Ambon (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah (Pemkab Malteng) mempersiapkan kawasan Banda Neira untuk diusulkan sebagai kawasan geopark, seiring potensi geologis, ekologis, dan budaya yang dimiliki wilayah tersebut.
"Banda Neira ini objek wisata yang memiliki nilai historis, kebudayaan serta alam yang indah, ini menjadikan Banda Neira cocok untuk dijadikan geopark,” kata Kepala Dinas Pariwisata Maluku Tengah JR Wattimena, di Ambon, Maluku, Senin.
Geopark atau taman bumi merupakan kawasan yang memiliki kekayaan geologi bernilai tinggi dan diintegrasikan dengan unsur ekologi, budaya, serta pemberdayaan masyarakat.
Konsep geopark tidak hanya menekankan pada pelestarian warisan geologi, tetapi juga mendorong pengembangan ekonomi lokal melalui pendidikan dan pariwisata berkelanjutan.
Di dalam kawasan geopark, masyarakat lokal diberdayakan untuk turut mengelola dan menjaga lingkungan sambil mendapatkan manfaat ekonomi, seperti melalui pengembangan ekowisata, kerajinan tangan, dan produk lokal.
Berkaitan dengan hal itu, menurut Wattimena lagi, selaras dengan rencana induk pembangunan Kawasan Strategis Nasional Banda Neira yang telah disusun oleh pemerintah pusat lintas kementerian dan lembaga yang bertujuan untuk mendorong pembangunan Banda Neira sebagai kawasan strategis pariwisata dan sejarah nasional, serta pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah timur Indonesia.
“Banda Neira tidak hanya menyimpan sejarah rempah dan peninggalan kolonial, tetapi juga memiliki keunikan geologis seperti gunung api bawah laut dan formasi batuan purba yang mendukungnya menjadi geopark,” ujarnya.
Langkah ini diharapkan dapat mendorong pengembangan pariwisata berbasis konservasi dan edukasi, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat melalui pengelolaan potensi lokal yang berkelanjutan.
Saat ini berdasarkan data, Banda Naira mengalami peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara hingga nusantara. Berdasarkan data statistik pada 2023, kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 365 orang. Sementara wisatawan nusantara mencapai 1.441 orang, kemudian pada periode Januari-Desember 2024 lonjakan signifikan terjadi hingga 57.000 wisatawan.