Ambon, 26/6 (Antara Maluku) - Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Kroasia Alexander Litaay meninggal dunia karena sakit pada usia 67 tahun.
Informasi yang dihimpun Antara dari pihak keluarga di Jakarta Mantan Sekjen PDIP wafat di Kroasia setelah mengalami sakit.
"Saya mendapat telepon dari kroasia pada pukul 17.00 WIT dikabarkan bahwa Papa meninggal dunia setelah sakit kurang lebih 1,5 bulan," kata putri kedua Alex Litaay, Adventya Zamyra Litaay ketika dihubungi melalui telepon selulernya di Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan, direncanakan jenazah akan dipulangkan ke Indonesia Senin (27/6) dan ditangani oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).
"Kami minta dukungan doa agar proses pemulangan jenazah papa berjalan lancar tanpa ada kendala," ucapnya.
Alex dilantik bersama 12 Dubes lain berdasarkan Keputusan Presiden tentang pengangkatan duta besar luar biasa dan berkuasa penuh. Keputusan berlaku sejak Keppres tersebut ditandatangani Presiden Jokowi pada 12 Januari 2016.
Sebelum menjabat sebagai Duta Besar, Alex Litaay selama kurang lebih 15 tahun menjadi anggota DPR RI mewakili Papua dan Maluku. Dia juga tercatat sebagai Putra Maluku pertama yang menjabat sekjen partai politik di era Orde Baru dan era Reformasi.
Saat dia menjabat sebagai Sekjen PDIP, Megawati Soekarnoputri adalah Ketua Umum PDI Perjuangan. Alex juga dikenal sebagai politisi flamboyan yang tidak ambisius untuk mendapat posisi kunci di pemerintahan.
Perjuangan putra pasangan Mezaac J Litaay dan Marthina Hobertina Toisuta ini di kancah politik sudah cukup lama. Setelah melengkapi masa pendidikan dasar di SMP YPK Sorong, Irian Jaya (1962-1965) dan SMA Negeri 1 Ambon (1964-1967), Alex yang memilih kuliah di Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris FKIP Universitas Pattimura Ambon (1968-1972) aktif berorganisasi.
Di tahun 1969, Alex menjadi anggota Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Ambon tahun 1969 dan masuk Parkindo Maluku dua tahun kemudian. Jabatan Wakil Ketua BPC GMKI Ambon (1974-1976) dan Sekretaris PP GMKI Regional Maluku dan Irian Jaya, Ambon (1976-1978) pernah didudukinya. Bersamaan dengan itu ia juga menjabat sebagai Sekretaris Umum Dewan Mahasiswa Unpatti (1974-1978) dan Pengurus KNPI Ambon (1977-1978).
Dari pernikahannya dengan Maureen Littay M, mantan guru SMA Kristen Ambon (1970-1975) yang fasih berbahasa Inggris dan Belanda ini dikaruniai tiga orang anak yaitu Natasya Alexandra Litaay, Adventya Zamyra Litaay, dan Thomas Mandela Demokrasio Litaay.
Alexander Litaay (lahir di Ambon, 1 Oktober 1948, adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat daerah pemilihan Maluku. Ia meraih total 43.826 suara dari Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Kepulauan Aru, Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Buru, Kota Ambon, dan Kota Tual.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016
Informasi yang dihimpun Antara dari pihak keluarga di Jakarta Mantan Sekjen PDIP wafat di Kroasia setelah mengalami sakit.
"Saya mendapat telepon dari kroasia pada pukul 17.00 WIT dikabarkan bahwa Papa meninggal dunia setelah sakit kurang lebih 1,5 bulan," kata putri kedua Alex Litaay, Adventya Zamyra Litaay ketika dihubungi melalui telepon selulernya di Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan, direncanakan jenazah akan dipulangkan ke Indonesia Senin (27/6) dan ditangani oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).
"Kami minta dukungan doa agar proses pemulangan jenazah papa berjalan lancar tanpa ada kendala," ucapnya.
Alex dilantik bersama 12 Dubes lain berdasarkan Keputusan Presiden tentang pengangkatan duta besar luar biasa dan berkuasa penuh. Keputusan berlaku sejak Keppres tersebut ditandatangani Presiden Jokowi pada 12 Januari 2016.
Sebelum menjabat sebagai Duta Besar, Alex Litaay selama kurang lebih 15 tahun menjadi anggota DPR RI mewakili Papua dan Maluku. Dia juga tercatat sebagai Putra Maluku pertama yang menjabat sekjen partai politik di era Orde Baru dan era Reformasi.
Saat dia menjabat sebagai Sekjen PDIP, Megawati Soekarnoputri adalah Ketua Umum PDI Perjuangan. Alex juga dikenal sebagai politisi flamboyan yang tidak ambisius untuk mendapat posisi kunci di pemerintahan.
Perjuangan putra pasangan Mezaac J Litaay dan Marthina Hobertina Toisuta ini di kancah politik sudah cukup lama. Setelah melengkapi masa pendidikan dasar di SMP YPK Sorong, Irian Jaya (1962-1965) dan SMA Negeri 1 Ambon (1964-1967), Alex yang memilih kuliah di Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris FKIP Universitas Pattimura Ambon (1968-1972) aktif berorganisasi.
Di tahun 1969, Alex menjadi anggota Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Ambon tahun 1969 dan masuk Parkindo Maluku dua tahun kemudian. Jabatan Wakil Ketua BPC GMKI Ambon (1974-1976) dan Sekretaris PP GMKI Regional Maluku dan Irian Jaya, Ambon (1976-1978) pernah didudukinya. Bersamaan dengan itu ia juga menjabat sebagai Sekretaris Umum Dewan Mahasiswa Unpatti (1974-1978) dan Pengurus KNPI Ambon (1977-1978).
Dari pernikahannya dengan Maureen Littay M, mantan guru SMA Kristen Ambon (1970-1975) yang fasih berbahasa Inggris dan Belanda ini dikaruniai tiga orang anak yaitu Natasya Alexandra Litaay, Adventya Zamyra Litaay, dan Thomas Mandela Demokrasio Litaay.
Alexander Litaay (lahir di Ambon, 1 Oktober 1948, adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat daerah pemilihan Maluku. Ia meraih total 43.826 suara dari Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Kepulauan Aru, Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Buru, Kota Ambon, dan Kota Tual.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016