiko tinggi, untuk mendeteksi dini kasus HIV/ Aids, Kata Direktur Yayasan Pelangi Maluku, Rosa Pentury, di Ambon, Rabu.
Ia mengatakan, setelah dilakukan penjangkauan melalui tes VCT akan dilanjutkan dengan pendekatan langsung ke rumah (door to door) dengan tujuan menemukan secara dini dan mendata para penderita HIV agar bisa mendapat perawatan atau memulai pengobatan.
Kelompok berisiko yang dimaksud ialah pekerja seks komersial (PSK), lelaki suka seks dengan lelaki (LSL), waria dan pengguna Napza suntik.
Pada proses Mobile VCT, selain melakukan konseling juga dilakukan tes berupa mengambil sampel darah.
Ia mengakui, berbagai upaya terus dilakukan ke komunitas melalui sosialisasi dan kesadaran diri pendekatan pemeriksaan HIV mandiri mampu menarik sebagian besar dari mereka yang belum pernah mengikuti tes HIV.
"Masyarakat yang berisiko menampakkan indikator ukur yang jelas, yakni datang ke klinik untuk minta alat untuk melakukan tes mandiri," katanya.
Layanan tes dan konseling HIV/AIDS merupakan program untuk memeriksakan secara rutin enam bulan para pasien HIV/AIDS.
"Layanan ini dilakukan setiap enam bulan sebagai upaya memeriksa kesehatan pasien lama, untuk memastikan status HIV atau IMS aman atau tidak, " ujarnya.
Rossa menambahkan, upaya pencegahan dan pengendalian HIV AIDS bertujuan untuk mewujudkan target Three Zero pada 2030, yakni tidak ada lagi penularan infeksi baru HIV, tidak ada lagi kematian akibat AIDS, dan tidak ada lagi stigma dan diskriminasi pada orang dengan HIV AIDS (ODHA).