Ternate, 19/1 (Antara Maluku) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Maluku Utara (Malut), mulai melakukan ekspor produk perikanan perdana dari Kabupaten Kepulauan Sula pada Kamis (19/1).
Kepala DKP Provinsi Malut, Buyung Radjiloen di Ternate, Kamis, mengatakan, pasar pertama yang menjadi sasaran ikan hasil tangkapan dari laut Maluku Utara adalah Amerika Serikat.
"Pengapalan perdana kita lakukan tanggal 19 Januari hari ini dan semuanya berasal dari perikanan kita yang ada di wilayah Sula," kata Buyung.
Menurut Buyung, komoditas hasil laut yang akan diekspor ke Korea, Jepang, Cina, Eropa dan Amerika, berupa produk ikan layang yang telah dibekukan, serta produk olahan tuna dan cakalang saku.
"Sekitar 16 ton olahan tuna saku yang akan kita kirim ke Amerika beromzet Rp3,3 milar," katanya.
Ia mengatakan, Malut merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi perikanan terbesar di Indonesia, untuk itu , dengan melakukan ekspor perdana maka ke depan Maluku Utara dijadikan sebagai lumbung ikan nasional.
"Selama 20 tahun, Malut belum pernah ekspor ikan tahun 2017 kita canangkan kebangkitan perikanan Malut," ujarnya.
Selain produk ikan, lanjut Buyung, dalam waktu dekat juga akan mengekspor udang dari Bacan, Halsel ke Jepang dan sementara masih dikembangkan budidaya udang di Bacan dan untuk di ekspor ke Jepang.
Oleh karena itu, pihaknya berupaya menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2017 untuk melebihi target yang ditentukan dari sektor Kelautan dan perikanan.
Mengingat besarnya potensi lestari sumberdaya ikan di Provinsi Malut, maka sektor kelautan dan perikanan merupakan andalan yang mempunyai kekuatan besar dan peluang untuk terus dikembangkan dan tahun 2017, kami target PAD dari sektor perikanan sebesar Rp20 miliar setiap tahun.
Menurut dia, pihaknya terus berupaya untuk menggenjot peningkatan PAD Malut melalui sektor perikanan karena sumber daya perikanan Malut memiliki kekuatan besar dan peluang untuk terus dikembangkan dan banyak potensi pendapat dari sektor perikanan yang belum digarap secara maksimal.
Sehingga, pihaknya terus berupaya untuk mengembangkan sektor perikanan, tentunya dengan berbagai upaya dan diharapkan kedepan sudah bisa dapat meningkatkan nilai PAD.
"Sudah ada investor dari Korea yang mengelola perikanan di Sula dan Halsel, kemudian MMC di Morotai mengelola ikan kerapu," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017
Kepala DKP Provinsi Malut, Buyung Radjiloen di Ternate, Kamis, mengatakan, pasar pertama yang menjadi sasaran ikan hasil tangkapan dari laut Maluku Utara adalah Amerika Serikat.
"Pengapalan perdana kita lakukan tanggal 19 Januari hari ini dan semuanya berasal dari perikanan kita yang ada di wilayah Sula," kata Buyung.
Menurut Buyung, komoditas hasil laut yang akan diekspor ke Korea, Jepang, Cina, Eropa dan Amerika, berupa produk ikan layang yang telah dibekukan, serta produk olahan tuna dan cakalang saku.
"Sekitar 16 ton olahan tuna saku yang akan kita kirim ke Amerika beromzet Rp3,3 milar," katanya.
Ia mengatakan, Malut merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi perikanan terbesar di Indonesia, untuk itu , dengan melakukan ekspor perdana maka ke depan Maluku Utara dijadikan sebagai lumbung ikan nasional.
"Selama 20 tahun, Malut belum pernah ekspor ikan tahun 2017 kita canangkan kebangkitan perikanan Malut," ujarnya.
Selain produk ikan, lanjut Buyung, dalam waktu dekat juga akan mengekspor udang dari Bacan, Halsel ke Jepang dan sementara masih dikembangkan budidaya udang di Bacan dan untuk di ekspor ke Jepang.
Oleh karena itu, pihaknya berupaya menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2017 untuk melebihi target yang ditentukan dari sektor Kelautan dan perikanan.
Mengingat besarnya potensi lestari sumberdaya ikan di Provinsi Malut, maka sektor kelautan dan perikanan merupakan andalan yang mempunyai kekuatan besar dan peluang untuk terus dikembangkan dan tahun 2017, kami target PAD dari sektor perikanan sebesar Rp20 miliar setiap tahun.
Menurut dia, pihaknya terus berupaya untuk menggenjot peningkatan PAD Malut melalui sektor perikanan karena sumber daya perikanan Malut memiliki kekuatan besar dan peluang untuk terus dikembangkan dan banyak potensi pendapat dari sektor perikanan yang belum digarap secara maksimal.
Sehingga, pihaknya terus berupaya untuk mengembangkan sektor perikanan, tentunya dengan berbagai upaya dan diharapkan kedepan sudah bisa dapat meningkatkan nilai PAD.
"Sudah ada investor dari Korea yang mengelola perikanan di Sula dan Halsel, kemudian MMC di Morotai mengelola ikan kerapu," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017