Dermaga feri di Dobo, ibu kota Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, belum digunakan dan dibiarkan menganggur walaupun pembangunannya telah selesai sejak dua tahun lalu. Ketua Bappeda Kepulauan Aru Arens Uniplaitta, dalam pembicaraan melalui telepon, Senin, mengatakan, dua unit Kapal Motor Penyeberangan (KMP) yang melayari trayek Dobo - Tual, Maluku Tenggara, tidak bisa berlabuh di dermaga di Dobo karena perairan di sekitarnya dangkal. "KMP Lobster dan KMP Kurmamolin tidak bisa melakukan olah gerak karena perairan di sekitar dermaga dangkal, apalagi saat kondisi surut," ujarnya. Arens memastikan perairan sekitar kawasan dermaga feri juga berlumpur sehingga bila dipaksakan dilakukan KMP bisa kandas. "Kami sudah mengarahkan Kadis Perhubungan Kepulauan Aru Anggrek agar berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Maluku sehingga ada solusi terhadap dermaga feri yang pembangunannya menelan biaya miliaran rupiah itu," katanya. Dua unit KMP yang melayari trayek Dobo - Tual terpaksa sandar di dermaga laut Dobo sehingga kenderaan roda empat belum bisa diangkut. Sedangkan sepeda motor bisa diangkut, tapi perlu membayar ongkos buruh yang biasanya Rp 30.000 - Rp50.000 per unit. "Jadi Dinas Perhubungan Maluku perlu melakukan peninjauan ulang agar dermaga feri di Dobo tersebut bisa dikoordinasikan dengan Pemkab Kepulauan Aru guna dimanfaatkan sehingga tidak mubazir," kata Arens. Kadis Perhubungan Maluku Benny Gaspersz mengakui dermaga feri Dobo sudah rampung dua tahun tapi belum dioperasikan dengan alasan di sekitar kawasan tersebut ditempatkan sejumlah bagan. "Saya sudah menyurati Kadis Perhubungan Kepulauan Aru untuk menertibkan bagan-bagan tersebut, tapi selama ini belum ditindaklanjuti sehingga dermaga feri tersebut belum bisa dioperasikan," ujarnya.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010