Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku membentuk gerakan masyarakat peduli api untuk mengurangi risiko terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah itu.
“Gerakan masyarakat peduli api yaitu mereka yang tinggal di sekitar kawasan hutan yang kami berikan pembinaan serta bantuan alat-alat pemadam kebakaran sederhana,” kata Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Haikal Baadila di Ambon, Kamis.
Dengan dibentuknya gerakan tersebut, lanjutnya, masyarakat sekitar kawasan hutan di Maluku dapat membantu pemerintah dalam meminimalkan risiko terjadi kebakaran hutan baik karena aktivitas manusia, pembukaan lahan, hingga faktor alam seperti cuaca panas.
“Mereka dapat menginformasikan risiko atau peristiwa kebakaran ke Dinas Kehutanan atau pihak terkait agar dapat ditangani sedini mungkin,” katanya.
Selain itu juga dalam rangka penanggulangan bencana kebakaran hutan ini, Dinas Kehutanan Provinsi Maluku juga menyiapkan sarana dan prasarana seperti pengadaan mobil pemadam, alat kelengkapan diri, dan lain sebagainya.
“Diharapkan dari sisi sarana dan prasarana upaya pencegahan ini bisa meminimalkan kebakaran hutan dan kami terus memantau potensi titik api di Maluku melalui aplikasi Sipongi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),” katanya.
Pihaknya juga secara intensif melakukan pendekatan dan penyuluhan kepada masyarakat untuk menghindari aktivitas berbahaya atau berisiko yang menyebabkan kebakaran hutan, seperti membuang puntung rokok di kawasan hutan, membuat api unggun yang jauh dari sumber air, hingga pembukaan lahan dengan cara membakar hutan.
“Maka kami mengimbau masyarakat untuk sama-sama menjaga dan melestarikan hutan agar masih bisa dinikmati oleh anak cucu kita di masa yang akan datang,” ujarnya.
Saat ini berdasarkan data Dinas Kehutanan Maluku, luasan hutan di daerah itu yakni 3,9 juta hektare. Dari 3,9 juta hektare tersebut dibagi atas hutan konservasi seperti Taman Nasional Manusela, hutan lindung, serta hutan produksi.
Sementara itu sepanjang 2023 telah terjadi sebanyak delapan peristiwa kebakaran hutan di Maluku.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024