Ambon (ANTARA) - Gubernur Maluku Murad Ismail, mengajak masyarakat di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) untuk mengembangkan rumput laut sebagai salah satu komoditi unggulan, yang memberikan kontribusi besar bagi peningkatan kesejahteraan di masa mendatang.
"Mari kita jadikan rumput laut sebagai salah satu komoditi perikanan unggulan di Maluku, termasuk di Kabupaten Maluku Tenggara," kata Gubernur saat melakukan panen raya rumput laut di Ohoi (Desa) Evu, Kecamatan Hoat Sorbay, Kabupaten Malra, Sabtu.
Panen raya rumput laut dilakukan Gubernur Murad bersama istrinya Widya Pratiwi, Bupati Malra M Thaher Hanubun, Ketua DPRD Maluku Lucky Wattimury dan Plt Sekda Maluku Sadli Ie di Teluk Hoat Sorbay.
Tempat itu merupakan salah satu sentra produksi budidaya rumput laut yang ditetapkan Pemkab Malra dengan Peraturan Bupati No.167 tahun 2020 tentang kawasan budidaya dengan luas lahan potensial 14.138.86 hektar.
Murad mengapresiasi kegigihan para petani rumput laut membudidayakan komoditi unggulan itu, karena selain mudah dikembangkan dan waktu panen cepat yakni 45 hari, juga pangsa pasarnya masih terbuka luas, baik di dalam maupun luar negeri.
"Jadi budidaya rumput laut ini merupakan peluang untuk membuka lapangan kerja kepada masyarakat, sekaligus berdampak besar bagi peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di Maluku," ujarnya.
Dia juga mengimbau organisasi perangkat daerah (OPD) teknis terkait di provinsi maupun kabupaten/kota untuk turut memotivasi dan membantu masyarakat membudidayakan dan mengembangkan rumput laut, terutama membimbing kelompok usaha masyarakat sehingga dapat menghasilkan rumput laut berkualitas.
Saat ini luas lahan potensial untuk budidaya sektor perikanan di Maluku yakni 14.138.86 hektare yang tersebar di 11 kawasan. Potensi lahan budidaya terbesar yakni untuk rumput laut yakni 8.662.23 hektare, budidaya mutiara 3.407.96 hektare, budidaya laut lainnya 1.482.21 hektare serta keramba jaring apung 586.46 hektar.
Baca juga: Pemkab Malra gandeng PLN dan ITB bangun rumah pengering rumput laut, begini penjelasannya
Bupati Maluku Tenggara Thaher Hanubun mengatakan luas kawasan budidaya di Teluk Hoat yakni 1.346.41 hektare, terdiri dari 543.30 hektare untuk budidaya rumput laut, dan sisanya seluas 803.11 hektar untuk budidaya laut lainnya seperti kepiting bakau, tambak dan keramba jaring apung.
"Dari total luas lahan budidaya rumput laut sebesar 543.30 hektar, saat ini yang baru dimanfaatkan sebesar 68.22 persen atau seluas 370.69 hektar" katanya.
Ohoi (Desa) Evu, Letvuan dan Arso yang berada dalam kawasan budidaya Hoat Sorbay, menurut Bupati telah ditetapkan sebagai kampung rumput laut sesuai Kepmen Kelautan dan Perikanan Nomor 16 tahun 2022 tentang Kampung Perikanan Budidaya.
Secara umum pada tahun 2021 Kecamatan Hoat Sorbay memberikan kontribusi produksi rumput laut sebesar 10.266.93 ton atau 32,65 persen dari total produksi rumput laut Maluku Tenggara sebanyak 31.442.60 ton. Sedangkan jumlah pebudidaya rumput laut sebanyak 722 orang dengan 393 Rumah Tangga Perikanan (RTP) .
"Kami akan terus menggenjot budidaya rumput laut sebagai salah satu komoditi unggulan di Maluku Tenggara, demi peningkatan perekonomian masyarakat selain perikanan tangkap," katanya.
Baca juga: Pemkab Maluku Tenggara beri kemudahan investasi dukung "Seaweed Estate" , gairahkan perekonomian