Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Maluku Utara (Malut) memproses anggota DPR-RI asal Partai Nasdem Ahmad Hatari yang membagikan bantuan karpet ke masjid Nurul Bahar Tomalou Tidore Kepulauan untuk mendapatkan suara di pemilu 2019.

"Bawaslu telah memplenokan kasus Ahmad  dan sesuai hasil kesepakatan kita adalah kegiatan sambutan Hatari di Masjid Nurul Bahar Kelurahan Tomolou katagori dugaan tindak pidana pemilu politik uang dan akan menunggu sikap Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu)," kata Kasubbag Humas Bawaslu Malut, Irwanto Jurumudi di Ternate, Rabu.

Menurut dia, sesuai dengan rapat pleno terbuka Bawaslu yang dipimpin langsung oleh Muksin Amrin pada Selasa (23/4) perlihatkan video yang beredar sudah dijadikan temuan Bawaslu dan melayangkan surat ke  Gakkumdu untuk menggelar rapat padaRabu (24/4).

Di mana pleno menetapkan kejadian pada Jumat (19/4) pekan lalu merupakan kegiatan dugaan tindak pidana politik,uang  dan hari ini mulai rapat, sesuai ketentuan satu kali 24 jam.

Olehnya itu telah diregistrasi  mulai rapat Gakkumdu, hari ini, pembahasan tahap satu. Selain itu, pihaknya akan memanggil beberapa orang yang sudah diidentifikasi diantaranya, Ishak Lukman, Lurah Tomolou, Ibnu Gandi Sebagai ketua remaja Masjid dan Imam Tomolou Basri M Nur.

Sehingga, dari tiga orang ini, yang akan dijadikan saksi dan barangbukti (BB) berupa video sudah dikantongi kemudian BB fisik juga ada di Polres Tidore Kepulauan.

Bawaslu telah meminta jajarannya di Tidore Kepulauan untuk mengamankan karpet dan jam yang sementara ada di Polres Tidore.

"Untuk Waktu penanganan sendiri itu selama 14 hari yang ditetapkan Gakkumdu, tetapi tergantung dengan pembahasan Gakumdu hari ini, karena bisa tiga hari sudah selesai tergantung Gakkumdu," katanya.

Sementara itu, Pengamat Politik dari Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) Ternate, Azis Marsaoly meminta agar calon anggota legislatif (caleg) yang belum mendapatkan suara harus menerima hasil pilihan rakyat secara dewasa dan tidak membuat tindakan provokatif.

"Masih ada caleg di Malut yang memberikan bantuannya ke masyarakat baik itu berupa bantuan ke tempat ibadah dan fasilitas umum dengan imbalan mendapatkan suara di pemilu merupakan tindakan yang tidak terpuji," kata Azis.

Dirinya mencontohkan, tindakan anggota DPR-RI dari Partai Nasdem asal Malut Ahmad Hattari nyaris diamuk massa usai melaksanakan shalat Jumat di masjid Nurul Bahar Kelurahan Tomalou Kota Tidore Kepulauan (Tikep), Jumat akhir pecan lalu.

Dia menilai, sikap anggota DPR-RI Ahmad Hattari itu  sebagai seorang politisi yang sangat disegani di daerah Malut menunjukkan sikap tidak terpuji dan tidak patut ditiru.

 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019