Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) terus mengembangkan pembudidayaan rumput laut di wilayah itu dengan membantu sarana budaya kepada kelompok pembudidaya rumput laut di daerah itu.
"Potensi sektor perikanan di Maluku Tenggara sangat besar termasuk rumput laut dan menjadi penggerak ekonomi daerah," kata Bupati Malra M Thaher Hanubun saat menyerahkan bantuan sarana perikanan dan budidaya rumput laut bagi sejumlah kelompok penerima bantuan, di Langgur, Rabu.
Sektor perikanan, katanya, menjadi prioritas pengembangan sekaligus penggerak ekonomi daerah sesuai dengan amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2018-2023.
Baca juga: Gubernur: rumput laut harus jadi komoditi unggulan masyarakat Malra
Thaher menyatakan sejak terpilih memimpin daerah itu tahun 2018 dan tercatat hingga 2021 telah menyerahkan sarana bantuan kepada nelayan sebanyak 220 unit kepada Kelompok Usaha Bersama (KUB) nelayan tangkap, serta sarana budidaya rumput laut sebanyak 126 unit kepada kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan).
Selain itu, memfasilitasi penguatan usaha berupa peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM, serta perlindungan terhadap nelayan dan pembudidaya berupa Kartu Usaha Pelaku Perikanan (KUSUKA), serta infrastruktur berupa jalan produksi.
Di Maluku Tenggara, menurut Bupati terdapat 68 pulau kecil sebagai kawasan potensial pengembangan budidaya perikanan, di mana potensi lahan perikanan budidaya sebesar 14,138 ribu hektare, khususnya potensi pengembangan lahan budidaya rumput laut seluas 8.662,23 hektare.
"Sejauh ini pemanfaatan potensi rumput laut baru baru 9,77 persen atau 846,36 hektare, dengan produksi rumput laut sebanyak 31.447,37 ton basah," katanya.
Baca juga: Kodam Pattimura bantu pengembangan rumput laut di Kepulauan Tanimbar
Dia menambahkan, wilayah Maluku Tenggara dianugerahi potensi perikanan besar karena geografis daerah berada pada tiga Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP), yaitu WPP 718 meliputi Laut Arafura, WPP 714 yang meliputi Laut Banda, dan WPP 715 yang meliputi Laut Seram, dengan total potensi perikanan pada ketiga WPP sebesar 4,669 juta ton/tahun.
Sedangkan capaian produksi perikanan tahun 2021 baru mencapai 96.332,159 ton atau 2,06 persen dari total potensi.
Khusus bantuan sarana pemberdayaan yang diberikan, menurutnya, sangat strategis karena bertujuan untuk penguatan modal maupun aset para nelayan dan budidaya rumput laut, dalam rangka peningkatan kesejahteraan keluarganya, sekaligus berperan dalam penguatan ekonomi daerah, mengurangi tingkat kemiskinan, dan solusi dalam menjawab tingkat pengangguran di Malra.
Dia berharap para penerima bantuan dapat memanfaatkannya dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab, guna meningkatkan produksi perikanan tangkap dan budidaya, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan, sekaligus menjadikan daerah itu sebagai sentra penghasil ikan dan rumput laut terbesar di Maluku.
"Saya berharap para penerima bantuan bekerja dengan tekun dan ulet, sekaligus berkembang menjadi kelompok usaha yang mandiri demi mensejahterakan anggota kelompoknya," ujarnya.
Terpenting, tegas Bupati Taher sarana bantuan yang diberikan tidak dijual belikan karena pemanfaatannya akan diawasi dengan sungguh-sungguh oleh Pemkab dan instansi teknis.
Baca juga: Pegawai honorer Tanimbar yang dilaporkan hilang saat bertani rumput laut ditemukan meninggal di Desa Lingat
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
"Potensi sektor perikanan di Maluku Tenggara sangat besar termasuk rumput laut dan menjadi penggerak ekonomi daerah," kata Bupati Malra M Thaher Hanubun saat menyerahkan bantuan sarana perikanan dan budidaya rumput laut bagi sejumlah kelompok penerima bantuan, di Langgur, Rabu.
Sektor perikanan, katanya, menjadi prioritas pengembangan sekaligus penggerak ekonomi daerah sesuai dengan amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2018-2023.
Baca juga: Gubernur: rumput laut harus jadi komoditi unggulan masyarakat Malra
Thaher menyatakan sejak terpilih memimpin daerah itu tahun 2018 dan tercatat hingga 2021 telah menyerahkan sarana bantuan kepada nelayan sebanyak 220 unit kepada Kelompok Usaha Bersama (KUB) nelayan tangkap, serta sarana budidaya rumput laut sebanyak 126 unit kepada kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan).
Selain itu, memfasilitasi penguatan usaha berupa peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM, serta perlindungan terhadap nelayan dan pembudidaya berupa Kartu Usaha Pelaku Perikanan (KUSUKA), serta infrastruktur berupa jalan produksi.
Di Maluku Tenggara, menurut Bupati terdapat 68 pulau kecil sebagai kawasan potensial pengembangan budidaya perikanan, di mana potensi lahan perikanan budidaya sebesar 14,138 ribu hektare, khususnya potensi pengembangan lahan budidaya rumput laut seluas 8.662,23 hektare.
"Sejauh ini pemanfaatan potensi rumput laut baru baru 9,77 persen atau 846,36 hektare, dengan produksi rumput laut sebanyak 31.447,37 ton basah," katanya.
Baca juga: Kodam Pattimura bantu pengembangan rumput laut di Kepulauan Tanimbar
Dia menambahkan, wilayah Maluku Tenggara dianugerahi potensi perikanan besar karena geografis daerah berada pada tiga Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP), yaitu WPP 718 meliputi Laut Arafura, WPP 714 yang meliputi Laut Banda, dan WPP 715 yang meliputi Laut Seram, dengan total potensi perikanan pada ketiga WPP sebesar 4,669 juta ton/tahun.
Sedangkan capaian produksi perikanan tahun 2021 baru mencapai 96.332,159 ton atau 2,06 persen dari total potensi.
Khusus bantuan sarana pemberdayaan yang diberikan, menurutnya, sangat strategis karena bertujuan untuk penguatan modal maupun aset para nelayan dan budidaya rumput laut, dalam rangka peningkatan kesejahteraan keluarganya, sekaligus berperan dalam penguatan ekonomi daerah, mengurangi tingkat kemiskinan, dan solusi dalam menjawab tingkat pengangguran di Malra.
Dia berharap para penerima bantuan dapat memanfaatkannya dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab, guna meningkatkan produksi perikanan tangkap dan budidaya, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan, sekaligus menjadikan daerah itu sebagai sentra penghasil ikan dan rumput laut terbesar di Maluku.
"Saya berharap para penerima bantuan bekerja dengan tekun dan ulet, sekaligus berkembang menjadi kelompok usaha yang mandiri demi mensejahterakan anggota kelompoknya," ujarnya.
Terpenting, tegas Bupati Taher sarana bantuan yang diberikan tidak dijual belikan karena pemanfaatannya akan diawasi dengan sungguh-sungguh oleh Pemkab dan instansi teknis.
Baca juga: Pegawai honorer Tanimbar yang dilaporkan hilang saat bertani rumput laut ditemukan meninggal di Desa Lingat
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022