Gubernur Maluku Murad Ismail mengapresiasi dan mendukung rencana investor Australia, Tasageoby Group yang berencana berinvestasi mengembangkan bidang transportasi di wilayah tersebut.

"Kehadiran Tasageoby Group di Maluku sangatlah tepat karena wilayah kami saat ini membutuhkan teknologi maju di bidang transportasi untuk menghubungkan semua wilayah sekaligus penggerak pertumbuhan ekonomi," kata Gubernur Maluku Murad Ismail di Ambon, Sabtu.

Gubernur Murad pada Jumat (2/7) bertemu Chief Executive Officer (CEO) Tasageoby Group Stuart Janes yang didampingi Direktur Komersial Arfiah Janes, Direktur Utama Maani Tuasikal dan Manajer Pemasaran dan Informasi Zairin Salampessy.

Tasageoby Group melalui anak perusahaannya "Air Maluku" berencana mengoperasikan jenis pesawat WIG (Wing In Ground) Craft yang diproduksi perusahaan kapal terbang Aron di Korea Selatan, di Kepulauan Maluku mulai tahun 2022.

WIG Craft dapat berfungsi baik sebagai kapal maupun pesawat, dan International Maritime Organization (IMO) serta International Civil Aviation Organization (ICAO) mengklasifikasikan moda transportasi ini sebagai kapal.

Menurut Gubernur, geografis Maluku sebagai provinsi kepulauan dengan luas 712.480 kilometer persegi, hanya memiliki 7,6 persen daratan dan selebihnya 92,4 persen merupakan lautan, dengan 1.412 buah pulau, serta panjang garis pantai 10.662 kilometer, membutuhkan banyak sarana transportasi baik udara maupun laut untuk menghubungkan sembilan kabupaten dan dua kota.

"Maluku membutuhkan sarana transportasi baik laut maupun udara yang memadai untuk menghubungkan ribuan pulau dengan waktu tempuh lebih singkat, terutama dengan pesawat jenis WIG Craft seperti yang dikembangkan Tasageoby Group melalui anak perusahaan Air Maluku," katanya.

Menurut Gubernur, untuk mengunjungi satu kabupaten ke kabupaten lainnya menggunakan transportasi darat, membutuhkan waktu tempuh antara enam hingga tujuh jam, sedangkan dengan pesawat menghabiskan waktu satu hingga dua jam.

"Jika kita ke Kabupaten Maluku Tengah dengan kapal feri butuh waktu dua jam. Dari Maluku Tengah ke Seram Bagian Barat (SBB), kalau lewat darat bisa enam hingga tujuh jam. Jadi kalau Tasageoby Group mengoperasikan WIG Craft di sini akan sangat membantu," katanya.

Gubernur Murad menceritakan pekan lalu dirinya melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT). Dari kecamatan Geser ke Gorom saja Gubernur harus menghabiskan waktu lima hingga tujuh jam, sehingga akhirnya memilih kembali ke Ambon melalui jalur laut.

"Kalau Kembali dari kabupaten SBT melalui jalur darat maka besoknya baru bisa tiba di Ambon. Transportasi merupakan masalah klasik yang selama ini dihadapi Maluku," ujar Gubernur.

Ia membayangkan ke depan daerah-daerah di Maluku yang sulit akses transportasinya tidak lagi merasa terisolir dengan kehadiran perusahaan tersebut. Termasuk jika ada warga di pelosok yang sakit dan membutuhkan penanganan medis secara segera, maka transportasi WIG craft ini akan sangat membantu.

"Diharapkan kehadiran WIG Craft diharapkan dapat menyelesaikan masalah transportasi yang menjadi persoalan klasik dihadapi provinsi berciri kepulauan seperti Maluku," ujarnya.

Sebagai bentuk dukungannya kepada Tasageoby grup Gubernur Murad menyatakan akan mengirim surat rekomendasi maupun melobi ke kementerian terkait, agar perusahaan penerbangan tersebut dapat segera beroperasi di Maluku.

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021