Kepala desa (Kades) di sejumlah wilayah di Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara (Malut), memanfaatkan dana desa (DD) untuk memenuhi kebutuhan makan bagi warga yang terkena dampak gempa 7.2 SR yang terjadi pada Minggu (14/7).
Seperti disampaikan Kepala Desa Ranga-Ranga, Kecamatan Gane Barat, Derek Mathias saat dihubungi dari Ternate, Selasa (16/7) , bahwa warganya yang berjumlah sekitar 800 jiwa itu saat terjadi gempa langsung berlari ke daerah yang lebih tinggi, dan mengungsi di sana.
Pada hari Senin ketika warga di pengungsian sudah membutuhkan bahan makanan, Kepala Desa memutuskan menggunakan dana desa untuk membeli beras guna dibagikan kepada warga, karena bantuan Pemkab Halmahera Selatan belum ada.
"Sampai saat ini sebagian warga masih berada di pengungsian, karena mereka masih takut kembali ke rumah menyusul masih sering terjadinya gempa susulan yang dikhawatirkan menimbulkan tsunami," katanya.
Dari sekitar 300 rumah warga di desa pesisir itu mengalami rusak berat, bahkan ada yang tidak bisa lagi ditempati, sehingga warga sangat membutuhkan bantuan tenda untuk tempat tinggal sementara, namun untuk korban jiwa akibat gempa pada Minggu tidak ada.
Sementara Bupati Halmahera Selatan Bahrain Kasuba memberi apresiasi kepada kepala desa yang mengambil langkah cepat memanfaatkan dana desa untuk memenuhi kebutuhan makanan untuk warganya dan dipastikan tindakan kepala desa itu bukan sebagai penyimpangan dana desa.
Pemkab Halmahera Selatan sudah mendistribusikan bantuan bahan makanan, tenda dan obat-obatan sebanyak 200 ton sejak hari Senin, menggunakan kapal laut, tetapi karena kendala cuaca buruk sehingga bantuan itu agak terlambat sampai ke desa-desa yang terkena dampak bencana gempa.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Malut menyebutkan jumlah rumah warga yang rusak akibat gempa 7.2 SR di Halmahera Selatan sejauh ini tercatat sebanyak 971 unit tersebar di sembilan kecamatan, sebagian besar di wilayah Gane Timur dan Gane Barat yang dekat dengan pusat gempa.
Sedangkan fasilitas umum yang rusak di antaranya enam gedung sekolah, dua masjid, satu gereja, satu gedung PAUD, satu polindes serta sejumlah jembatan dan dermaga tambatan perahu, sementara itu koban jiwa sebanyak empat orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019
Seperti disampaikan Kepala Desa Ranga-Ranga, Kecamatan Gane Barat, Derek Mathias saat dihubungi dari Ternate, Selasa (16/7) , bahwa warganya yang berjumlah sekitar 800 jiwa itu saat terjadi gempa langsung berlari ke daerah yang lebih tinggi, dan mengungsi di sana.
Pada hari Senin ketika warga di pengungsian sudah membutuhkan bahan makanan, Kepala Desa memutuskan menggunakan dana desa untuk membeli beras guna dibagikan kepada warga, karena bantuan Pemkab Halmahera Selatan belum ada.
"Sampai saat ini sebagian warga masih berada di pengungsian, karena mereka masih takut kembali ke rumah menyusul masih sering terjadinya gempa susulan yang dikhawatirkan menimbulkan tsunami," katanya.
Dari sekitar 300 rumah warga di desa pesisir itu mengalami rusak berat, bahkan ada yang tidak bisa lagi ditempati, sehingga warga sangat membutuhkan bantuan tenda untuk tempat tinggal sementara, namun untuk korban jiwa akibat gempa pada Minggu tidak ada.
Sementara Bupati Halmahera Selatan Bahrain Kasuba memberi apresiasi kepada kepala desa yang mengambil langkah cepat memanfaatkan dana desa untuk memenuhi kebutuhan makanan untuk warganya dan dipastikan tindakan kepala desa itu bukan sebagai penyimpangan dana desa.
Pemkab Halmahera Selatan sudah mendistribusikan bantuan bahan makanan, tenda dan obat-obatan sebanyak 200 ton sejak hari Senin, menggunakan kapal laut, tetapi karena kendala cuaca buruk sehingga bantuan itu agak terlambat sampai ke desa-desa yang terkena dampak bencana gempa.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Malut menyebutkan jumlah rumah warga yang rusak akibat gempa 7.2 SR di Halmahera Selatan sejauh ini tercatat sebanyak 971 unit tersebar di sembilan kecamatan, sebagian besar di wilayah Gane Timur dan Gane Barat yang dekat dengan pusat gempa.
Sedangkan fasilitas umum yang rusak di antaranya enam gedung sekolah, dua masjid, satu gereja, satu gedung PAUD, satu polindes serta sejumlah jembatan dan dermaga tambatan perahu, sementara itu koban jiwa sebanyak empat orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019