Kantor Perwakilan Bank Indonersia (BI) Maluku selama 2019 melakukan lima kali ekspedisi kas keliling ke pulau-pulau terluar, terpencil dan terdepan (3T).
"Jika dibandingkan dengan kegiatan yang sama pada 2018, maka kita ada kenaikan di 2019. Pada 2018 hanya empat kali sedangkan 2019 sebanyak lima kali," kata Kepala Tim Sistem Pembayaran Pengelolaan Uang Rupiah BI Provinsi Maluku, Teguh Triyono di Ambon, Kamis.
Kegiatan ekspedisi 3T itu menjangkau seluruh wilayah di Maluku. Trip pertama dilakukan pada 13-19 September 2019, pelaksanaan disesuaikan dengan hasil kerja sama dengan pihak BMKG terkait cuaca di laut maupun dengan TNI Angkatan Laut terkait kapal angkatan laut (KAL) atau KRI.
"Kegiatan ini berpusat di Pulau Buru yakni Kayeli, Ambalau, Kapala madang, Leksula, sedangkan penukaran uang lusuh tercatat senilai Rp226,07 juta, sedangkan masyarakat yang mendapatkan pelayanan pengobatan gratis 402 orang," ujar Teguh.
Pada setiap pelayanan ekspedisi 3T juga dilakukan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah, merawat uang rupiah, dan implikasi undang-undang mata uang yang salah satu penekanannya adalah larangan menolak bayaran menggunakan uang yang masih berlaku termasuk uang koin.
"Kita edukasikan semua baik kepada masyarakat maupun pemerintah daerah, pelajar sekolah, dan pengusaha. Selain itu juga ada penyerahan 20 paket bantuan sosial BI di setiap titik yang disinggahi," ujarnya.
Trip kedua dilakukan dari tanggal 17-23 Oktober di Pulau Seram yakni Werinama, Tutup Tolu, Pulau Teor, dan Pulau Kur. Jumlah uang yang ditukar masyarakat sebanyak Rp117.191.000, 448 orang tercatat memanfaatkan pelayanan kesehatan gratis, dan bantuan sosial BI yang diserahkan sebanyak 54 paket.
Trip ketiga dari tanggal 25 Oktober sampai tanggal 1 Nopember 2019 yakni di Pulau Kelang, Luhu, Kilmuri, Laimo, dan Pulau Banda, penukaran uang sebesar Rp1,9 miliar, masyarakat yang mendapatkan pengobatan gratis 541 orang, dan 16 paket bantuan BI.
"Trip keempat dari tanggal 21-30 Nopember di Sialalat, Liangpitu, Pulau Waturbela, Kai Besar Utara dan Timur, Kai Selatan, kemudian Pulau Tanimbar, Pulau Tam, Pulau Henian , Pulau Gorom, penukarannya sebanyak Rp9,9 miliar, masyarakat yang memanfaatkan pengobatan gratis sebanyak 818 orang, paket bantuan sebanyak 31 paket," ujarnya.
Kemudian trip yang kelima 30 Nopember sampai tanggal 7 Desember 2019, kisaran Pulau Buru juga yakni Wamsisi, Waimala, Pulau Pasir Putih, Nanali, Waimulang, Tifu, waikatin, dan Namrole, penukarannya adalah sebanyak Rp423,63 juta, masyarakat yang mendapatkan pengobatan gratis sebanyak 470 orang, bantuan sosial BI sebanyak 19 paket.
"Total dari lima trip ekspedisi kas keliling BI Maluku selama tahun 2019 tercatat sebesar Rp12,57 miliar, yang mendapatkan pengobatan gratis sebanyak 2.679 orang, bantuan Sosial BI sebanyak 101 paket," ujarnya.
Teguh menambahkan kegiatan kas keliling ini disertai dengan bantuan sosial BI Maluku dan pengobatan secara gratis yang dilaksanakan, karena memang BI itu lembaga non profit.
