Ternate (Antara Maluku) - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Maluku Utara terus mengintensifkan pengawasan terhadap produk makanan dan minuman di pasar untuk mengantisipasi kemungkinan beredarnya barang kedaluwarsa selama Ramadhan.
Kepala BPOM Malut Karim Latukonsina mengatakan di Ternate, Jumat, selama Ramadhan para pedagang dan distributor mengeluarkan seluruh stok dari gudang terkait semakin banyaknya permintaan masyarakat.
Hal itu mengakibatkan produk yang diduga kedaluwarsa ikut dikeluarkan, sehingga untuk mengatasinya BPOM Maluku Utara telah menurunkan seluruh staf ke lapangan terkait pengawasannya.
"BPOM Maluku Utara hanya memiliki lima staf dan mereka sudah diterjunkan ke sejumlah kabupaten/kota seperti Kota Ternate, Halmahera Utara, Pulau Morotai dan Halmahera Timur," katanya.
Para petugas tersebut di lapangan menemukan banyak produk makanan dan minuman kedaluwarsa yang dijual para pedagang. Barang tersebut kemudian disita untuk selanjutkan dimusnahkan.
Ia mengatakan, terbatasnya personel yang dimiliki BPOM Maluku Utara menyebabkan pengawasan di lapangan tidak bisa dilakukan secara maksimal, karena itu perlu dukungan dari masyarakat di daerah ini.
Salah satu bentuk dukungan yang diharapkan adalah masyarakat selalu memperhatikan setiap produk makanan dan minuman yang dibeli terutama hasil olahan pabrik, apakah kedaluwarsa atau belum.
Pemkot Ternate meminta pihak terkait untuk terus mengantisipasi beredarnya produk makanan dan minuman kedaluwarsa, termasuk kemungkinan adanya daging tidak layak konsumsi Kota Ternate selama Ramadhan.
Wakil Wali Kota Ternate Arifin Djafar meminta instansi terkait seperti BPOM dan karantina untuk mengantisipasi dan terus melakukan pemantauan di sejumlah pasar tradisional.
Masyarakat di di Ternate sebelumnya mengkhawatirkan adanya peredaran makanan dan minuman kedaluwarsa serta daging tidak layak konsumsi yang dijual pedagang.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012
Kepala BPOM Malut Karim Latukonsina mengatakan di Ternate, Jumat, selama Ramadhan para pedagang dan distributor mengeluarkan seluruh stok dari gudang terkait semakin banyaknya permintaan masyarakat.
Hal itu mengakibatkan produk yang diduga kedaluwarsa ikut dikeluarkan, sehingga untuk mengatasinya BPOM Maluku Utara telah menurunkan seluruh staf ke lapangan terkait pengawasannya.
"BPOM Maluku Utara hanya memiliki lima staf dan mereka sudah diterjunkan ke sejumlah kabupaten/kota seperti Kota Ternate, Halmahera Utara, Pulau Morotai dan Halmahera Timur," katanya.
Para petugas tersebut di lapangan menemukan banyak produk makanan dan minuman kedaluwarsa yang dijual para pedagang. Barang tersebut kemudian disita untuk selanjutkan dimusnahkan.
Ia mengatakan, terbatasnya personel yang dimiliki BPOM Maluku Utara menyebabkan pengawasan di lapangan tidak bisa dilakukan secara maksimal, karena itu perlu dukungan dari masyarakat di daerah ini.
Salah satu bentuk dukungan yang diharapkan adalah masyarakat selalu memperhatikan setiap produk makanan dan minuman yang dibeli terutama hasil olahan pabrik, apakah kedaluwarsa atau belum.
Pemkot Ternate meminta pihak terkait untuk terus mengantisipasi beredarnya produk makanan dan minuman kedaluwarsa, termasuk kemungkinan adanya daging tidak layak konsumsi Kota Ternate selama Ramadhan.
Wakil Wali Kota Ternate Arifin Djafar meminta instansi terkait seperti BPOM dan karantina untuk mengantisipasi dan terus melakukan pemantauan di sejumlah pasar tradisional.
Masyarakat di di Ternate sebelumnya mengkhawatirkan adanya peredaran makanan dan minuman kedaluwarsa serta daging tidak layak konsumsi yang dijual pedagang.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012