Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara menyiagakan tim dengan menempatkan seluruh personelnya di berbagai titik rawan tanah longsor, menyusul tingginya curah hujan disertai banjir di berbagai sungai dan kali mati.
"Saya telah menginstruksikan seluruh personel dan juga bantuan kecamatan dan kelurahan di Kota Ternate untuk mengantisipasi peringatan dini dan langkah-langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana banjir, tanah longsor dan angin puting beliung," kata Kepala BPBD Kota Ternate, Mochammad Arif Abdul Gani di Ternate, Selasa.
Menurut dia, langkah antisipatif ini selain kondisi hujan deras dalam empat hari terakhir disertai longsor di kawasan Kali Mati Maliaro dan dikhawatirkan adanya korban jiwa.
"Mencermati kondisi kekinian ini, BPBD telah mengeluarkan peringatan ke seluruh camat dan lurah agar serta masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan atas potensi bencana banjir, tanah longsor dan angin puting beliung yang berpotensi terjadi pada siang maupun malam hari," kata Arif Gani.
Pihaknya juga meminta agar masyarakat yang bermukim di wilayah berisiko tinggi seperti dekat dengan aliran sungai dan tebing mudah longsor agar selalu waspada dan lakukan langkah-langkah pencegahan.
Selain itu, kata Mochammad Arif Abdul Gani, pihaknya saat ini telah melaksanakan kegiatan pencegahan dan kesiapsiagaan dengan tetap menjalankan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 seperti jaga jarak, pakai masker, cuci tangan dengan air mengalir menggunakan sabun.
Sementara itu, hujan deras disertai angin kencang dalam sepekan terakhir mengakibatkan sejumlah permukiman warga di berbagai daerah di Malut terendam banjir.
Di Halmahera Tengah misalnya, ratusan rumah terendam banjir menyusul hujan yang menguyur daerah itu sejak Minggu (2/8) lalu.
Kepala BPBD Kabupaten Halteng, Kamal Abdul Fatah saat dihubungi terpisah mengakui banjir yang merendam rumah warga terdapat di Desa Wairoro Indah, Lembah Asri dan Sumber Sari, di mana Sumber Sari dan Lembah Asri terdampak cukup parah.
Bahkan, banjir tersebut diakibatkan kali yang berada di empat desa tersumbat sampah dan sedimen lainnya sehingga air meluap ke permukiman warga.
"Banjir di Kota Weda bagian selatan sudah jadi langganan pada musim hujan, karena kali tidak pernah dinormalisasi, sehingga tersumbat dan sudah sangat dangkal," katanya.
Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini dan kerugian material belum bisa dihitung. Selain merendam rumah warga, tempat ibadah seperti masjid dan mushala pesantren serta sarana umum seperti sekolah juga terendam air, demikian Kamal Abdul Fatah.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020
"Saya telah menginstruksikan seluruh personel dan juga bantuan kecamatan dan kelurahan di Kota Ternate untuk mengantisipasi peringatan dini dan langkah-langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana banjir, tanah longsor dan angin puting beliung," kata Kepala BPBD Kota Ternate, Mochammad Arif Abdul Gani di Ternate, Selasa.
Menurut dia, langkah antisipatif ini selain kondisi hujan deras dalam empat hari terakhir disertai longsor di kawasan Kali Mati Maliaro dan dikhawatirkan adanya korban jiwa.
"Mencermati kondisi kekinian ini, BPBD telah mengeluarkan peringatan ke seluruh camat dan lurah agar serta masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan atas potensi bencana banjir, tanah longsor dan angin puting beliung yang berpotensi terjadi pada siang maupun malam hari," kata Arif Gani.
Pihaknya juga meminta agar masyarakat yang bermukim di wilayah berisiko tinggi seperti dekat dengan aliran sungai dan tebing mudah longsor agar selalu waspada dan lakukan langkah-langkah pencegahan.
Selain itu, kata Mochammad Arif Abdul Gani, pihaknya saat ini telah melaksanakan kegiatan pencegahan dan kesiapsiagaan dengan tetap menjalankan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 seperti jaga jarak, pakai masker, cuci tangan dengan air mengalir menggunakan sabun.
Sementara itu, hujan deras disertai angin kencang dalam sepekan terakhir mengakibatkan sejumlah permukiman warga di berbagai daerah di Malut terendam banjir.
Di Halmahera Tengah misalnya, ratusan rumah terendam banjir menyusul hujan yang menguyur daerah itu sejak Minggu (2/8) lalu.
Kepala BPBD Kabupaten Halteng, Kamal Abdul Fatah saat dihubungi terpisah mengakui banjir yang merendam rumah warga terdapat di Desa Wairoro Indah, Lembah Asri dan Sumber Sari, di mana Sumber Sari dan Lembah Asri terdampak cukup parah.
Bahkan, banjir tersebut diakibatkan kali yang berada di empat desa tersumbat sampah dan sedimen lainnya sehingga air meluap ke permukiman warga.
"Banjir di Kota Weda bagian selatan sudah jadi langganan pada musim hujan, karena kali tidak pernah dinormalisasi, sehingga tersumbat dan sudah sangat dangkal," katanya.
Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini dan kerugian material belum bisa dihitung. Selain merendam rumah warga, tempat ibadah seperti masjid dan mushala pesantren serta sarana umum seperti sekolah juga terendam air, demikian Kamal Abdul Fatah.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020