Yayasan Jala Ina Maluku menggelar pembekalan untuk sukarelawan (Volunteer) pengajar Sekolah Bahari angkatan ketiga, dengan tujuan menerapkan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya melestarikan lingkungan hidup. 

“Ini salah satu program dari Jala Ina untuk volunteer pengajar Sekolah Bahari angkatan ketiga. Dalam artian berarti kita sekolah bahari kurang lebih sudah tiga tahun jalan. Nah setiap angkatan setiap setelah perekrutan pasti harus ada pembekalan. Kenapa harus ada pembekalan, karena kita membekali teman-teman volunteer ini untuk mempersamakan persepsi,” kata Direktur Data Informasi dan Publikasi Jala Ina, Yuniar Sakinah Waliulu kepada ANTARA, di Ambon, Sabtu. 

Ia mengatakan, volunter ini akan menjalankan tugasnya sebagai pengajar selama satu tahun. Setelah itu baru yayasan melakukan perekrutan baru. 

“Ini seperti pengabdian kepada masyarakat. Kalau bikin gerakan lingkungan orang mungkin lebih fokus ke alamnya, tapi kita lupa bahwa yang merusak ini adalah manusia. Jadi yang perlu diperhatikan itu adalah manusianya bukan alamnya. Jadi intinya di sini mengkonservasi manusianya bukan SDA nya,” katanya. 

Baca juga: Aktivis: pengawasan kelestarian terumbu karang di Maluku sangat kurang

Ia menerangkan, sekolah bahari adalah sekolah yang didirikan untuk mengedukasi masyarakat, terutama masyarakat pesisir terkait dengan hal-hal yang menyangkut dengan Sumber Daya Alam (SDA). 

“Tujuan utama sekolah bahari ini untuk mengedukasi masyarakat tentang kelestarian lingkungan. Kita ingin membangun kesadaran untuk adik-adik dari kecil, agar mereka paham bahwa lingkungan itu apa, kemudian kenapa tidak boleh buang sampah sembarangan,”  ucapnya. 

Ia menyebutkan saat ini sekolah bahari sudah ada di dua tempat yakni, Negeri (Desa) Morella dan Mamala di Kabupaten Maluku Tengah. Dipilih dua tempat itu untuk saat ini karena aksesnya dekat dengan Kota Ambon, dan juga merupakan daerah pesisir. 

Baca juga: Aksi transplantasi terumbu karang warnai Coral Triangle Day di Maluku, kolaborasi selamatkan ekosistem laut

“Kita buka kelas pertama itu di Morella. Pertama karena akses paling dekat dengan Kota Ambon, terus dia juga ada di daerah pesisir. Terus pada tahun kedua 2021 kemarin kita buka dua kelas Morella dan Mamala. Nah ini kita akan mengajar dengan dua kelas. Jadi awalnya di sini dulu nanti ke depannya kalau pijakan sudah mulai dalam, baru kita mau buka ke tempat lain,” terangnya.

Yuniar berharap, ke depannya setelah kegiatan pembekalan volunteer ini, mereka dapat menerapkan edukasi yang positif di kehidupan masyarakat sehari-hari mau pun saat menjadi relawan pada saat bergabung di sekolah bahari.

“Selanjutnya adalah mungkin setelah mereka keluar dari sini dong bisa membuat kelas kelas yang sama di daerahnya masing masing,” pungkas Yuniar.

Baca juga: Menjaga sumber daya laut Maluku dengan tradisi Sasi

Pewarta: Winda Herman

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022