Akibat sering  terjadinya pemadaman listrik di pusat perbelanjaan terbesar di Maluku, Ambon Plaza , para pedagang yang membuka usaha di tempat itu berunjuk rasa, menuntut  developer menghidupkan genset tanpa membebankan biaya solar kepada mereka. Demo yang berlangsung Selasa sore di depan kantor pemasaran PT. Modern yang merupakan developer Amplaz itu dilakukan oleh para pedagang konter telepon genggam (handphone/HP) Amplaz yang jumlahnya berkisar 50-an orang. "Pemadaman listrik ini sering terjadi, sebelum lebaran hingga kini. Kami sangat keberatan jika pihak developer membebankan biaya solar kepada pedagang," kata seorang pendemo, Hi. Irvan. Irvan mengatakan, tanggungan biaya solar tersebut tidak pernah tertuang dalam surat perjanjian kerja sama antara pedagang dengan pihak developer. "Kebijakan" itu dinilainya sangat merugikan pedagang kecil seperti dirinya. Menurut dia, kerugian yang mereka derita akibat pemadaman listrik cukup banyak, antara lain barang elektronik yang rusak dan biaya rekening listrik tetap tinggi. Dikatakan, dalam sebulan dirinya mengeluarkan uang untuk membayar rekening listrik diatas Rp300.000. Kalau terlambat membayar dikenai denda. Dirinya berharap, pihak developer dapat melaksanakan kewajibannya dengan baik karena para pedagang tak pernah lalai menunaikan kewajiban mereka yakni menyalakan genset ketika listrik padam tanpa harus membebankan biaya solar kepada mereka. "Pemadaman listrik ini hanya berlaku untuk pengusaha kecil seperti kami dan toko-toko. Sementara pedagang besar seperti KFC, Matahari Departemen store dan swalayan Foodmart serta pusat bermain Amazone tidak pernah mengalaminya karena begitu listrik padam, langsung hidup kembali," katanya. Dia mengatakan, demo Selasa sore merupakan aksi protes yang kedua kalinya  setelah sebelumnya pada Juli lalu juga melakukan hal yang sama. Namun sebelum demo yang kedua ini digelar, mereka telah menempuh langkah persuasif yakni menggunakan jasa koperasi pedagang Amplaz sebagai mediator dengan PT. Modern. "Cara persuasif juga tidak berhasil karena tuntutan kami tidak pernah dipenuhi. Buktinya listrik tetap padam dan kami diminta menaggung biaya solar genset," katanya. Sementara itu, Direktur PT. Modern, Allen Waplau yang dihubungi via telepon mengatakan, para pedagang itu tak perlu berdemo bila ingin tuntutannya dipenuhi. Mereka bisa menempuh cara yang lebih baik, yakni melaporkan masalah tersebut kepada wakil-wakilnya yang duduk di DPRD. "Atau kalau mereka merasa dirugikan lapor saja ke polisi. Itu lebih baik dibandingkan demo yang bisa mengarah ke anarkis," kata Allen Waplau. Menurut dia, demo merupakan alternatif terakhir jika semua cara penyelesaian yang ditempuh baik melalui pemerintah, kepolisian dan hukum tidak membuahkan hasil.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010