Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Maluku akan mencari pembeli baru melalui atase perdagangan guna menunjang kegiatan ekspor hasil perkebunan daerah terutama pala sebagai komoditas ekspor utama.
"Melihat kondisi riil perkembangan ekspor pala yang merupakan komoditas unggulan Maluku dengan area tanam yang cukup luas, kami akan mencari pasar baru untuk membantu meningkatkan ekspor," kata Kepala Disperindag Maluku Yahya Kota di Ambon, Maluku, Jumat.
Menurut dia, upaya ini dilakukan karena pada 2021 dan 2022 volume ekspor masih rendah, sehingga perlu digenjot melalui pembeli baru.
Volume ekspor pala Maluku pada 2021 yang dilakukan eksportir PT Manusu hanya 56,4 ton, kemudian pada 2022 sebanyak 8,46 ton oleh eksportir PT Kamboti dengan negara tujuan ke Eropa terutama Belanda.
Ia mengungkap kendala yang dihadapi adalah masih banyak pengumpul yang membeli pala di Ambon kemudian dijual lagi ke Surabaya sebagai pasar utama ekspor.
Oleh sebab itu, melalui pembeli baru diharapkan bisa mencari pasar baru dan juga negara tujuan baru, selain Eropa seperti negara-negara Asia hingga Arab.
Kemudian, kendala lain masih rendahnya ekspor pala karena pada beberapa negara di Eropa menerapkan standar mutu yang ketat sehingga eksportir itu harus selalu menyiapkan produk yang betul-betul berkualitas.
Selain itu, mutu produksi biji pala oleh para petani di Maluku kalau dilihat dari kualitas belum bisa menjawab kebutuhan permintaan pembeli.
Ia menambahkan selain pasar baru pihaknya juga telah menghadirkan Ekspor Center untuk meningkatkan ekspor sumber daya alam daerah sesuai arahan Gubernur Maluku Murad Ismail, yang resmikan pada 27 Desember 2022.
Ekspor Center tersebut akan menjadi pusat informasi terkait pelayanan ekspor terutama hasil pertanian dan menyiapkan semua informasi yang diperlukan oleh eksportir baik negara tujuan maupun komoditas.
Dengan demikian, lanjut Yahya, ke depan volume ekspor pala akan mengalami peningkatan yang tadinya yang masih kurang.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023
"Melihat kondisi riil perkembangan ekspor pala yang merupakan komoditas unggulan Maluku dengan area tanam yang cukup luas, kami akan mencari pasar baru untuk membantu meningkatkan ekspor," kata Kepala Disperindag Maluku Yahya Kota di Ambon, Maluku, Jumat.
Menurut dia, upaya ini dilakukan karena pada 2021 dan 2022 volume ekspor masih rendah, sehingga perlu digenjot melalui pembeli baru.
Volume ekspor pala Maluku pada 2021 yang dilakukan eksportir PT Manusu hanya 56,4 ton, kemudian pada 2022 sebanyak 8,46 ton oleh eksportir PT Kamboti dengan negara tujuan ke Eropa terutama Belanda.
Ia mengungkap kendala yang dihadapi adalah masih banyak pengumpul yang membeli pala di Ambon kemudian dijual lagi ke Surabaya sebagai pasar utama ekspor.
Oleh sebab itu, melalui pembeli baru diharapkan bisa mencari pasar baru dan juga negara tujuan baru, selain Eropa seperti negara-negara Asia hingga Arab.
Kemudian, kendala lain masih rendahnya ekspor pala karena pada beberapa negara di Eropa menerapkan standar mutu yang ketat sehingga eksportir itu harus selalu menyiapkan produk yang betul-betul berkualitas.
Selain itu, mutu produksi biji pala oleh para petani di Maluku kalau dilihat dari kualitas belum bisa menjawab kebutuhan permintaan pembeli.
Ia menambahkan selain pasar baru pihaknya juga telah menghadirkan Ekspor Center untuk meningkatkan ekspor sumber daya alam daerah sesuai arahan Gubernur Maluku Murad Ismail, yang resmikan pada 27 Desember 2022.
Ekspor Center tersebut akan menjadi pusat informasi terkait pelayanan ekspor terutama hasil pertanian dan menyiapkan semua informasi yang diperlukan oleh eksportir baik negara tujuan maupun komoditas.
Dengan demikian, lanjut Yahya, ke depan volume ekspor pala akan mengalami peningkatan yang tadinya yang masih kurang.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023