Ambon (Antara Maluku) - PT Pupuk Kaltim menyalurkan bantuan kemanusiaan guna membantu meringankan beban ribuan warga Maluku Tengah yang tertimpa bencana jebolnya penahan Dam Way Ela pada 25 Juli 2013.
"Kami merasa terpanggil untuk membantu meringankan beban sesama anak bangsa yang tertimpa musibah ini," ujar Komisaris PT Pupuk Kaltim Alex Retraubun di Desa Negeri Lima, Pulau Ambon, Maluku Tengah, Minggu.
Bantuan kemanusiaan berupa 2,5 ton beras, 400 kilogram gula dan 280 karton mi instan tersebut diserahkan langsung oleh Alex Retraubun kepada Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Tanggap Darurat Bencana dan Pascabencana Natural Dam Wai Ela, Kolonel Inf Asep Kurnaedy. Ribuan warga Desa Negeri Lima, Pulau Ambon, Maluku Tengah menjadi korban jebolnya dam tersebut.
Dia menegaskan bantuan yang disalurkan tersebut bukan karena perusahaan tersebut memiliki kantor cabang di Ambon, atau sekedar mementingkan wilayah pemasarannya, tetapi merasa terpanggil untuk membantu sesama yang menderita karena bencana.
"Apalagi dampak yang ditimbulkan akibat jebolnya natural dam Way Ela ini sangat besar sehingga kami merasa terpanggil untuk memberikan dukungan moril berupa bantuan kemanusiaan ini," katanya.
Alex berharap bantuan yang jika ditotalkan sebesar Rp50 juta tersebut dapat dibagi merata dan adil kepada seluruh warga Desa Negeri Lima yang sedang mengungsi di tenda-tenda darurat sehingga tidak menimbulkan masalah.
Dansatgas Asep Kurnaedi menyampaikan terima kasih atas kepedulian perusahaan tersebut dalam membantu warga Negeri Lima yang tertimpa musibah.
"Semua bantuan yang terus berdatangan, termasuk yang diserahkan Pupuk Kaltim akan dibagikan seadil-adilnya kepada 1.027 kepala keluarga (KK) atau 5.227 jiwa warga Negeri Lima sehingga tidak menimbulkan masalah," katanya.
Dia mengatakan bencana tersebut mengakibatkan dua orang hilang dan hingga kini masih dalam pencarian yaitu Muhsin Mahulauw (63) dan Sedek Mahulauw (42), sedangkan tiga lainnya luka ringan.
Rumah yang rusak total maupun hanyut sebanyak 470 unit, tiga unit gedung SD, dua mushalla serta masing-masing satu tower Telkomsel, sarana air bersih, gedung SMA, taman pengajian dan kantor KUD.
"Jadi tiga blok permukiman di Negeri Lima hanyut diterjang banjir bandang dengan material bebatuan dan tanah serta kayu, sedangkan dua blok lain yang terdapat ratusan unit rumah selamat," kata Asep.
Tiga unit blok permukiman yang rata dengan tanah yaitu Ulisihu, Elatua dan Henalelu, sedangkan dua lainnya yang aman yaitu Henalalu dan Nau.
Khusus penanganan pengungsi di lokasi dusun Latang sebanyak 4.287 jiwa dan Patoi 946 jiwa dan Posko penanggulangan Tanggap Darurat Bencana dan Pasca Bencana telah dialihkan dari Desa Seith ke Dusun Tanjung Tentun di Desa Negeri Lima.
Pantauan Antara berbagai bantuan baik bahan makanan maupun pakaian layak pakai dari warga di berbagai desa, organisasi kemasyarakatan, maupun partai politik, instansi pemerintah dan swasta di Maluku maupun di luar Maluku terus berdatangan setiap hari.
