Pengemudi Angkutan Kota di Kota Ambon menyampaikan protes kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon yang melakukan Uji Coba Rekayasa Jalur Lalu Lintas di sejumlah titik.
Pengemudi Angkutan Kota yang terdampak perubahan rute rekayasa lalu lintas, diantaranya trayek Kebun Cengkeh, STAIN, STIA Alaska, dan Galunggung yang merasa pendapatan menjadi berkurang akibat kebijakan Dishub, " kata Ketua Asosiasi Supir Angkot Kota Ambon (ASKA), Paulus Nikijuluw di Ambon, Senin.
"Aksi protes dilakukan untuk meminta Pemkot Ambon dalam hal ini Dishub mengkaji kebijakan rekayasa lalu lintas, karena secara tidak langsung
pendapatan kami berkurang hingga di bawah 50 persen," katanya.
Ia mengatakan, protes penolakan rekayasa dilakukan karena para supir sebelumnya menerima penumpang transit dari jalur luar kota, tidak lagi mendapatkan penumpang akibat rekayasa yang dilakukan.
"Karena itu kami keberatan dengan kebijakan pemerintah untuk memberlakukan kebijakan perubahan jalur, kami mendukung dan memberikan waktu dua hari untuk mengikuti rekayasa jalur yang dilakukan Dishub," katanya.
Sementaraitu Kepala Dinas Perhubungan Kota Ambon, Robby Sapulette menjelaskan, setelah aksi protes yang dilakukan para supir angkot dilakukan pertemuan dan disepakati uji coba rekayasa lalu lintas hanya dilakukan dua hari.
Uji coba rekayasa lalu lintas sesuai rencana dilaksanakan selama 10 hari mulai 17- 28 Juli 2023, tetapi akan dipercepat dan jalur Angkot akan dikembalikan mulai Rabu (19/7).
"Kita sepakati proses ini kita laksanakan sampai hari Selasa besok, dan fungsikan kembali lewat jalur yang sementara di rekayasa," ujarnya.
Robby menyatakan, proses rekayasa merupakan kebijakan Pemerintah dalam rangka mengkaji ruas jalan Tulukabessy karena volume kendaraan pada jam puncak sangat tinggi.
"Pemerintah ambil kebijakan strategis ke depan jika tidak didukung oleh data konkrit berdasarkan kajian dan uji coba di lapangan, maka kita tidak memiliki data apa -apa," katanya.
Pihaknya meminta para sopir untuk kembali beraktivitas sesuai uji coba yang dilakukan, agar dapat dikaji dan dievaluasi kemacetan yang terjadi di Jalan Tulukabessy pada jam puncak.
"Saya minta para Pengemudi kembali aktivitas agar kami dapat memantau jam puncak kemacetan di Tulukabessy, sehingga menjadi bahan usulan dari Pemkot, bahwa kapasitas yang ada sudah tidak bisa antisipasi pertumbuhan lalu lintas yang mencapai di atas 10 persen setiap tahun," ujarnya.
Dishub kata Robby, meminta peran serta masyarakat kota Ambon membantu Pemkot Ambon melakukan kajian dan uji coba di lapangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023
Pengemudi Angkutan Kota yang terdampak perubahan rute rekayasa lalu lintas, diantaranya trayek Kebun Cengkeh, STAIN, STIA Alaska, dan Galunggung yang merasa pendapatan menjadi berkurang akibat kebijakan Dishub, " kata Ketua Asosiasi Supir Angkot Kota Ambon (ASKA), Paulus Nikijuluw di Ambon, Senin.
"Aksi protes dilakukan untuk meminta Pemkot Ambon dalam hal ini Dishub mengkaji kebijakan rekayasa lalu lintas, karena secara tidak langsung
pendapatan kami berkurang hingga di bawah 50 persen," katanya.
Ia mengatakan, protes penolakan rekayasa dilakukan karena para supir sebelumnya menerima penumpang transit dari jalur luar kota, tidak lagi mendapatkan penumpang akibat rekayasa yang dilakukan.
"Karena itu kami keberatan dengan kebijakan pemerintah untuk memberlakukan kebijakan perubahan jalur, kami mendukung dan memberikan waktu dua hari untuk mengikuti rekayasa jalur yang dilakukan Dishub," katanya.
Sementaraitu Kepala Dinas Perhubungan Kota Ambon, Robby Sapulette menjelaskan, setelah aksi protes yang dilakukan para supir angkot dilakukan pertemuan dan disepakati uji coba rekayasa lalu lintas hanya dilakukan dua hari.
Uji coba rekayasa lalu lintas sesuai rencana dilaksanakan selama 10 hari mulai 17- 28 Juli 2023, tetapi akan dipercepat dan jalur Angkot akan dikembalikan mulai Rabu (19/7).
"Kita sepakati proses ini kita laksanakan sampai hari Selasa besok, dan fungsikan kembali lewat jalur yang sementara di rekayasa," ujarnya.
Robby menyatakan, proses rekayasa merupakan kebijakan Pemerintah dalam rangka mengkaji ruas jalan Tulukabessy karena volume kendaraan pada jam puncak sangat tinggi.
"Pemerintah ambil kebijakan strategis ke depan jika tidak didukung oleh data konkrit berdasarkan kajian dan uji coba di lapangan, maka kita tidak memiliki data apa -apa," katanya.
Pihaknya meminta para sopir untuk kembali beraktivitas sesuai uji coba yang dilakukan, agar dapat dikaji dan dievaluasi kemacetan yang terjadi di Jalan Tulukabessy pada jam puncak.
"Saya minta para Pengemudi kembali aktivitas agar kami dapat memantau jam puncak kemacetan di Tulukabessy, sehingga menjadi bahan usulan dari Pemkot, bahwa kapasitas yang ada sudah tidak bisa antisipasi pertumbuhan lalu lintas yang mencapai di atas 10 persen setiap tahun," ujarnya.
Dishub kata Robby, meminta peran serta masyarakat kota Ambon membantu Pemkot Ambon melakukan kajian dan uji coba di lapangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023