Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku menyatakan produksi padi di daerah tersebut sepanjang 2021 mencapai sekitar 116.800 ton gabah kering giling (GKG), dan mengalami kenaikan sekitar 6.350 ton atau 5,75 persen, jika dibandingkan pada 2021 yang sebesar 110.450 ton GKG.
"Jika dikonversikan menjadi beras, maka produksi beras pada 2021 mencapai 65.410 ton," kata Kepala BPS Provinsi Maluku Asep Riyadi, di Ambon, Rabu.
Ia menjelaskan produksi padi tertinggi pada 2021 terjadi pada Maret, yaitu sebesar 14.990 ton GKG. Sedangkan produksi terendah terjadi pada Mei, yaitu hanya 4.170 ribu ton GKG.
Produksi beras selama periode Januari-Desember 2021 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 65.410 ton dan mengalami kenaikan sebanyak 3.560 ton (5,76 persen) dibanding produksi 2020 yang sebesar 61.850 ton.
"Puncak panen padi terjadi pada Juni, yaitu mencapai 3.510 hektare, sementara puncak panen pada 2020 terjadi pada Agustus yaitu sebesar 4.180 hektare," katanya.
Tiga kabupaten dengan produksi padi tertinggi di Maluku pada 2021 adalah Kabupaten Buru, Maluku Tengah, dan Seram bagian Timur. Sementara tiga kabupaten dengan produksi padi terendah ialah Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku Tenggara, dan Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
Asep mengatakan berdasarkan hasil survei Kerangka Sampel Area (KSA) realisasi panen sepanjang 2021 sebesar 28.320 hektare dan mengalami penurunan sekitar 1,21 persen dibanding 2020 yang mencapai luas 28.670 hektare.
Daerah penghasil yang mengalami peningkatan produksi padi relatif besar, yakni Kabupaten Buru. Produksi padi di Kabupaten Buru pada 2021 mencapai 60.572 ton GKG dan mengalami kenaikan 31,93 persen dibandingkan 2020. Apabila dikonversikan jadi beras, Kabupaten Buru menghasilkan 33.921,25 ton.
Luas panen padi di Buru mencapai 5.364,89 hektare atau naik 1,62 persen dibandingkan 2020.
Menurut dia, penurunan produksi padi yang cukup besar pada 2021 terjadi di beberapa wilayah potensi penghasil padi, terutama di Kabupaten Maluku Tengah yang turun hingga 10.555 ton GKG (20,95 persen). Padahal, di sisi lain luas panen padi di daerah tersebut pada 2021 justru bertambah 260 hektare menjadi 4.602 hektare dibandingkan 2020.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
"Jika dikonversikan menjadi beras, maka produksi beras pada 2021 mencapai 65.410 ton," kata Kepala BPS Provinsi Maluku Asep Riyadi, di Ambon, Rabu.
Ia menjelaskan produksi padi tertinggi pada 2021 terjadi pada Maret, yaitu sebesar 14.990 ton GKG. Sedangkan produksi terendah terjadi pada Mei, yaitu hanya 4.170 ribu ton GKG.
Produksi beras selama periode Januari-Desember 2021 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 65.410 ton dan mengalami kenaikan sebanyak 3.560 ton (5,76 persen) dibanding produksi 2020 yang sebesar 61.850 ton.
"Puncak panen padi terjadi pada Juni, yaitu mencapai 3.510 hektare, sementara puncak panen pada 2020 terjadi pada Agustus yaitu sebesar 4.180 hektare," katanya.
Tiga kabupaten dengan produksi padi tertinggi di Maluku pada 2021 adalah Kabupaten Buru, Maluku Tengah, dan Seram bagian Timur. Sementara tiga kabupaten dengan produksi padi terendah ialah Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku Tenggara, dan Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
Asep mengatakan berdasarkan hasil survei Kerangka Sampel Area (KSA) realisasi panen sepanjang 2021 sebesar 28.320 hektare dan mengalami penurunan sekitar 1,21 persen dibanding 2020 yang mencapai luas 28.670 hektare.
Daerah penghasil yang mengalami peningkatan produksi padi relatif besar, yakni Kabupaten Buru. Produksi padi di Kabupaten Buru pada 2021 mencapai 60.572 ton GKG dan mengalami kenaikan 31,93 persen dibandingkan 2020. Apabila dikonversikan jadi beras, Kabupaten Buru menghasilkan 33.921,25 ton.
Luas panen padi di Buru mencapai 5.364,89 hektare atau naik 1,62 persen dibandingkan 2020.
Menurut dia, penurunan produksi padi yang cukup besar pada 2021 terjadi di beberapa wilayah potensi penghasil padi, terutama di Kabupaten Maluku Tengah yang turun hingga 10.555 ton GKG (20,95 persen). Padahal, di sisi lain luas panen padi di daerah tersebut pada 2021 justru bertambah 260 hektare menjadi 4.602 hektare dibandingkan 2020.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022