Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Pemerintah (Kesbangpol) Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) gencar melakukan dialog antar Agama bagi masyarakat setempat.
"Hal ini dilakukan Pemkab Malra melalui Kesbangpol bersama FKUB guna mencegah pertikaian yang kerap mengganggu stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat, bahkan sengaja digiring ke pertikaian antar agama oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," kata Sekretaris Kesbangpol Maluku Tenggara Kace Rahajaan di Maluku Tenggara, Senin
Dialog kerukunan antar agama yang digelar oleh Kesbangpol dan FKUB Malra telah dilaksanakan di sejumlah titik di Maluku Tenggara, baik itu di Pulau Kei Besar dan Pulau Kei Kecil yang melibatkan Pemda Maluku Tenggara, Tokoh Agama, Desa (Ohoi) serta masyarakat dan pemuda.
Rahajaan menyampaikan tujuan pelaksanaan kegiatan ini untuk menciptakan kehidupan keagamaan yang rukun, harmonis, dan damai di Maluku Tenggara.
Apalagi saat ini, kita memasuki pentahapan Pemilu dan Pemilukada 2024, sekaligus dalam waktu dekat kita akan memasuki hari-hari besar keagamaan baik bagi umat Kristen, Islam, maupun Hindu di daerah ini, kata Rahajaan.
Hal senada dikemukakan Ketua FKUB Arifin Difinubun yang menekankan pentingnya kerukunan antar agama harus tetap terjaga di tengah-tengah masyarakat.
"Kita berbeda-beda baik itu suku, ras, agama, dan golongan tapi kita tetap satu, sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar Difinubun.
Menurut dua untuk Kepulauan Kei sendiri yakni di Maluku Tenggara maupun Kota Tual, Suku Kei sudah memiliki sejumlah falsafah yang mengikat kita menjadi satu sejak leluhur kita, bahkan sebelum semboyan Bhineka Tunggal Ika dicetuskan di Negara ini.
"Oleh karena itu, hidup dalam bingkai "ain ni ain" atau kita adalah satu persaudaraan harus tetap terjalin di daerah ini menuju Maluku Tenggara Hebat, sekalipun keyakinan ataupun agama kita berbeda," kata Difinubun.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023
"Hal ini dilakukan Pemkab Malra melalui Kesbangpol bersama FKUB guna mencegah pertikaian yang kerap mengganggu stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat, bahkan sengaja digiring ke pertikaian antar agama oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," kata Sekretaris Kesbangpol Maluku Tenggara Kace Rahajaan di Maluku Tenggara, Senin
Dialog kerukunan antar agama yang digelar oleh Kesbangpol dan FKUB Malra telah dilaksanakan di sejumlah titik di Maluku Tenggara, baik itu di Pulau Kei Besar dan Pulau Kei Kecil yang melibatkan Pemda Maluku Tenggara, Tokoh Agama, Desa (Ohoi) serta masyarakat dan pemuda.
Rahajaan menyampaikan tujuan pelaksanaan kegiatan ini untuk menciptakan kehidupan keagamaan yang rukun, harmonis, dan damai di Maluku Tenggara.
Apalagi saat ini, kita memasuki pentahapan Pemilu dan Pemilukada 2024, sekaligus dalam waktu dekat kita akan memasuki hari-hari besar keagamaan baik bagi umat Kristen, Islam, maupun Hindu di daerah ini, kata Rahajaan.
Hal senada dikemukakan Ketua FKUB Arifin Difinubun yang menekankan pentingnya kerukunan antar agama harus tetap terjaga di tengah-tengah masyarakat.
"Kita berbeda-beda baik itu suku, ras, agama, dan golongan tapi kita tetap satu, sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar Difinubun.
Menurut dua untuk Kepulauan Kei sendiri yakni di Maluku Tenggara maupun Kota Tual, Suku Kei sudah memiliki sejumlah falsafah yang mengikat kita menjadi satu sejak leluhur kita, bahkan sebelum semboyan Bhineka Tunggal Ika dicetuskan di Negara ini.
"Oleh karena itu, hidup dalam bingkai "ain ni ain" atau kita adalah satu persaudaraan harus tetap terjalin di daerah ini menuju Maluku Tenggara Hebat, sekalipun keyakinan ataupun agama kita berbeda," kata Difinubun.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023