Delapan kampung adat di Pulau Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, menggelar ritual adat "Buka Puang Negeri" atau Buka Kampung, sebagai salah satu ritual yang telah dilaksanakan sejak jaman leluhur.
"Tradisi Buka Kampung merupakan sebuah ritual yang dilakukan oleh masyarakat adat di Banda Naira. Budaya ini sudah dilakukan turun temurun," kata Ketua Perkumpulan Banda Neira Muda Isra Pasetya, di Banda Naira, Senin.
Menurutnya, tradisi Buka Kampung memiliki makna untuk memohon izin kepada leluhur ketika akan melakukan upacara adat atau kegiatan yang berskala besar.
Delapan kampung adat yang menggelar ritual buka yakni Kampung Adat Namasawar, Kampung Adat Lonthoir, Salamon, Waer, Pulau Ai, Pulau Hatta, dan dua kampung lainnya yang merupakan tempat masuknya Muhibah Budaya Jalur Rempah yakni Kampung Baru dan Kampung Adat Ratu (Dwi Warna).
Tahun ini, penyelenggaraan ritual buka kampung yang berlangsung 12 Juni hingga 20 Juni 2022 difasilitasi Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Kemendikbud Ristek sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat adat.
Ritual ini juga digelar untuk mendukung misi Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 dengan pelayaran KRI Dewaruci yang diikuti 147 laskar rempah dari 34 provinsi dengan menyinggahi enam titik jalur rempah.
Rangkaian prosesi ritual Buka Kampung dimeriahkan Tarian Cakalele dan Basaleng (menghias) Belang Adat, keduanya memiliki nilai historis tentang peperangan namun kini ditampilkan sebagai tarian dan kegiatan penyambutan.
Baca juga: Muhibah budaya jalur Rempah tiba di Kepulauan Banda, perjalanan jangan sebatas nostalgia
Tari Cakalele dan Belang Adat yang biasanya hanya ditampilkan sebagai bagian dari prosesi ritual buka kampung, juga memberikan makna untuk tetap gigih dalam berjuang dan berkorban untuk bangsa Indonesia.
Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat Sjamsul Hadi menuturkan ritual buka kampung merupakan identitas bagi masyarakat adat Banda.
"Ritual adat ini menjadi penuntun bagi masyarakat Banda dalam menjaga hubungan antara alam, sesama manusia, leluhur dan Tuhannya. Ke depannya semoga generasi muda di Banda dapat terus menjaga dan melestarikan tradisi ini," katanya.
Baca juga: Bangunan SDN 207 di Banda Naira dinilai layak jadi cagar budaya, begini penjelasan Kemdikbudristek
Menurut Sjamsul, tradisi buka kampung juga menjadi salah satu ritual yang masuk dalam rangkaian ruwatan nusantara yang tokohnya akan dihadirkan saat gelaran G20 bidang kebudayaan bulan September 2022.
"Melalui buka kampung kita dituntun untuk membersihkan hati dan menjaga hubungan dengan Tuhan, sesama, dan lingkungan dan niscaya akan membawa kehidupan yang berkelanjutan," ujar Sjamsul.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
"Tradisi Buka Kampung merupakan sebuah ritual yang dilakukan oleh masyarakat adat di Banda Naira. Budaya ini sudah dilakukan turun temurun," kata Ketua Perkumpulan Banda Neira Muda Isra Pasetya, di Banda Naira, Senin.
Menurutnya, tradisi Buka Kampung memiliki makna untuk memohon izin kepada leluhur ketika akan melakukan upacara adat atau kegiatan yang berskala besar.
Delapan kampung adat yang menggelar ritual buka yakni Kampung Adat Namasawar, Kampung Adat Lonthoir, Salamon, Waer, Pulau Ai, Pulau Hatta, dan dua kampung lainnya yang merupakan tempat masuknya Muhibah Budaya Jalur Rempah yakni Kampung Baru dan Kampung Adat Ratu (Dwi Warna).
Tahun ini, penyelenggaraan ritual buka kampung yang berlangsung 12 Juni hingga 20 Juni 2022 difasilitasi Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Kemendikbud Ristek sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat adat.
Ritual ini juga digelar untuk mendukung misi Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 dengan pelayaran KRI Dewaruci yang diikuti 147 laskar rempah dari 34 provinsi dengan menyinggahi enam titik jalur rempah.
Rangkaian prosesi ritual Buka Kampung dimeriahkan Tarian Cakalele dan Basaleng (menghias) Belang Adat, keduanya memiliki nilai historis tentang peperangan namun kini ditampilkan sebagai tarian dan kegiatan penyambutan.
Baca juga: Muhibah budaya jalur Rempah tiba di Kepulauan Banda, perjalanan jangan sebatas nostalgia
Tari Cakalele dan Belang Adat yang biasanya hanya ditampilkan sebagai bagian dari prosesi ritual buka kampung, juga memberikan makna untuk tetap gigih dalam berjuang dan berkorban untuk bangsa Indonesia.
Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat Sjamsul Hadi menuturkan ritual buka kampung merupakan identitas bagi masyarakat adat Banda.
"Ritual adat ini menjadi penuntun bagi masyarakat Banda dalam menjaga hubungan antara alam, sesama manusia, leluhur dan Tuhannya. Ke depannya semoga generasi muda di Banda dapat terus menjaga dan melestarikan tradisi ini," katanya.
Baca juga: Bangunan SDN 207 di Banda Naira dinilai layak jadi cagar budaya, begini penjelasan Kemdikbudristek
Menurut Sjamsul, tradisi buka kampung juga menjadi salah satu ritual yang masuk dalam rangkaian ruwatan nusantara yang tokohnya akan dihadirkan saat gelaran G20 bidang kebudayaan bulan September 2022.
"Melalui buka kampung kita dituntun untuk membersihkan hati dan menjaga hubungan dengan Tuhan, sesama, dan lingkungan dan niscaya akan membawa kehidupan yang berkelanjutan," ujar Sjamsul.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022