Akademisi Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Maluku berpendapat  operasional Blok Masela yang memproduksi gas alam cair  harus melibatkan Sumber Daya Manusia (SDM) lokal agar dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

"Maluku ini sebenarnya kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Blok Masela contohnya, namun untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan daerah, operasi Blok Masela harus melibatkan SDM lokal Maluku yang mumpuni," kata Kepala Laboratorium Terpadu Pembantu (LTP) Blok Masela Unpatti Dr Netty Siahaya di Ambon, Kamis.

Menurut Netty  dibutuhkan waktu 10 hingga 15 tahun ke depan untuk membentuk sumber daya manusia Maluku yang unggul utamanya di bidang kimia.

Disamping itu peran pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM juga diperlukan dalam memberikan ruang dan kesempatan bagi pemuda Maluku untuk terlibat mengembangkan proyek Blok Masela.

"Saya kira melalui proses itu kita bisa lihat hasilnya sesudah mahasiswa menghabiskan masa perkuliahan, untuk itu Unpatti  gencar melakukan beragam inovasi dan kerja sama dengan berbagai pihak menuju kampus bertaraf internasional," kata Netty menjelaskan.

Apalagi saat ini perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Inpex  Masela Ltd memperkirakan volume produksi Liquified Natural Gas (LNG) pada lapangan abadi Blok Masela Maluku dapat mencapai sebesar 9,5 juta ton per tahun.

Proyek LNG Abadi diperkirakan akan mencapai volume produksi LNG tahunan sebesar 9,5 juta ton dan diharapkan banyak pihak termasuk tenaga lokal dapat berkontribusi untuk meningkatkan ketahanan energi Indonesia, Jepang, dan negara Asia lainnya.

Netty menekankan  dalam pengembangan dan pengelolaan LNG di Blok Masela Maluku harus menjalankan proyek dengan efisien dan mengutamakan prinsip Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) . 

Sebelumnya Satuan Kerja Khusus pelaksana kegiatan usaha hulu Minyak dan gas bumi (SKK Migas) memastikan akan terlibat langsung dalam pelaksanaan dan pengelolaan Liquified Natural Gas (LNG) pada lapangan abadi Blok Masela Maluku.

“SKK Migas tidak hanya akan berperan sebagai pengawas, melainkan akan terlibat secara langsung dalam pelaksanaan proyek setelah Final Investment Decision (FID). Kami akan menjaga kualitas dan integritas proyek ini, sekaligus memastikan bahwa semua tahapan pengembangan Proyek LNG Abadi berjalan sesuai rencana,” ucap Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto 

Dwi juga menegaskan pentingnya Proyek LNG Abadi dalam konteks transisi energi di Indonesia serta mencapai target produksi gas sebesar 12 BSCFD (miliar standar kaki kubik per hari) pada  2030.
 

Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis

Editor : Ikhwan Wahyudi


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024