"Jadi kita bersinergi dengan beberapa rumah sakit ikut dalam perjalanan kita, kalau bantuan sosial BI Maluku lebih banyak didominasi ke dunia pendidikan , sebab pendidikan maupun SDM adalah investasi jangka panjang yang strategis," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019
"Jika dibandingkan dengan kegiatan yang sama pada 2018, maka kita ada kenaikan di 2019. Pada 2018 hanya empat kali sedangkan 2019 sebanyak lima kali," kata Kepala Tim Sistem Pembayaran Pengelolaan Uang Rupiah BI Provinsi Maluku, Teguh Triyono di Ambon, Kamis.
Kegiatan ekspedisi 3T itu menjangkau seluruh wilayah di Maluku. Trip pertama dilakukan pada 13-19 September 2019, pelaksanaan disesuaikan dengan hasil kerja sama dengan pihak BMKG terkait cuaca di laut maupun dengan TNI Angkatan Laut terkait kapal angkatan laut (KAL) atau KRI.
"Kegiatan ini berpusat di Pulau Buru yakni Kayeli, Ambalau, Kapala madang, Leksula, sedangkan penukaran uang lusuh tercatat senilai Rp226,07 juta, sedangkan masyarakat yang mendapatkan pelayanan pengobatan gratis 402 orang," ujar Teguh.
Pada setiap pelayanan ekspedisi 3T juga dilakukan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah, merawat uang rupiah, dan implikasi undang-undang mata uang yang salah satu penekanannya adalah larangan menolak bayaran menggunakan uang yang masih berlaku termasuk uang koin.
"Kita edukasikan semua baik kepada masyarakat maupun pemerintah daerah, pelajar sekolah, dan pengusaha. Selain itu juga ada penyerahan 20 paket bantuan sosial BI di setiap titik yang disinggahi," ujarnya.
Trip kedua dilakukan dari tanggal 17-23 Oktober di Pulau Seram yakni Werinama, Tutup Tolu, Pulau Teor, dan Pulau Kur. Jumlah uang yang ditukar masyarakat sebanyak Rp117.191.000, 448 orang tercatat memanfaatkan pelayanan kesehatan gratis, dan bantuan sosial BI yang diserahkan sebanyak 54 paket.
Trip ketiga dari tanggal 25 Oktober sampai tanggal 1 Nopember 2019 yakni di Pulau Kelang, Luhu, Kilmuri, Laimo, dan Pulau Banda, penukaran uang sebesar Rp1,9 miliar, masyarakat yang mendapatkan pengobatan gratis 541 orang, dan 16 paket bantuan BI.
"Trip keempat dari tanggal 21-30 Nopember di Sialalat, Liangpitu, Pulau Waturbela, Kai Besar Utara dan Timur, Kai Selatan, kemudian Pulau Tanimbar, Pulau Tam, Pulau Henian , Pulau Gorom, penukarannya sebanyak Rp9,9 miliar, masyarakat yang memanfaatkan pengobatan gratis sebanyak 818 orang, paket bantuan sebanyak 31 paket," ujarnya.
Kemudian trip yang kelima 30 Nopember sampai tanggal 7 Desember 2019, kisaran Pulau Buru juga yakni Wamsisi, Waimala, Pulau Pasir Putih, Nanali, Waimulang, Tifu, waikatin, dan Namrole, penukarannya adalah sebanyak Rp423,63 juta, masyarakat yang mendapatkan pengobatan gratis sebanyak 470 orang, bantuan sosial BI sebanyak 19 paket.
"Total dari lima trip ekspedisi kas keliling BI Maluku selama tahun 2019 tercatat sebesar Rp12,57 miliar, yang mendapatkan pengobatan gratis sebanyak 2.679 orang, bantuan Sosial BI sebanyak 101 paket," ujarnya.
Teguh menambahkan kegiatan kas keliling ini disertai dengan bantuan sosial BI Maluku dan pengobatan secara gratis yang dilaksanakan, karena memang BI itu lembaga non profit.
"Jadi kita bersinergi dengan beberapa rumah sakit ikut dalam perjalanan kita, kalau bantuan sosial BI Maluku lebih banyak didominasi ke dunia pendidikan , sebab pendidikan maupun SDM adalah investasi jangka panjang yang strategis," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019