Ambon, 21/10 (Antaranews Maluku) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku akan melaksanakan ekspedisi kas keliling yang kedua kali pada 2018 untuk meningkatkan kualitas uang layak edar di pulau-pulau terluar, terdepan, tertinggal (3T).
"Kami akan melaksanakan ekspedisi kedua ini pada akhir Oktober dengan rute? mulai dari wilayah di Maluku Tenggara Barat (MTB), Maluku Barat Daya (MBD) sampai ke Nusa Tenggara Timur (NTT)," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku Bambang Pramasudi di Ambon, Minggu.
Untuk rencana ekspedisi ketiga, lanjutnya, akan berlangsung November 2018 dengan rute dimulai dari wilayah Seram Bagian Timur sampai ke Papua Barat, khususnya pulau-pulau yang tergolong 3T.
Ekspedisi pertama untuk 2018sudah dilakukan beberapa waktu lalu dengan rute dimulai dari Seram bagian Barat dan sekitarnya sampai ke Maluku Utara.
Menurut Bambang, tugas pokok dari BI adalah kelancaran sistim pembayaran yang termasuk distribusi uang rupiah baik kertas maupun logam ke seluruh pelosok NKRI.
"Dalam konteks seperti itu BI senantiasa memperkuat peredaran uang rupiah di Wilayah Indonesia termasuk seluruh wilayah di Maluku dengan menambah pelayanan kas keliling, kas titipan dan BI Jangkau, melalui kebijakan tiga pilar," ujarnya.
Yang pertama, lanjutnya, adalah ketersediaan uang yang berkualitas dan terpercaya , yang kedua adalah distribusi dan pengolahan uang yang aman dan optimal, dan yang ketiga adalah layanan kas yang prima.
Semua ini ditujukan dalam rangaka kebutuhan uang rupiah di masyarakat dalam jumlah nominal yang cukup, dan tujuan yang kedua adalah jenis pecahannya yang sesuai, tepat waktu, dan yang ketiga tentunya adalah uang yang diedarkan dalam kondisi yang layak edar.
Bambang mengatakan, untuk mengedarkan uang rupiah ke seluruh pelosok tersebut secara konsisten melakukan strategi bersinergi dengan bank maupun lembaga lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat antara lain melalui pembukaan kas titipan.
"Kas titipan ini adalah penyediaan uang rupiah milik BI yang dititipkan kepada salah satu bank untuk mencukupi persediaan kas bagi bank-bank di wilayah tersebut dan memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah tersebut," ujarnya.
Saat ini, lanjutnya, BI Maluku memiliki empat kas titipan, yang pertama terdapat di Tual dan bekerja sama dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Maluku dan Maluku Utara dan bekerja sama dengan BRI untuk wilayah Maluku Tenggara.
Kas titipan Namlea di Pulau Buru kerja sama dengan BPD Maluku/Malut guna melayani wilayah Buru dan Buru Selatan (Bursel), kas titipan di Saumlaki kerja sama dengasn BPD Maluku/Malut untuk wilayah Maluku Tenggara Barat (MTB), dan Maluku Barat Daya (MBD).
Ke empat BI Maluku diminta untuk membantu Provinsi Papua Barat untuk mengedarkan uang di sana dengan membuka kas titipan di Fak-Fak karena geografisnya Fak-Fak lebih dekat ke Maluku dari pada Manokuari dengan melakukan kerja sama dengan Bank pembangunan daerah (BPD Papua).
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018
"Kami akan melaksanakan ekspedisi kedua ini pada akhir Oktober dengan rute? mulai dari wilayah di Maluku Tenggara Barat (MTB), Maluku Barat Daya (MBD) sampai ke Nusa Tenggara Timur (NTT)," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku Bambang Pramasudi di Ambon, Minggu.
Untuk rencana ekspedisi ketiga, lanjutnya, akan berlangsung November 2018 dengan rute dimulai dari wilayah Seram Bagian Timur sampai ke Papua Barat, khususnya pulau-pulau yang tergolong 3T.
Ekspedisi pertama untuk 2018sudah dilakukan beberapa waktu lalu dengan rute dimulai dari Seram bagian Barat dan sekitarnya sampai ke Maluku Utara.
Menurut Bambang, tugas pokok dari BI adalah kelancaran sistim pembayaran yang termasuk distribusi uang rupiah baik kertas maupun logam ke seluruh pelosok NKRI.
"Dalam konteks seperti itu BI senantiasa memperkuat peredaran uang rupiah di Wilayah Indonesia termasuk seluruh wilayah di Maluku dengan menambah pelayanan kas keliling, kas titipan dan BI Jangkau, melalui kebijakan tiga pilar," ujarnya.
Yang pertama, lanjutnya, adalah ketersediaan uang yang berkualitas dan terpercaya , yang kedua adalah distribusi dan pengolahan uang yang aman dan optimal, dan yang ketiga adalah layanan kas yang prima.
Semua ini ditujukan dalam rangaka kebutuhan uang rupiah di masyarakat dalam jumlah nominal yang cukup, dan tujuan yang kedua adalah jenis pecahannya yang sesuai, tepat waktu, dan yang ketiga tentunya adalah uang yang diedarkan dalam kondisi yang layak edar.
Bambang mengatakan, untuk mengedarkan uang rupiah ke seluruh pelosok tersebut secara konsisten melakukan strategi bersinergi dengan bank maupun lembaga lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat antara lain melalui pembukaan kas titipan.
"Kas titipan ini adalah penyediaan uang rupiah milik BI yang dititipkan kepada salah satu bank untuk mencukupi persediaan kas bagi bank-bank di wilayah tersebut dan memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah tersebut," ujarnya.
Saat ini, lanjutnya, BI Maluku memiliki empat kas titipan, yang pertama terdapat di Tual dan bekerja sama dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Maluku dan Maluku Utara dan bekerja sama dengan BRI untuk wilayah Maluku Tenggara.
Kas titipan Namlea di Pulau Buru kerja sama dengan BPD Maluku/Malut guna melayani wilayah Buru dan Buru Selatan (Bursel), kas titipan di Saumlaki kerja sama dengasn BPD Maluku/Malut untuk wilayah Maluku Tenggara Barat (MTB), dan Maluku Barat Daya (MBD).
Ke empat BI Maluku diminta untuk membantu Provinsi Papua Barat untuk mengedarkan uang di sana dengan membuka kas titipan di Fak-Fak karena geografisnya Fak-Fak lebih dekat ke Maluku dari pada Manokuari dengan melakukan kerja sama dengan Bank pembangunan daerah (BPD Papua).
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018