Ternate (ANTARA) - Sejumlah ragam takjil khas seperti lalampa dan pastel menjadi incaran warga Ternate, Maluku Utara (Malut), untuk berbuka puasa di bulan Ramadhan.
Salah seorang pedagang takjil di Kawasan Pantai Falajawa, Suhaina di Ternate, Kamis, menuturkan takjil yang paling laris diminati warga setiap hari adalah lalampa dan pastel berbahan dasar beras, sayur, dan ikan yang diasap hingga matang.
"Menu berbuka yang paling cepat habis itu lalampa. Setiap hari saya menjual sekitar 300 buah, bahkan sering ada yang pesan lebih awal sebelum tersaji di lapak," katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Arsad, pedagang takjil lainnya yang sehari-hari membantu keluarganya berjualan.
Ia mengungkapkan bahwa istrinya membuat sekitar 345 buah lalampa maupun pastel setiap hari, dan semuanya selalu habis terjual.
"Lalampa dan pastel ini bukan hanya laris saat Ramadhan, tapi juga di hari-hari biasa banyak yang mencarinya," ujar Arsad.
Selain lalampa dan pastel, menu berbuka lain yang diminati warga adalah pisang ijo, risoles pisang coe dan asida.
Tidak hanya makanan, kelapa muda juga menjadi minuman favorit untuk berbuka.
Untuk harga satu buah kelapa muda bahkan mencapai Rp100 ribu, namun tetap banyak diburu warga sebagai pelepas dahaga setelah seharian berpuasa.
Kuliner khas Ternate ini menjadi bukti bahwa makanan tradisional tetap memiliki tempat di hati masyarakat, terutama saat bulan Ramadhan.
Sementara itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Ternate, telah menyiapkan tempat atau lapak bagi pedagang takjil musiman di sejumlah titik selama bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah/2025 Masehi.
Kepala Disperindag Kota Ternate Nursida Dj Mahmud mengatakan, lapak yang sudah disiapkan oleh Pemkot akan diatur dengan sebaik mungkin agar tidak mengganggu kenyamanan warga lainnya.
Pemerintah Kota Ternate telah menyepakati penyiapan lapak ini guna mendukung aktivitas ekonomi para pedagang musiman.
Menurut Nursida, pengelolaan pedagang takjil akan diserahkan kepada komunitas pedagang, sedangkan pihak Disperindag tetap melakukan pengawasan.
"Untuk tarif retribusi lapak atau per meja hanya Rp3.000. Kami juga tidak membatasi jumlah masyarakat yang ingin berdagang selama Ramadhan," tuturnya.