Ambon, 13/5 (Antara Maluku) - Pelabuhan laut di Dobo, ibu kota Kabupaten Kepulauan Aru, provinsi Maluku perlu dilengkapi alat bongkar muat (crane), untuk mempercepat pekerjaan naik-turun barang muatan kapal.

"Salah satu penyebab harga bahan kebutuhan pokok di Kota Dobo masih mahal itu karena waktu bongkar muat di pelabuhan mencapai lebih dari dua pekan, sebelum didistribusikan ke pasar," kata Asisten II Setda Kabupaten Kepulauan Aru, Marthinus Legam, dikonfirmasi, Sabtu.

Ia menyatakan hal tersebut terkait masih mahalnya bahan kebutuhan pokok masyarakat di daerah itu, sekalipun ketersediaan mencukupi berkat adanya program tol laut.

Ketiadaan crane, kata dia, mengakibatkan ongkos bongkar muat tinggi karena hanya bisa dilakukan secara manual.

Menurut Marthinus, proses bongkar atau menurunkan barang dari kapal bisa mencapai 18 hingga 20 hari, sehingga menimbulkan biaya tinggi yang secara otomatis membuat pengusaha tidak bisa menurunkan harga.

"Sampai sekarang harga bahan kebutuhan pokok masyarakat masih mahal, walaupun stok cukup berkat adanya program tol laut sejak 2016, dimana kapal singgah di Pelabuhan Kota Dobo satu bulan sekali," katanya.

Ia mencontohkan gula pasir kristal putih yang ditawarkan pedagang di Kota Ambon Rp15.000/kg, di Kota Dobo harganya Rp20.000.

Seharusnya, dengan adanya garai maritim atau tol laut maka harga gula pasir di Kota Dobo sama dengan di Kota Ambon.

"Apalagi di desa atau pulau-pulau kecil yang jauh dari Dobo, harganya berkisar Rp22.000 hingga Rp23.000/kg," kata Marthinus.

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017