Ambon, 17/12 (Antara Maluku) - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan laut dan perairan serta jangan membuang sampah plastik ke laut karena akan berdampak merusak ekosistem.
"Saya mohon laut di Maluku yang bersih dan jernih ini dapat dijaga dan dipelihara. Jangan membuang sampah ke laut, terutama sampah plastik karena dampaknya merusak ekosistem dan mematikan biota laut," kata Menteri Susi di Ambon, Sabtu.
Menteri Susi yang berkunjung ke Ambon sejak Kamis (15/12) menegaskan, berdasarkan data yang ada ternyata sebanyak 1,7 juta ton sampah plastik yang dibuang masyarakat Indoensia ke laut selama setahun.
Fakta ini membuat Indonesia saat ini ditetapkan sebagai negera penyumbang sampah plastik terbanyak kedua di dunia setelah Cina.
"Karena itu saya berharap masyarakat sadar untuk tidak membuang sampah plastik ke laut. Selain karena membutuhkan waktu ratusan bahkan ribuan tahun untuk mengurai sampak plastik, keberadaannya juga menyebabkan matinya terumbu karang," ujarnya.
Dia menegaskan, laut Maluku yang kaya berbagai jenis ikan dan biota laut bernilai ekonomis di pasaran dunia perlu dijaga dan dilestarikan.
Bahkan Menteri Susi saat bertemu dengan warga Negeri Mamala dan Morela, kecamatan Leihitu, Pulau Ambon, Maluku Tengah, juga mengingakan warga di dua negeri tersebut untuk tidak membuang sampak ke laut, mengingat mata pencarian sebagian besar masyarakat di wilayah tersebut adalah nelayan.
"Mungkin warga tidak secara langsung membuang sampah plastik ke laut, tetapi kalau dibuang ke selokan atau sungai, ya sama saja karena jika turun hujan akan terbawa dan mencemari laut," ujarnya.
Dia meminta, Raja kedua negeri untuk membuat peraturan untuk membangkitkan kesadaran warga agar tidak membuang sampah ke laut maupun selokan dan sungai, sehingga lingkungan laut dan pesisir yang kaya potensi perikanan tetap terpelihara serta mampu menghidupi warga sekitarnya.
Selain itu, warga diminta mengumpulkan sampah plastik dan tidak membakarnya di halaman rumah, tetapi dibakar pada lokasi yang jauh dari pemukiman, mengingat bau dan asap yang dihasilkan dari pembakarannya mengandung toksin yang membahayakan bagi kesehatan.
Menurutnya, sudah saatnya Pemkab Maluku Tengah maupun pemprov Maluku merancang anggaran khusus untuk pengadaan insenerator atau alat pelebur dan pengolah plastik, sehingga dapat mengolah sampah yang telah dikumpulkan masyarakat.
"Saya mengajak semua pihak untuk mulai dari sekarang mengatakan `say no" untuk kerusakan lingkungan laut, sehingga laut benar-benar menjadi sumber kehidupan bangsa Indonesia terutama masyarakat maluku di masa mendatang," tandasnya.
Menteri Susi Pudjiastuti selama berada di Ambon melakukan serangkaian kunjungan ke Negeri Mamala, Morela dan Hitu Lama, termasuk meresmikan ekowisata kebun kima dan membuka pameran bawah laut di Teluk Tihlepuai, Negeri Morela serta menabur ribuan benih ikan di Balai Budidaya Perikanan Ambon.
Ia juga memberikan kuliah umum tentang Arah Kebijakan Perikanan dan Kelautan dalam Peningkatan Perekonomian Masyarakat Maluku, di Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon.
Selain itu, membuka lomba Aquatlon yang digelar Kodam XVI Pattimura di mulai dari pantai Natsepa dan finis di pantai Liang, kecamatan Salahutu, pulau Ambon, Sabtu.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016
"Saya mohon laut di Maluku yang bersih dan jernih ini dapat dijaga dan dipelihara. Jangan membuang sampah ke laut, terutama sampah plastik karena dampaknya merusak ekosistem dan mematikan biota laut," kata Menteri Susi di Ambon, Sabtu.
Menteri Susi yang berkunjung ke Ambon sejak Kamis (15/12) menegaskan, berdasarkan data yang ada ternyata sebanyak 1,7 juta ton sampah plastik yang dibuang masyarakat Indoensia ke laut selama setahun.
Fakta ini membuat Indonesia saat ini ditetapkan sebagai negera penyumbang sampah plastik terbanyak kedua di dunia setelah Cina.
"Karena itu saya berharap masyarakat sadar untuk tidak membuang sampah plastik ke laut. Selain karena membutuhkan waktu ratusan bahkan ribuan tahun untuk mengurai sampak plastik, keberadaannya juga menyebabkan matinya terumbu karang," ujarnya.
Dia menegaskan, laut Maluku yang kaya berbagai jenis ikan dan biota laut bernilai ekonomis di pasaran dunia perlu dijaga dan dilestarikan.
Bahkan Menteri Susi saat bertemu dengan warga Negeri Mamala dan Morela, kecamatan Leihitu, Pulau Ambon, Maluku Tengah, juga mengingakan warga di dua negeri tersebut untuk tidak membuang sampak ke laut, mengingat mata pencarian sebagian besar masyarakat di wilayah tersebut adalah nelayan.
"Mungkin warga tidak secara langsung membuang sampah plastik ke laut, tetapi kalau dibuang ke selokan atau sungai, ya sama saja karena jika turun hujan akan terbawa dan mencemari laut," ujarnya.
Dia meminta, Raja kedua negeri untuk membuat peraturan untuk membangkitkan kesadaran warga agar tidak membuang sampah ke laut maupun selokan dan sungai, sehingga lingkungan laut dan pesisir yang kaya potensi perikanan tetap terpelihara serta mampu menghidupi warga sekitarnya.
Selain itu, warga diminta mengumpulkan sampah plastik dan tidak membakarnya di halaman rumah, tetapi dibakar pada lokasi yang jauh dari pemukiman, mengingat bau dan asap yang dihasilkan dari pembakarannya mengandung toksin yang membahayakan bagi kesehatan.
Menurutnya, sudah saatnya Pemkab Maluku Tengah maupun pemprov Maluku merancang anggaran khusus untuk pengadaan insenerator atau alat pelebur dan pengolah plastik, sehingga dapat mengolah sampah yang telah dikumpulkan masyarakat.
"Saya mengajak semua pihak untuk mulai dari sekarang mengatakan `say no" untuk kerusakan lingkungan laut, sehingga laut benar-benar menjadi sumber kehidupan bangsa Indonesia terutama masyarakat maluku di masa mendatang," tandasnya.
Menteri Susi Pudjiastuti selama berada di Ambon melakukan serangkaian kunjungan ke Negeri Mamala, Morela dan Hitu Lama, termasuk meresmikan ekowisata kebun kima dan membuka pameran bawah laut di Teluk Tihlepuai, Negeri Morela serta menabur ribuan benih ikan di Balai Budidaya Perikanan Ambon.
Ia juga memberikan kuliah umum tentang Arah Kebijakan Perikanan dan Kelautan dalam Peningkatan Perekonomian Masyarakat Maluku, di Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon.
Selain itu, membuka lomba Aquatlon yang digelar Kodam XVI Pattimura di mulai dari pantai Natsepa dan finis di pantai Liang, kecamatan Salahutu, pulau Ambon, Sabtu.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016