Natural dam Way Ela terbentuk akibat longsoran Gunung Ulakhatu menutupi aliran sungai Way Ela, karena hujan dengan intensitas tinggi pada 13 Juli 2013. Natural Dam ini berdasarkan catatan Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PU merupakan terbesar di Indonesia, bahkan Asia.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013
"Kami merasa terpanggil untuk membantu meringankan beban sesama anak bangsa yang tertimpa musibah ini," ujar Komisaris PT Pupuk Kaltim Alex Retraubun di Desa Negeri Lima, Pulau Ambon, Maluku Tengah, Minggu.
Bantuan kemanusiaan berupa 2,5 ton beras, 400 kilogram gula dan 280 karton mi instan tersebut diserahkan langsung oleh Alex Retraubun kepada Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Tanggap Darurat Bencana dan Pascabencana Natural Dam Wai Ela, Kolonel Inf Asep Kurnaedy. Ribuan warga Desa Negeri Lima, Pulau Ambon, Maluku Tengah menjadi korban jebolnya dam tersebut.
Dia menegaskan bantuan yang disalurkan tersebut bukan karena perusahaan tersebut memiliki kantor cabang di Ambon, atau sekedar mementingkan wilayah pemasarannya, tetapi merasa terpanggil untuk membantu sesama yang menderita karena bencana.
"Apalagi dampak yang ditimbulkan akibat jebolnya natural dam Way Ela ini sangat besar sehingga kami merasa terpanggil untuk memberikan dukungan moril berupa bantuan kemanusiaan ini," katanya.
Alex berharap bantuan yang jika ditotalkan sebesar Rp50 juta tersebut dapat dibagi merata dan adil kepada seluruh warga Desa Negeri Lima yang sedang mengungsi di tenda-tenda darurat sehingga tidak menimbulkan masalah.
Dansatgas Asep Kurnaedi menyampaikan terima kasih atas kepedulian perusahaan tersebut dalam membantu warga Negeri Lima yang tertimpa musibah.
"Semua bantuan yang terus berdatangan, termasuk yang diserahkan Pupuk Kaltim akan dibagikan seadil-adilnya kepada 1.027 kepala keluarga (KK) atau 5.227 jiwa warga Negeri Lima sehingga tidak menimbulkan masalah," katanya.
Dia mengatakan bencana tersebut mengakibatkan dua orang hilang dan hingga kini masih dalam pencarian yaitu Muhsin Mahulauw (63) dan Sedek Mahulauw (42), sedangkan tiga lainnya luka ringan.
Rumah yang rusak total maupun hanyut sebanyak 470 unit, tiga unit gedung SD, dua mushalla serta masing-masing satu tower Telkomsel, sarana air bersih, gedung SMA, taman pengajian dan kantor KUD.
"Jadi tiga blok permukiman di Negeri Lima hanyut diterjang banjir bandang dengan material bebatuan dan tanah serta kayu, sedangkan dua blok lain yang terdapat ratusan unit rumah selamat," kata Asep.
Tiga unit blok permukiman yang rata dengan tanah yaitu Ulisihu, Elatua dan Henalelu, sedangkan dua lainnya yang aman yaitu Henalalu dan Nau.
Khusus penanganan pengungsi di lokasi dusun Latang sebanyak 4.287 jiwa dan Patoi 946 jiwa dan Posko penanggulangan Tanggap Darurat Bencana dan Pasca Bencana telah dialihkan dari Desa Seith ke Dusun Tanjung Tentun di Desa Negeri Lima.
Pantauan Antara berbagai bantuan baik bahan makanan maupun pakaian layak pakai dari warga di berbagai desa, organisasi kemasyarakatan, maupun partai politik, instansi pemerintah dan swasta di Maluku maupun di luar Maluku terus berdatangan setiap hari.
Natural dam Way Ela terbentuk akibat longsoran Gunung Ulakhatu menutupi aliran sungai Way Ela, karena hujan dengan intensitas tinggi pada 13 Juli 2013. Natural Dam ini berdasarkan catatan Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PU merupakan terbesar di Indonesia, bahkan Asia.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013